Breaking News

Kajian Islam

Buya Yahya Ingatkan Dua Kata Ini Tak Boleh Diucap Suami pada Istrinya, Termasuk Saat Marah

Dai Kondang Tanah Air, Buya Yahya, mengingatkan ada dua kata yang sebaiknya tidak diucapkan suami.

Editor: Mursal Ismail
YOUTUBE/AL-BAHJAH TV
BUYA YAHYA - Dai Kondang Tanah Air, Buya Yahya, mengingatkan ada dua kata yang sebaiknya tidak diucapkan suami kepada istrinya, terutama saat marah (YOUTUBE/AL-BAHJAH TV) 

Dai Kondang Tanah Air, Buya Yahya, mengingatkan ada dua kata yang sebaiknya tidak diucapkan suami.

SERAMBINEWS.COM - Dalam rumah tangga, konflik tidak bisa dihindari, tetapi suami harus berhati-hati dalam memilih kata-kata terhadap istrinya, terutama saat marah.

Dai Kondang Tanah Air, Buya Yahya, mengingatkan ada dua kata yang sebaiknya tidak diucapkan suami kepada istrinya, terutama saat marah yaitu "cerai" dan kata-kata caci maki.

Mengucapkan kata cerai dalam kemarahan dapat berdampak fatal, sementara mencaci istri menunjukkan kelemahan seorang suami.

Sebagai gantinya, suami dianjurkan untuk berdoa dan mengendalikan emosi.

Jika perceraian tak terhindarkan, sebaiknya dilakukan dengan cara yang baik dan tetap mengajarkan anak untuk menghormati kedua orang tua agar tidak mengalami dampak psikologis negatif.

Buya Yahya menyampaikan hal ini dalam video dakwahnya yang tayang dalam kanal YouTube Al-Bahjah TV beberapa waktu lalu.

Baca juga: Jangan Sembarangan Minum Obat Penunda Haid saat Ramadhan, Ini Pandangan Islam Menurut Buya Yahya

Dalam video tersebut, Buya Yahya mengatakan setidaknya ada dua kata yang tidak boleh diucapkan suami saat marah kepada istrinya.

Dua kata tersebut adalah kalimat cerai dan mencaci sang istri.

"Hindari dalam amarah, pertama kalimat cerai, yang kedua, kalimat caci," ucap Buya.

Dalam kondisi marah, usahakan sebisa mungkin seorang suami agar tidak mudah mengucapkan kata cerai kepada istri.

"Wahai saudarau, para bapak, para suami tercinta , jangan gampang main cerai, kok seperti tidak ada kata-kata lain?," sambung Buya.

Saran Buya, saat Anda seorang suami sedang marah, gantilah kalimat caci maki dengan panjatan doa dan harapan, dan jangan pernah mengucapkan kalimat cerai saat dalam keadaan marah.

Baca juga: Panduan Taaruf Sesuai Ajaran Rasulullah, Berikut Penjelasan Ustadz Abdul Somad dan Buya Yahya

"Jadi mau semarah apapun 'Ya Allah, ampuni saya ya Allah,' kalaupun Anda marah betul, dia semoga Allah beri petunjuk kepada dia semoga begitu saja, jangan kalimat cerai," imbuh Buya.

Lebih lanjut kata Buya, adapun ciri-ciri lelaki lemah adalah seorang suami yang mudah mengucapkan kata cerai dan melakukan kekerasan saat ia dalam keadaan marah kepada istrinya.

"Laki-laki lemah adalah kalau ingin menundukkan istrinya dia harus dengan kekerasan atau dengan kata cerai," pungkas Buya Yahya

Nasihat untuk Pasangan yang Ingin Bercerai, Buya Yahya: Cerailah dengan Cara yang Baik dalam Islam

Buya Yahya memberi nasihat agar bercerai dengan cara yang baik dalam Islam jika merasa sudah tidak cocok lagi dengan pasangan.

Perceraian memang tidak dilarang dalam agama Islam, namun Allah membenci sebuah perceraian.

Bercerai adalah jalan terakhir ketika terjadi permasalahan dan saat semua cara telah dilakukan untuk mempertahankan rumah tangga, namun tetap tidak ada perubahan.

Baca juga: Hukum Tidak Atau Membaca Doa Iftitah dalam Shalat, Begini Penjelasan Buya Yahya

Dalam Islam, perceraian adalah suatu tindakan yang diperbolehkan, asalkan dengan cara yang benar.

Menurut Buya Yahya, jika seandainya ada pasangan yang memutuskan ingin bercerai, maka boleh-boleh saja.

Namun, kalaupun ingin bercerai kata Buya Yahya, sebisa mungkin ajarilah sang anak terlebih dahulu untuk bisa berperilaku baik terhadap ayah maupun ibunya.

Pernyataan tersebut disampaikan langsung oleh Buya Yahya melalui kanal YouTube Al-Bahjah TV, dikutip Serambinews.com pada Jumat (4/3/2022).

"Kami sampaikan kepada siapa pun, biarpun tidak ada permasalahan berat seperti yang diceritakan, kalau terjadi perceraian wahai hamba Allah, ajari anakmu," kata Buya.

Jika Anda seorang suami dan bercerai dengan istri, maka ajari anak Anda untuk bisa baik dan berbakti kepada ibunya.

 Baca juga: Harus Dipelajari Suami, Begini Tips Mengajak Istri Berhubungan Intim Menurut Buya Yahya

Begitu pula jika Anda seorang istri, maka ajari anak Anda untuk berbakti kepada ayahnya meskipun sudah bercerai.

"Kalau Anda bercerai dengan istri, ajari anak Anda untuk bisa baik dengan ibunya," kata Buya.

Meskipun demikian, terkadang masih ada para orang tua yang merasa takut jika hak anaknya diambil oleh mantan pasangannya ketika bercerai.

Begitu pula jika Anda seorang istri, maka ajari anak Anda untuk berbakti kepada ayahnya meskipun sudah bercerai.

"Kalau Anda bercerai dengan istri, ajari anak Anda untuk bisa baik dengan ibunya," kata Buya.

Meskipun demikian, terkadang masih ada para orang tua yang merasa takut jika hak anaknya diambil oleh mantan pasangannya ketika bercerai.

Baca juga: Bagaimana Hukum Memakai Parfum Beralkohol? Begini Penjelasan Buya Yahya

Menanggapi hal itu, Buya Yahya mengingatkan untuk jangan pernah merasa takut jika hak sang anak diambil oleh pasangan.

Sebab mau bagaimanapun, tetap saja mantan pasangan kita tersebut adalah ayah/ibu dari sang anak, sehingga jangan pernah merasa takut diambil.

"Jangan takut masalah hak anak diambil ibunya, ya memang dia ibunya mau gimana, seorang istri juga nggak usah takut anaknya diambil oleh ayahnya, lah karena memang dia ayahnya," tegas Buya.

Hanya saja terkhusus untuk para istri, kata Buya Yahya, bisa membuat semacam jaminan kepada mantan suami. Misalnya terkait persoalan pola asuh hingga pendidikan anak.

Apalagi terkadang seorang suami sibuk bekerja sehingga ia tidak memiliki waktu cukup untuk mengurus anak.

Dalam hal ini, mantan istri harus memberitahu kepada mantan suaminya untuk memberikan penjelasan yang tepat dengan cara yang baik-baik soal mengurus anak.

Baca juga: Sandal Tertukar di Masjid, Bolehkah Pakai Sandal Milik Orang Lain? Begini Jawaban Buya Yahya

Sehingga para istri bisa mengajukan diri untuk merawat sang anak terlebih dahulu, sambil mengajarinya.

Lalu nanti suatu ketika akan dikembalikan kepada ayahnya sesuai dengan perjanjian atau kesepakatan yang telah dibuat oleh kedua belah pihak.

"Kalau masalah pendidikan mungkin ayahnya nggak bener, kasih pesan istrinya kepada sang ayah 'wahai mantan suamiku, biarkan anak ini baik dulu saya didik, nanti suatu ketika akan ku kembalikan sama kamu' kasih jaminan semacam itu," sambung Buya.

Lebih lanjut kata Buya, tindakan soal merebut anak bagi ayah/ibu yang sudah bercerai adalah tindakan yang tidak baik.

Bahkan soal rebutan hak asuh anak ini bisa menghasilkan anak yang broken home, yaitu anak yang dipecah psikologisnya.

"Sehingga menimbulkan anak yang broken home, broken home itu anak yang dipecah begituloh psikologinya broken home itu," ucap Buya.

Anak broken home ini terjadi disaat keda orang tuanya berebut pola asuh dan apabila anak tersebut berada bersama ayah/ibunya, semua permintaan sang anak akan dituruti.

"Minta apa saja diturutin, akhirnya minta yang nggak bener diturutin karena apa? sang ayah takut anaknya bersama sang ibu. Disaat giliran bersama sang ibu, ibu menuruti semua keinginan anak, yang penting tidak ke ayahnya, akhirnya anak rusak, itu broken, broken ya begitu," lanjut Buya.

Agar kondisi psikologis seperti itu tidak terjadi pada anak, maka kedua orang tuanya jika ingin bercerai, bercerailah dengan cara yang baik-baik.

"Tapi kalau perpisahan dengan cara yang baik, tetap saja ditanamkan penghormatan kepada ayahnya, sang ibu ngajarin, nggak broken dia. Dalam islam ada perceraian tapi dengan cara yang baik," pungkas Buya Yahya. (Serambinews.com/Firdha Ustin)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved