Berita Aceh Jaya

Gajah di Aceh Jaya Rusak Sawah dan Kebun, BKSDA Dinilai Lebih Hargai Binatang Dibanding Manusia

Berdasarkan keterangan dari warga di Kecamatan Pasie Raya, Aceh Jaya, hampir setiap malam kawanan gajah liar tersebut masuk kawasan permukiman warga. 

Penulis: Riski Bintang | Editor: Mursal Ismail
Serambinews.com/Riski Bintang Rahmanda   
Kotoran gajah terlihat di kawasan jalan lintas Gampong Buket Keumuneng dengan Gampong Alue Jang, Kecamatan Pasie Raya, Aceh Jaya, Senin (30/12/2024). 

Berdasarkan keterangan dari warga di Kecamatan Pasie Raya, Aceh Jaya, hampir setiap malam kawanan gajah liar tersebut masuk kawasan permukiman warga. 

Laporan Riski Bintang | Aceh Jaya

SERAMBINEWS.COM, CALANG - Konflik gajah dengan manusia di Kecamatan Pasie Raya, Aceh Jaya, makin parah.

Berdasarkan keterangan dari warga di Kecamatan Pasie Raya, Aceh Jaya, hampir setiap malam kawanan gajah liar tersebut masuk kawasan permukiman warga. 

Tidak hanya masuk, kawanan gajah juga merusak puluhan hektare kebun dan sawah.

Warga sangat menyesalkan kondisi ini lantaran menilai tidak mendapatkan respon positif dari Pemerintah Aceh Jaya dan Balai Konservasi Sumber Daya Alam atau BKSDA Aceh.

"Kami sudah sangat jenuh, kami tidak jauh lebih berharga dibandingkan dengan hewan," kata Keuchik Gampong Buket Kemuneng, Syaharman.

Syaharman mengatakan padahal masyarakat di kawasan Gampong Ceurace, Aleu Jang dan Buket Keumuneng saat ini harus selalu dalam kondisi siaga dan waspada.

Baca juga: Pemkab Aceh Singkil Larang  Perayaan Tahun Baru 2025

Serangan gajah liar ini yang turun ke kawasan permukiman tidak hanya terjadi pada malam hari.

Namun, gerombolan satwa yang dilindungi ini juga turun ke kawasan permukiman masyarakat pada sore hari.

"Yang dirusak gajah bukan saja kebun sawit, tapi juga tanaman padi," kata Syaharman. 

Syaharman menilai Pemkab Aceh Jaya dan BKSDA dinilai tutup mata atas persoalan ini. 

Bahkan BKSDA Aceh dinilai lebih sigap dan cepat jika ada gajah mati atau sakit dibandingkan ketika masyarakat menjadi korban.

"Kalau ada gajah mati, respon mereka cepat, jika gajah mati karena manusia, maka sanksinya penjara. 

Tapi kalau manusia mati karena gajah, mereka bungkam dan tutup mata. 

Kami sudah tidak lebih berharga di mata mereka dibandingkan binatang," keluhnya.

Baca juga: Abrasi Krueng Teunom Makin Parah, Puluhan Rumah Terancam Ambruk, Ini Tanggapan PUPR Aceh Jaya

Untuk itu dirinya mengharapkan nurani para pemangku kepentingan untuk dapat merespon permasalahan ini, sehingga manusia dan gajah sama-sama tidak dirugikan. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved