Tafakur

Mengirim Al-Fatihah untuk Orang Meninggal Perlukah Menyebut Nama? Ini Penjelasan Ustadz Abdul Somad

"Ketika seseorang telah meninggal dunia, maka terputuslah amalnya kecuali 3 perkara: shadaqah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak saleh

Penulis: Sri Anggun Oktaviana | Editor: Amirullah
SERAMBI/YUSMANDIN IDRIS
Ustadz Abdul Somad (UAS) usai di masjid Agung Sultan Jeumpa menyampaikan orasi ilmiah acara wisuda mahasiswa strata satu (S1) IAI Almuslim Aceh, Peusangan Bireuen. di Kampus Induk IAI Almuslim, Sabtu (26/08/2023) di Paya Lipah Kecamatan Peusangan, Bireuen. 

SERAMBINEWS.COM- Dalam sebuah ceramah yang disampaikan oleh Ustadz Abdul Somad, Lc., MA., ia membahas tentang bagaimana mengirimkan doa Al-Fatihah untuk orang yang telah meninggal.

Salah satu poin penting yang dijelaskan adalah perbedaan cara mengirimkan doa antara doa anak kepada orang tuanya dengan doa dari orang lain.

Penjelasan ini disampaikan dalam podcast yang dilansir melalui kanal YouTube Tsaqofah TV.

Doa Anak kepada Orang Tua: Tanpa Sebut Nama, Tetap Sampai

Ustadz Abdul Somad mengungkapkan bahwa doa dari anak kepada orang tua memiliki keistimewaan tersendiri.

Jika seorang anak mendoakan orang tuanya, doa tersebut akan sampai tanpa perlu menyebutkan nama orang tuanya.

 "Kalau orang tua kandung, tanpa disebutkan namanya, doa itu sudah sampai secara otomatis," jelasnya.

 Hal ini sejalan dengan hadis Rasulullah SAW yang diriwayatkan dari Abu Hurairah, yang menjelaskan bahwa amal seorang anak yang saleh akan terus mengalir untuk orang tuanya, meskipun orang tua tersebut telah meninggal dunia.

Rasulullah SAW bersabda dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah:

إِذَا مَاتَ ابْنُ آدَمَ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلا مِنْ ثَلاثٍ : صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ ، أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ ، أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ

"Ketika seseorang telah meninggal dunia, maka terputuslah amalnya kecuali 3 perkara: shadaqah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak saleh yang berdoa baginya."


Ustadz Abdul Somad juga menambahkan bahwa meskipun amal-amalnya sudah terputus setelah meninggal, doa yang dipanjatkan oleh anak-anaknya tetap mengalir sebagai amal yang tidak pernah terputus.

"Amal saya tetap nyambung melalui anak saya, karena anak saya itu amal saya," tuturnya.

 Doa anak untuk orang tuanya sudah dianggap langsung sampai, tanpa perlu penyebutan nama yang terperinci seperti "bin" atau "binti".

Ini menunjukkan kedekatan yang luar biasa antara orang tua dan anak.

Doa dari Orang Lain: Harus Menyebutkan Nama

Berbeda halnya dengan doa dari orang lain. Ketika seseorang ingin mendoakan orang yang sudah meninggal, misalnya dengan mengirimkan doa Al-Fatihah, maka orang tersebut perlu menyebutkan nama lengkap orang yang meninggal.

Ustadz Abdul Somad memberikan contoh, jika seseorang ingin mendoakan almarhum, mereka harus menyebutkan nama lengkapnya, seperti "Almarhum Abdul Somad bin Bachtiar."

"Beda sama orang lain, kalau bapak mau kirim Fatihah untuk saya, harus sebutkan untuk Almarhum Abdul Somad bin Bachtiar Al-Fatihah," jelas Ustadz Abdul Somad.

Ia menekankan bahwa meskipun doa itu dikirimkan untuk orang lain, harus ada penyebutan nama lengkap agar doa tersebut dapat sampai kepada almarhum.

Doa anak untuk orang tuanya memiliki keistimewaan yang luar biasa, karena doa tersebut sampai tanpa perlu menyebutkan nama.

 Ini karena ikatan yang sangat erat antara orang tua dan anak. Sebaliknya, doa dari orang lain untuk orang yang sudah meninggal, seperti mengirimkan doa Al-Fatihah, membutuhkan penyebutan nama lengkap agar doa tersebut sampai.

Ustadz Abdul Somad mengingatkan bahwa amal yang dilakukan oleh anak-anak yang saleh untuk orang tuanya tetap menjadi amal yang tidak pernah terputus.

Ini menjadi pengingat bagi kita semua bahwa doa adalah salah satu cara terbaik untuk menghubungkan kita dengan orang-orang yang telah meninggal, terutama orang tua kita, meskipun mereka telah pergi dari dunia ini.

 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved