Breaking News

Konflik Palestina vs Israel

Hamas Tunda Pembebasan Tawanan karena Ulah Israel, Netanyahu Ancam Lanjutkan Pertempuran

Perlawanan Palestina menegaskan komitmennya terhadap ketentuan gencatan senjata 'selama pendudukan Zionis berkomitmen terhadap ketentuan tersebut'

Editor: Faisal Zamzami
MOHAMMED ABED / AFP
JUBIR AL QASSAM- Abu Obeida, juru bicara sayap militer Hamas, mengumumkan pada 10 Februari bahwa gerakan perlawanan akan menunda pembebasan tawanan berikutnya dari Gaza karena pelanggaran Israel terhadap perjanjian gencatan senjata. 

Sumber tersebut meyakini gambar-gambar tawanan Israel yang dibebaskan pada tahap pertama kesepakatan telah merusak popularitas Netanyahu di kalangan warga Israel sayap kanan, yang ingin melanjutkan perang, membersihkan etnis Palestina dari Gaza, dan mencaplok jalur tersebut untuk membangun pemukiman Yahudi di sana.

"Para pemilih sayap kanan melihat bahwa kita belum mengalahkan Hamas, dan para operatornya masih berkeliaran dengan senjata. Spanduk-spanduk di panggung-panggung di Gaza selama peristiwa penyanderaan kembali mengejek Netanyahu dan merujuk pada slogan 'kemenangan total'-nya," katanya. 

"Netanyahu tahu dia tidak memiliki pemerintahan jika dia melanjutkan kesepakatan itu."

Baca juga: Lawan Trump Ambil Alih Gaza, Mesir Siap Jamin Warga Palestina Tetap Tinggal di Tanah Mereka

Netanyahu Ultimatum Hamas: Bebaskan Sandera Hari Sabtu atau Gencatan Senjata Berakhir

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menyatakan pada Selasa (11/2/2025) bahwa gencatan senjata di Gaza akan berakhir dan militer negaranya akan melanjutkan pertempuran terhadap Hamas sampai mereka dikalahkan jika kelompok Palestina itu tidak membebaskan para sandera pada Sabtu tengah hari mendatang.

 Menanggapi ultimatum Netanyahu, Hamas mengeluarkan sebuah pernyataan yang mengaskan komitmennya terhadap gencatan senjata dan menuduh Israel membahayakan kesepakatan tersebut.

Pengumuman Israel itu keluar setelah Netanyahu bertemu dengan beberapa menteri penting di kabinetnya, termasuk menteri pertahanan, menteri luar negeri, dan menteri keamanan nasional.

Menurut Netanyahu, para menteri itu memberikan dukungan penuh terhadap ultimatum tersebut.

 Setelah hampir 16 bulan berperang, Hamas secara bertahap melepaskan sejumlah sandera sejak fase pertama gencatan senjata dimulai pada 19 Januari lalu.

Namun pada Senin lalu Hamas mengatakan tidak akan membebaskan sandera lagi sampai ada pemberitahuan lebih lanjut.

Pasalnya, Hamas menuduh Israel melanggar perjanjian gencatan senjata tersebut.

“Jika Hamas tidak mengembalikan sandera kami pada Sabtu siang, gencatan senjata akan berakhir dan IDF (militer Israel) akan kembali melakukan pertempuran sengit sampai Hamas akhirnya dikalahkan,” ujar Netanyahu.

Belum jelas apakah maksud Netanyahu adalah Hamas membebaskan semua sandera yang ditahan di Gaza atau hanya tiga sandera yang telah dijadwalkan akan dibebaskan pada Sabtu itu sesuai dengan kesepakatan gencatan senjata.

Presiden AS, Donald Trump, yang merupakan sekutu dekat Israel, juga telah mengatakan agar Hamas harus membebaskan semua sandera pada Sabtu mendatang.

Netanyahu menegaskan, dia telah memerintahkan militer untuk mengumpulkan pasukan di dalam dan di sekitar Gaza.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved