KUPI BEUNGOH
Rukun Iman Sebagai Jembatan Kehidupan
Hal ini dikarenakan ia dapat menuangkan semua rasa gelisahnya dihadapan tuhan-Nya dengan berdoa, shalat, dan juga membaca Al qur’an .
Ini adalah bukti bahwa Pendidikan harus memandang secara luas dan seksama akan keagungan dan kebesaran Allah SWT.
Dalam kehidupan ini sangat banyak manusia yang menyombongkan harta kekayaan, pangkat yang tinggi, dan keturunan yang banyak.
Padahal Allah telah melarang ummat manusia berjalan dimuka bumi dengan kesombongan.
Sebagai contoh ada beberapa kejadian yang melibatkan rakyat biasa dengan oknum oknum pemerintahan yang dengan sombongnya merendahkan orang lain dan berbuat semena mena dengan mengandalkan harta dan pangkat tingginya itu.
Penindasaan kerap terjadi di negri ini dikarenakan hukum yang hanya dapat dibeli (dimenangkan) oleh dia yang memiliki banyak uang, dan tinggi pangkatnya.
Tanpa mereka sadari mereka bisa memiliki semua harta itu melalui pajak yang dibayar oleh rakyat kecil.
Seperti itulah gambaran manusia yang telah dibutakan hatinya oleh syaitan dan hawa nafsu yang membelenggunya sehingga ia tidak akan merasa puas dan tak akan merasa bersalah atas apa yang telah dia perbuat terhadap rakyat kecil selama ini.
Angan angan kosong sudah tak tabu lagi diikalangan remaja sekarang, dimana semuanya mereka ingin dapatkan secaara instan tanpa proses yang nyata.
Sebagai contoh, berapa banyak remaja di Aceh sekarang yang tergoda akan angan angan kosong daripada judi online, investasi bodong,, dan pinjaman online.
Semua itu mereka lakukan demi mendapatkan uang secara instan tanpa memikirkan apa hukum dari semua itu dan dampak kedepannya bagi dirinya.
Beginilah kondisi remaja kita yang minim ilmu agama namun kaya akan angan angan kosong duniawi.
Dalam hal ini sudah jelas bahwa tak ada untungnya bagi manusia yang berputus asa, sebab semua telah ditakdirkan oleh Allah SWT, tugas manusia hanyalah tetap berusaha dan yakin bahwa pertolongan Allah itu nyata.
Allah tak akan membebani manusia melainkan sesuai kesanggupanya, kuncinya ialah kita tetap harus selalu menjalankan tugas kita sebagai hambaNya dengan beribadah kepadaNya dan selalu berbuat baik kepada siapapun dimanapun dan kapanpun.
Sebab, Ketika kita jahat terhadap seseorang meski perbuatan tersebut baru saja terniat di lubuk hati manusia, Allah akan membalasnya dengan kejahatan juga disaat itu juga.
Namun, jika kita telah berbuat baik namun kita masi selalu merasa kurang, itu berkmana kita tidak bersyukur kepada Allah yang tlah memberikan kita sehat dan tetap hidup untuk mengerjakan segala perkerjaan duniawi.
Tanpa Badan Khusus, Perpanjangan Otsus Aceh Hanya Buang-Buang Dana |
![]() |
---|
Dilema Makan Bergizi Gratis |
![]() |
---|
Dari APBD ke Pasar Modal: Mengapa Pemerintah Daerah Harus Berani Menerbitkan Obligasi/Sukuk Daerah |
![]() |
---|
Serakahnomic: Teori Ditolak, Praktek Menjamur? |
![]() |
---|
Prof Siddiq Armia: Alumni Dayah Darussa’adah Aceh yang Masuk Top 2 Persen Scientist Worldwide 2025 |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.