Berita Kutaraja

Forum PRB Aceh Desak Pemprov Benahi Sistem Peringatan Dini dan Gedung Evakuasi, Butuh Peremajaan 

“Sistem peringatan dini tsunami tersebut terdiri dari fasilitas teknologi tinggi yang harus di-upgrade secara periodikal," kata Hasan Bangka.

Penulis: Saifullah | Editor: Saifullah
SERAMBI INDONESIA/MISRAN ASRI
ESCAPE BUILDING - Kondisi Escape Building di Gampong Deah Glumpang, Kecamatan Meuraxa, Banda Aceh. 

Laporan Saifullah | Banda Aceh

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Forum Pengurangan Risiko Bencana (PRB) Aceh mendesak Pemerintah Provinsi (Pemprov) Aceh untuk membenahi system peringatan dini tsunami atau Tsunami Early Warning System (TEWS) dan escape building alias gedung penyelamat serta evakuasi.

Desakan ini menyikapi isu tantangan perawatan fasilitas Tsunami Early Warning System (TEWS) yang sudah terbangun dan terpasang di enam titik, termasuk fasilitas gedung penyelamatan bencana tsunami (escape building) yang tersebar di beberapa daerah.

Ketua Forum PRB Aceh, Muhammad Hasan, SSi, MSi menyebutkan, seharusnya para pihak dapat melihat kepentingan yang lebih besar dalam upaya pengurangan risiko bencana. 

“Kita harapkan tidak ada pihak yang mengenyampingkan hal ini, apalagi abai. Cukuplah bencana dahsyat dua dekade silam jadi benar-benar pelajaran,” kata Hasan Bangka--sapaan akrab Ketua Forum PRB Aceh itu.

Terkait fasilitas sistem peringatan dini yang sudah terpasang, di mana saat ini diketahui dikelola oleh BMKG, tutur Hasan, perlu mendapatkan perhatian Pemerintah Aceh dan pihak terkait.

“Sistem peringatan dini tsunami tersebut terdiri dari fasilitas teknologi tinggi yang harus di-upgrade secara periodikal. Sebenarnya itu adalah investasi penting dalam pembangunan,” urainya.

Untuk itu, papar Ketua F-PRB Aceh, Pemerintah Aceh perlu menyadari pentingnya disaster risk management. 

“Jangan sampai program dan kegiatan penyediaan infrastruktur yang bersifat investasi mitigasi dengan teknologi tinggi dan biaya pemeliharaan yang cukup besar, cenderung dihindari walaupun urgensinya sudah jelas,” tutur dia.

Beberapa amatan Forum PRB Aceh, beber Hasan, sejumlah escape building sudah tak terurus, sirene peringatan dini (TEWS) sudah tak berfungsi secara maksimal, dan  Pusat Kendali Operasi (Pusdalops), sudah tak maksimal. 

“Semua sistem peringatan dini sudah usang dan menua serta tak teremajakan. Entah bagaimana bila bencana itu berulang kembali pada masa kini,” ucapnya.

Diketahui ada beberapa gedung evakuasi (escape building) yang ada di Banda Aceh dan di sekitarnya terlihat seperti tidak terurus.

Kalaupun ada yang diurus tapi fungsinya sudah ada perubahan bentuk di lantai bawah. Sehingga hal itu akan berubah fungsi dari awalnya sebagai tempat evakuasi vertikal bagi masyarakat sekitar. 

Untuk Forum PRB Aceh meminta kepada Pemerintah Aceh ke depan agar dapat meninjau kembali terkait fasilitas yang sudah ada, baik itu gedung evakuasi (escape building) dan juga tower sistem peringatan tsunami yang tersebar di Banda Aceh dan Aceh Besar.

“Perlu dipikirkan keterlibatan para pihak untuk pengelolaan escape building dan tower perangkat peringatan dini tsunami yang dapat diberdayakan pengelolaannya menjadi tempat wisata atau wadah pembelajaran pendidikan kebencanaan dan pelaksanaan simulasi bencana secara rutin untuk siswa, masyarakat, serta para wisatawan,” saran Hasan Bangka.(*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved