Upaya ISIS Bombardir Makam Sayyida Zainab Berhasil Digagalkan Suriah, 4 Orang Ditangkap

"Operasi tersebut berhasil menangkap sejumlah orang yang terlibat dalam rencana kriminal besar yang menyasar warga Suriah," lanjutnya.

Editor: Faisal Zamzami
Facebook/Kementerian Dalam Negeri Suriah
Kementerian Dalam Negeri Suriah merilis foto penangkapan orang-orang yang terafiliasi dengan ISIS setelah intelijen dan pasukan keamanan Suriah berhasil menggagalkan upaya pengeboman di makam Sayyida Zeinab pada Sabtu (11/1/2025). 

Menurut laporan media lokal Qatar, sejumlah ledakan terdengar di sekitar gudang senjata dan pusat penelitian milik pasukan Suriah di Distrik Kafr Sousa, Damaskus.

Rami Abdel Rahman, yang mengepalai Syrian Observatory for Human Rights, mengonfirmasi bahwa serangan tersebut menyasar depot senjata dan posisi-posisi yang dikuasai rezim Assad serta kelompok yang didukung Iran di Provinsi Deir Ezzor.

Banyak pihak berspekulasi bahwa serangan ini merupakan kesempatan bagi Israel untuk mengambil alih wilayah Suriah, terutama jika kekuasaan rezim Assad runtuh.

Peta Provokatif Diterbitkan Israel
Di tengah meningkatnya ketegangan, Israel juga menerbitkan peta provokatif yang mengeklaim wilayah Palestina, Yordania, Lebanon, dan Suriah sebagai bagian dari Israel.

Peta ini dipublikasikan oleh akun berbahasa Arab Kementerian Luar Negeri Israel pada 6 Januari 2025.

Dalam captionnya, mereka menyebutkan bahwa Kerajaan Israel telah berdiri sejak 3.000 tahun yang lalu.

Bagaimana Reaksi Dunia terhadap Peta Ini?
Tindakan tersebut memicu kecaman dari banyak pihak, termasuk Hamas, yang menggambarkan peta itu sebagai bukti lebih lanjut dari sifat kolonial Israel.

Negara-negara Arab juga secara tegas mengecam penerbitan peta ini dan menyerukan kepada masyarakat internasional untuk mengekang ambisi ekspansionis Israel.

Rencana Israel untuk memecah Suriah menjadi beberapa provinsi bukan hanya mencerminkan kepentingan nasionalnya, tetapi juga menyoroti dinamika kompleks yang terjadi di Timur Tengah.

Meskipun Israel berupaya untuk mempertahankan keamanan dan hak-hak kelompok etnis di Suriah, langkah ini berpotensi memicu lebih banyak konflik dan ketegangan di kawasan yang sudah rapuh.

Seiring dengan respons internasional yang muncul, masa depan Suriah tetap dipenuhi ketidakpastian.

Baca juga: Begini Niat Puasa Nisfu Syaban Akhir Pekan Ini, Berikut Lafaznya

Baca juga: Fakta Rekonstruksi Penembakan Bos Rental Mobil: 36 Adegan Diperagakan, Tak Ada Pengeroyokan

Baca juga: Ukraina Tangkap Dua Tentara Korea Utara yang Berperang untuk Rusia, Zelensky Ungkap Kondisinya

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved