Breaking News

Internasional

Tok! The Fed Pertahankan Suku Bunga, Powell Tegaskan Tak Terburu-Buru Pangkas Lagi

Ketua Federal Reserve, Jerome Powell, dalam konferensi pers setelah pertemuan tersebut, mengungkapkan bahwa mereka tidak terburu-buru untuk menurunkan

Penulis: Sri Anggun Oktaviana | Editor: Amirullah
(GETTY IMAGES NORTH AMERICA/GETTY IMAGES VIA AFP/DREW ANGERER VIA Kompas.com )
Gubernur Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) berbicara dalam konferensi pers yang menahan suku bunga acuan setelah pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) di kantor pusat Federal Reserve pada Rabu (14/6/2023) waktu setempat, di Washington, DC, Amerika Serikat. 

Meskipun ada perdebatan internal di The Fed mengenai seberapa besar penurunan suku bunga yang akan dilakukan di masa depan, Powell dan para pejabat lainnya lebih memilih untuk berhati-hati.

 Beberapa analis memperkirakan bahwa The Fed mungkin akan menurunkan suku bunga dua kali pada tahun 2025, dengan masing-masing penurunan sekitar seperempat poin persentase, tetapi ini akan sangat bergantung pada data inflasi dan kondisi ekonomi yang lebih lanjut.

Komentar Powell juga menanggapi situasi politik yang mempengaruhi kebijakan ekonomi.

Setelah Presiden Trump kembali berkuasa, ia mengkritik kebijakan moneter The Fed yang dianggap terlalu fokus pada masalah sosial seperti Keanekaragaman, Kesetaraan, dan Inklusi (DEI), serta isu-isu terkait energi hijau dan perubahan iklim.

 Meskipun Trump tidak secara langsung meminta pemotongan suku bunga, ia mengaitkan lonjakan inflasi pada tahun 2021 dengan kebijakan yang dianggapnya tidak tepat sasaran.

Powell memilih untuk tidak merespons langsung pernyataan tersebut, dan kembali menekankan bahwa kebijakan moneter yang diterapkan oleh The Fed didasarkan pada perkembangan ekonomi dan tujuan utama mereka, yaitu menjaga tingkat pengangguran yang rendah sambil menurunkan inflasi menuju target 2 persen yang sudah ditetapkan.

Sementara itu, pasar finansial merespon keputusan ini dengan agak hati-hati. Kontrak berjangka suku bunga jangka pendek menunjukkan bahwa investor mengharapkan The Fed untuk menunda pemotongan suku bunga lebih lanjut hingga sekitar bulan Juni 2025, yang memberi indikasi bahwa pasar melihat kebijakan suku bunga tetap selama beberapa bulan ke depan.

Indeks saham AS ditutup sedikit lebih rendah, namun tidak mengalami penurunan yang tajam.

Imbal hasil obligasi AS juga tidak banyak berubah, dan dolar AS tetap stabil terhadap mata uang lainnya.

Meskipun The Fed telah mengurangi suku bunga sebanyak tiga kali pada akhir tahun 2024 untuk merespon inflasi yang tinggi dan ketegangan ekonomi, Powell menekankan bahwa mereka belum merasa perlu untuk melakukan pemangkasan lebih lanjut dalam waktu dekat.

Ia menjelaskan bahwa kebijakan moneter saat ini sudah cukup "terukur" dan "diposisikan dengan baik" untuk menghadapi tantangan yang ada.

Mengurangi pengetatan kebijakan terlalu cepat bisa menyebabkan ketidakseimbangan ekonomi yang lebih besar, yang pada akhirnya justru bisa memperburuk masalah inflasi.

Sebagai tambahan, analis ekonomi menilai bahwa pernyataan Powell dan keputusan The Fed untuk mempertahankan suku bunga pada level saat ini menunjukkan bahwa mereka akan lebih fokus pada data inflasi yang terus berkembang, sambil tetap berhati-hati agar tidak mengganggu kestabilan ekonomi.

Brian Jacobsen, kepala ekonom di Annex Wealth Management, menyebutkan bahwa keputusan tersebut bisa diartikan sebagai sikap yang agak "agresif" dari The Fed, karena kebijakan suku bunga yang lebih tinggi dapat mempengaruhi ekonomi yang sudah berada dalam kondisi inflasi tinggi dan tingkat pengangguran yang rendah.

Secara keseluruhan, langkah The Fed untuk mempertahankan suku bunga dan menunggu lebih banyak data sebelum mengambil keputusan lebih lanjut menunjukkan bahwa mereka tetap menjaga kehati-hatian dalam merespon situasi ekonomi yang terus berubah.

Kebijakan moneter saat ini tampaknya berfokus pada menjaga stabilitas inflasi dan mendukung pasar tenaga kerja yang sehat, dengan tetap memperhatikan risiko-risiko eksternal yang dapat mengganggu perekonomian AS.

Baca juga: Goldman Sachs Sarankan Beli Emas Sekarang, The Fed Prediksi Turunkan Suku Bunga di 2025

(Serambinews.com/Sri Anggun Oktaviana)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved