Breaking News

Berita Banda Aceh

Harga TBS Sawit di Aceh Cenderung Turun di Awal Tahun 2025

“Harga cenderung turun, karena harga tender CPO juga menurun sejak beberapa hari sebelum akhir tahun 2024 lalu,” kata Wasekjen Bidang Organinasi...

|
Penulis: Rianza Alfandi | Editor: Nurul Hayati
SERAMBINEWS.COM/ RIANZA ALFANDI
Wasekjen Bidang Organinasi Keanggotaan Hukum dan Advokasi DPP Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo), Fadhli Ali. 

“Harga cenderung turun, karena harga tender CPO juga menurun sejak beberapa hari sebelum akhir tahun 2024 lalu,” kata Wasekjen Bidang Organinasi Keanggotaan Hukum dan Advokasi DPP Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) Fadhli Ali, kepada Serambinews.com, Rabu (8/1/2024). 

Laporan Rianza Alfandi | Banda Aceh 

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH – Harga Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit di Aceh mengalami penurunan di awal tahun 2025.

Hal itu disebabkan oleh harga tender minyak mentah sawit atau crude palm oil (CPO) yang juga mengalami penurunan sejak Desember 2024.

“Harga cenderung turun, karena harga tender CPO juga menurun sejak beberapa hari sebelum akhir tahun 2024 lalu,” kata Wasekjen Bidang Organinasi Keanggotaan Hukum dan Advokasi DPP Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) Fadhli Ali, kepada Serambinews.com, Rabu (8/1/2024). 

Fadhli mengungkap, pada pekan ketiga bulan Dedember 2024 tren harga CPO dan TBS masih cukup tinggi.

Namun, pada minggu terakhir tahun 2024 CPO secara fluktuatif mengalami penurunan. 

“Sehingga penurunan tren CPO tersebut berdampak langsung terhadap harga TBS di tingkat petani di Aceh,” ujarnya.

Baca juga: Di Aceh Singkil, Ratusan Istri Gugat Cerai Suami, Ternyata Banyak Gara-gara Masalah Ini

Diketahui, pada pekan ketiga Desember 2024 harga TBS di Aceh masih berkisar Rp2.800-Rp3.080 per kilogram.

Namun, semenjak pekan terakhir Desember 2024 hingga awal Januari 2025 harganya turun menjadi sekitar Rp2.600-Rp2.800 per kilogram. 

Menurut pencermatannya, Fadhli menyebut peningkatan tender CPO di minggu ketiga Desember 2024 disebabkan karena adanya peningkatan permintaan global terutama dari India, Eropa, dan Amerika Utara, yang tidak diimbangi dengan peningkatan produksi global. 

Baca juga: Ini Harga TBS Kelapa Sawit Tingkat PKS dan Ram di Aceh Selatan pada Selasa 7 Januari 2025

“Selain itu juga terjadi penurunan produksi grobal, kalau istilah petani di tempat kita masih musim trek (sawit kekurangan buah). Hal ini berdampak pada pasokan CPO yang lebih terbatas,” jelasnya. 

Kemudian, kata Fadhli, saat itu ekspor CPO dari negara Thailand juga sedang dibatasi. Hal ini berakibat pada berkurangnya pasokan CPO di pasar internasional.

Namun, menurut dia, faktor-faktor yang berpengaruh positif terhadap harga CPO itu berubah. Sehingga menyebab harga CPO menurun.

Oleh karena itu, Fadhli menilai kebijakan pemerintah untuk meningkatkan penggunaan CPO di dalam negeri merupakan langkah yang tepat.

“Supaya pengaruh eksternal seperti harga dan produksi minyak bunga matahari, kanola, kedelai, dan lainnya tidak terlalu berpengaruh terhadap harga tender CPO dan harga TBS di Indonesia,” pungkasnya. (*)

Baca juga: Perkebunan Sawit dan Hutan dalam Perspektif Hidrologi: Menakar Limpasan dan Risiko Banjir

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved