KUPI BEUNGOH

Rukun Iman Sebagai Jembatan Kehidupan

Hal ini dikarenakan ia dapat menuangkan semua rasa gelisahnya dihadapan tuhan-Nya dengan berdoa, shalat, dan juga membaca Al qur’an .

Editor: Agus Ramadhan
FOR SERAMBINEWS.COM
Muhammad Alief Al Mukhlisin SPd, Mahasiswa Program Magister Prodi S2 Pendidikan Islam Pascasarjana Universitas Islam Negeri Ar-Raniry, Banda Aceh 

Ini adalah bukti bahwa Pendidikan harus memandang secara luas dan seksama akan keagungan dan  kebesaran Allah SWT.

Dalam kehidupan ini sangat banyak manusia yang menyombongkan harta kekayaan, pangkat  yang tinggi, dan keturunan yang banyak.

Padahal Allah telah melarang ummat manusia berjalan dimuka bumi dengan kesombongan.

Sebagai contoh ada beberapa kejadian yang melibatkan rakyat biasa dengan oknum oknum  pemerintahan  yang dengan sombongnya merendahkan orang lain dan berbuat semena mena dengan mengandalkan  harta dan pangkat tingginya itu.

Penindasaan kerap terjadi di negri ini dikarenakan hukum yang hanya dapat dibeli (dimenangkan) oleh dia yang memiliki banyak uang, dan tinggi pangkatnya. 

Tanpa mereka sadari mereka bisa memiliki semua  harta itu melalui pajak yang dibayar oleh  rakyat kecil.  

Seperti itulah gambaran manusia yang telah dibutakan hatinya oleh syaitan dan hawa nafsu yang membelenggunya sehingga ia tidak akan merasa puas dan tak akan merasa bersalah atas apa yang telah dia perbuat terhadap rakyat kecil selama ini.

Angan angan kosong sudah tak tabu lagi diikalangan remaja sekarang, dimana semuanya mereka  ingin dapatkan secaara instan tanpa proses yang nyata.

Sebagai contoh, berapa banyak remaja di Aceh sekarang yang tergoda akan angan angan kosong daripada judi online, investasi bodong,, dan pinjaman online.

Semua itu mereka lakukan demi mendapatkan uang secara  instan tanpa memikirkan apa hukum  dari semua itu dan dampak kedepannya bagi dirinya.

Beginilah kondisi remaja kita yang minim ilmu agama namun kaya akan angan  angan kosong duniawi.

Dalam hal ini sudah jelas bahwa tak ada untungnya  bagi manusia yang  berputus asa, sebab semua telah ditakdirkan oleh Allah SWT, tugas manusia hanyalah tetap berusaha dan yakin bahwa pertolongan Allah itu nyata.

Allah tak akan membebani manusia melainkan  sesuai kesanggupanya, kuncinya ialah kita tetap harus selalu menjalankan tugas kita sebagai hambaNya dengan beribadah  kepadaNya dan selalu berbuat baik kepada siapapun dimanapun dan kapanpun. 

Sebab, Ketika kita jahat terhadap seseorang  meski perbuatan tersebut baru saja  terniat di lubuk hati manusia, Allah akan membalasnya dengan kejahatan juga disaat itu juga.

Namun, jika kita telah berbuat baik namun kita masi selalu merasa kurang, itu berkmana kita tidak bersyukur kepada Allah yang tlah memberikan kita sehat dan  tetap hidup untuk mengerjakan segala perkerjaan duniawi.

Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved