Berita Pidie

Pergerakan Tanah di Pegunungan Seulawah Kian Parah, Badan Jalan Nasional Amblas & Sulit Dilintasi

Untuk kendaraan seperti mobil jenis sedan, Jazz, Brio, atau jenis lain, sering nyangkut saat melintas di jalan nasional yang rusak tersebut. 

Penulis: Muhammad Nazar | Editor: Saifullah
Serambi Indonesia
Belasan kendaraan terjebak kemacetan di Jalan Nasional Banda Aceh-Medan di kaki Pegunungan Seulawah, tepatnya pada kilometer (Km) 81, kawasan Gampong Simpang Beutong, Kecamatan Muara Tiga (Laweung), Pidie, Senin (27/1/2025). 

Laporan Muhammad Nazar I Pidie

SERAMBINEWS.COM, SIGLI - Pergerakan tanah melorot ke bawah di Jalan Banda Aceh-Medan di kaki Pegunungan Seulawah, tepatnya pada kilometer (Km) 81, di Gampong Simpang Beutong, Kecamatan Muara Tiga (Laweung), Pidie, Senin (27/1/2025), kian parah. 

Saat ini, kendaraan roda empat dari dua arah susah payah melintasi jalan negara tersebut. 

Sebab, tanah penahan badan jalan yang rusak tersebut terus turun ke bawah. 

Pantauan Serambinews.com, Senin (27/1/2025), sore, pada titik jalan nasional yang rusak parah di kaki Pegunungan Seulawah, sering terjadi kemacetan hampir 500 meter.

Kemacetan itu dari arah Sigli, Kabupaten Pidie, mengingat dari arah Sigli kendaraan susah melintas setelah tanah turun ke bawah. 

Sehingga kendaraan harus menaiki aspal dengan posisi jalan mendaki, dengan melewati tikungan patah. 

Sementara kendaraan dari Banda Aceh mudah melintas jalan rusak, dengan melewati tikungan patah yang posisi jalan menurun.

Pada masa libur panjang Israk Mikraj dan Imlek kali ini, jumlah kendaraan meningkat, baik dari arah Medan maupun arah Banda Aceh. 

Sehingga rawan terjadinya lakalantas di badan jalan rusak tersebut. 

Sebab, kendaraan dari arah Medan sering mogok saat melewati jalan rusak dengan posisi jalan mendaki, terutama truk interkuler.

Seperti yang terjadi pada Minggu (26/1/2025), malam, satu truk interkuler terperosok di jalan rusak tersebut, akibat gagal mendaki. 

Sehingga di jalan rusak itu perlu adanya petugas untuk menertibkan kendaraan agar sopir tidak ugal-ugalan membawa kendaraan. 

Karena, saat ini volume kendaraan meningkat seiring libur. 

Sehingga banyak warga bersama keluarga yang melakukan tamasya atau pergi jalan-jalan. 

Untuk kendaraan seperti mobil jenis sedan, Jazz, Brio, atau jenis lain, sering nyangkut saat melintas di jalan nasional yang rusak tersebut. 

Muhammad (51), warga Kabupaten Pidie kepada Serambinews.com, Senin (27/1/2025), mengatakan, mobil miliknya sempat terjebak dalam kemacetan di jalan rusak di Km 81, kawasan Kecamatan Muara Tiga. 

"Saat itu, saya bersama keluarga hendak ke Banda Aceh, dan sempat terjebak dalam kemacetan,” bebernya. 

“Tapi, saya tidak lama terjebak dalam kemacetan, karena kebetulan masih pagi, di mana kendaraan belum banyak," ucap Muhammad di Sigli.

Dikatakan dia, Badan Pelaksana Jalan Nasional atau BPJN Aceh harus segera memperbaiki jalan rusak di kaki Pegunungan Seulawah.

Sebab, kerusakan jalan tersebut kian parah karena tanah penahan badan jalan terus turun ke bawah. 

Melorotnya tanah itu akibat tiap hari jalan rusak itu dilintasi kendaraan berbobot berat, terutama kendaraan berbadan besar seperti interkuler dan bus. 

"Saya rasa BPJN harus menangani lebih cepat guna memperbaiki jalan nasional yang rusak. Sebab, kerusakan jalan itu sudah hampir lama," jelasnya.(*)

 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved