Berita Banda Aceh

Boat Kejar-kejaran di Kegelapan Malam, 2 Warga Aceh Ditembak di Malaysia

dua warga Aceh juga menjadi korban penembakan oleh Agensi Penguatkuasaan Maritim Malaysia (APMM) di perairan Tanjung Rhu, Selangor, Malaysia, Jumat (2

|
Editor: mufti
for Serambinews
Anggota DPD RI asal Aceh, H. Sudirman Haji Uma, S.Sos mengecam tindakan penembakan yang dilakukan oleh Agensi Penguatkuasaan Maritim Malaysia (APMM) terhadap sejumlah Warga Negara Indonesia (WNI) di perairan Tanjung Rhu, Selangor, Jumat (24/1/2025). 

Saya konfirmasi ke saksi korban berulang kali dan menurut pengakuannya tidak ada perlawanan sama sekali. Menurutnya, mereka bisa melawan dengan apa sebagai sipil dan tanpa alat. Sudirman Haji Uma, Anggota DPD RI

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Insiden penembakan di perairan Malaysia kembali menelan korban sejumlah warga negara Indonesia. Dalam peristiwa itu, dua warga Aceh juga menjadi korban penembakan oleh Agensi Penguatkuasaan Maritim Malaysia (APMM) di perairan Tanjung Rhu, Selangor, Malaysia, Jumat (24/1/2025) sekitar pukul 03.00 waktu setempat. 

Keduanya yakni Andry Ramadhana (30) warga asal Gampong Keude Pante Raja, Kecamatan Pante Raja, Kabupaten Pidie, yang mengalami luka tembak di lengan. Kemudian Muhammad Hanafiah (40) warga Gampong Alue Bugeng, Kecamatan Peureulak Timur,  Aceh Timur, yang tertembak dibagian paha. Muhammad Hanafiah kini masih menjalani perawatan di rumah sakit di Malaysia. Sementara Andry Ramadhana menjalani pengobatan secara terpisah di sebuah klinik di kawasan itu. Sedangkan korban meninggal dunia bernama Basri, warga Rokan Hulu Riau, yang berperan sebagai Anak Buah Kapal (ABK). Jenazahnya akan segera dipulangkan ke Tanah Air. 

Sudirman Haji Uma, S.Sos, Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Republik Indonesia Dapil Aceh, mengatakan, insiden penembakan tersebut terjadi saat para Pekerja Migran Indonesia (PMI)  yang berjumlah 26 orang, termasuk 2 warga Aceh hendak keluar dari Malaysia secara ilegal menggunakan boat. Namun boat yang ditumpangi oleh 26 WNI tersebut terdeteksi oleh petugas di kapal patroli APMM. Kemudian terjadilah kejar-kejaran dan salib menyalib. Hingga selanjutnya petugas maritim Malaysia itu melepas tembakan membabi buta ke arah boat WNI yang berjarak antara 20 meter hingga 25 meter di tengah kegelapan gelap. 

Menurut pernyataan Kepolisian Malaysia,  penembakan terjadi karena adanya perlawanan oleh WNI. Namun, tudingan ini dibantah oleh saksi korban yang selamat seperti disampaikannya kepada Haji Uma. "Saya konfirmasi ke saksi korban berulang kali dan menurut pengakuannya tidak ada perlawanan sama sekali. Menurutnya, mereka bisa melawan dengan apa sebagai sipil dan tanpa alat," ujar Haji Uma, Minggu (26/1/2025).

Haji Uma menambahkan bahwa boat yang ditumpangi para WNI berhasil melarikan diri usai penembakan. Selanjutnya merapat di kawasan hutan bakau daerah Banting yang masih di kawasan Selangor Malaysia. Setelah itu para korban kemudian dibawa ke rumah sakit Serdang Selangor Malaysia oleh Tekong.  Terkait kasus ini, pemerintah Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri telah melakukan upaya diplomatik agar kasus ini dilakukan pengusutan oleh pemerintah Malaysia

Untuk itu, Haji Uma menyebut jika dirinya telah berkomunikasi dengan Direktur Perlindungan Warga Negara Indonesia/Badan Hukum Indonesia (PWNI/BHI) Kementerian Luar Negeri, Yudha Nugraha.

Ia mendapat informasi bahwa kasus ini akan diupayakan penyelesaiannya secara hukum melalui pendekatan diplomatik. 

"Saya telah berkomunikasi dengan Pak Judha Nugraha Direktur Perlindungan WNI dan Bantuan Hukum Indonesia Kemenlu. Kasus ini akan didorong melalui upaya diplomatik agar diusut tuntas oleh otoritas pemerintah Malaysia dan diselesaikan secara hukum yang berlaku," tutur Haji Uma.(adi)

 

Warga Aceh yang Tertembak

- Andry Ramadhana (30), warga asal Gampong Keude Pante Raja, Kecamatan Pante Raja, Pidie

- Muhammad Hanafiah (40), warga Gampong Alue Bugeng, Kecamatan Peureulak Timur,  Aceh Timur 

 

Menlu RI mendorong investigasi menyeluruh terhadap insiden penembakan yang dilakukan oleh APMM, termasuk dugaan adanya penggunaan kekerasan yang berlebihan. Sugiono, Menteri Luar Negeri RI

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved