Berita Aceh Timur

Penjagaan di Kamp Rohingya Aceh Timur Cukup Ketat, Dikawal Siang Malam, Mengapa Imigran Bisa Kabur?

Marwan, seorang warga setempat menjelaskan, bahwa penjagaan malam hari melibatkan enam orang, terdiri atas tiga petugas keamanan dan tiga warga. 

Penulis: Maulidi Alfata | Editor: Saifullah
SERAMBINEWS.COM/ MAULIDI ALFATA
Kamp pengungsian sementara imigran Rohingya di Gampong Seuneubok Rawang, Kecamatan Peureulak Timur, Aceh Timur, Senin (20/1/2025). 

Laporan Maulidi Alfata | Aceh Timur

SERAMBINEWS.COM, IDI – Kamp pengungsian sementara bagi imigran Rohingya di Gampong Seuneubok Rawang, Kecamatan Peureulak Timur, Aceh Timur dijaga ketat setiap hari dengan prosedur pengamanan yang melibatkan empat hingga enam petugas. 

Namun, fenomena kaburnya para pengungsi asal Myanmar itu tetap berlanjut. Apa yang sebenarnya terjadi?

Marwan, seorang warga setempat menjelaskan, bahwa penjagaan malam hari melibatkan enam orang, terdiri atas tiga petugas keamanan dan tiga warga. 

Sementara itu, pada siang hari, ada empat penjaga, dua di antaranya petugas keamanan, dan dua lainnya berasal dari masyarakat setempat.

"Kalau siang ada empat penjaga, malam hari ada enam penjaga," ungkap Marwan saat ditemui oleh Serambinews.com.

Namun, meskipun dengan pengawasan yang dianggap ketat, kabar mengenai kaburnya para pengungsi terus ada.

Dalam sepekan terakhir, sebanyak 20 pengungsi Rohingya dilaporkan meninggalkan kamp, menyisakan 379 orang dari jumlah awal sebanyak 399 pengungsi. 

Dari total tersebut, tercatat 180 laki-laki dan 199 perempuan.

UNHCR bungkam

Hingga kini, belum ada jawaban pasti terkait alasan para pengungsi melarikan diri dan bagaimana bisa mereka melarikan diri. 

Pihak UNHCR di wilayah Aceh Timur saat dimintai keterangan menyatakan, bahwa mereka tidak memiliki wewenang untuk menjawab secara langsung.

"Kalau untuk wawancara biasanya kita refer ke ‘PR’ di Jakarta. Protokolnya seperti itu. Yang di Jakarta juga mengerti kondisi di lapangan karena staf lapangan selalu update ke Jakarta," ujar Ari Nainggolan dari UNHCR wilayah Aceh Timur.

Sementara itu, absennya langkah konkret dari pihak terkait menimbulkan keresahan di kalangan warga sekitar. 

Fenomena ini juga memunculkan pertanyaan mendalam mengapa bisa imigran Rohingya melarikan diri dan siapa yang membantu mereka kabur?

Pasalnya, para imigran tidak tahu letak geografis Kabupaten Aceh Timur

Hingga kini, misteri ini masih menunggu jawaban. 

Keberadaan para pengungsi yang melarikan diri pun belum diketahui dengan pasti. 

Kasus ini menjadi tantangan besar bagi semua pihak untuk mengevaluasi pengelolaan kamp dan mencari solusi yang lebih baik bagi para pengungsi Rohingya.(*) 

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved