Konflik Palestina vs Israel
Israel Langgar Kesepakatan, Netanyahu Tak Bebaskan Tahanan Palestina, Luapkan Amarah ke Hamas
Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu memutuskan menunda pembebasan tahanan Palestina.
SERAMBINEWS.COM, TEL AVIV - Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu memutuskan menunda pembebasan tahanan Palestina.
Israel dilaporkan menunda pembebasan tahanan Palestina yang termasuk dalam kelompok ketujuh dalam kesepakatan pertukaran.
Pembebasan tahanan Palestina seharusnya dilakukan Sabtu (22/2/2025).
Sebelumnya Hamas telah mengembalikan empat jasad warga Israel, sebagai bagian dari gencatan senjata.
Mereka juga telah mengembalikan enam sandera Israel, dan Hamas sempat melakukan upacara untuk pengembalian mereka.
Hal itu rupanya membuat Netanyahu murka dan memutuskan menunda pembebasan tahanan Palestina.
Kantor PM Israel pun mengeluarkan pernyataan bahwa Hamas telah mempermalukan mereka dengan melakukan upacara saat melakukan pengembalian jasad tersebut.
“Mengingat pelanggaran berulang yang dilakukan Hamas, termasuk upacara yang merendahkan sandera kami dan penggunaan sinis sandera kami untuk tujuan propaganda, telah diputuskan untuk menunda pembebasan teroris yang direncanakan kemarin hingga pembebasan sandera berikutnya dijamin, dan tanpa upacara yang merendahkan martabat,” bunyi pernyataan itu dikutip dari The Times of Israel.
Pernyataan itu pun bisa memicu mundurnya Israel dari gencatan senjata menyusul pembebasan 25 sandera yang masih hidup, dan empay jasad.
Namun, sekitar 65 sandera saat ini masih berada di Gaza, dan setidaknya dua lusin dari mereka masih hidup.
Baca juga: Momen Langka! Tentara Israel Cium Kening Pasukan Hamas saat Dibebaskan, Tampak Bahagia dan Tersenyum
Empat jasad Israel yang dikembalikan pada Kamis (20/2/2025) dilakukan dengan imbalan lebih banyak tahanan, dalam rencana pemindahan tahap pertama kesepakatan gencatan senjata.
Saat ini belum ada pengaturan untuk pembebasan sandera hidup lainnya di luar kesepakatan kerangka kerja yang rinicannya masih harus dibahas.
Lagkah penundaan tersebut dilakukan setelah Hamas mengadakan upacata pembebasan lima sandera Yahudi pada Sabtu.
Bahkan mereka disebut memaksa dua orang Israel yang masih ditawan untuk menonton dan merekam video propaganda.
Sandera keenam yang bukan orang Yahudi, dibebaskan tanpa gembar-gembor.
Penundaan ini terjadi di tengah ketegangan yang meningkat terkait masa depan gencatan senjata yang masih belum pasti.
Hamas menuntut gencatan senjata permanen dan penarikan penuh Israel sebelum melanjutkan pembebasan sandera yang tersisa, sementara Israel tetap berkomitmen pada upaya menghancurkan kekuatan militer dan pemerintahan Hamas.
Kesepakatan pertukaran tahanan ini merupakan bagian dari upaya yang lebih luas untuk mencapai resolusi dalam konflik yang telah berlangsung selama hampir 16 bulan, dengan dampak besar bagi penduduk sipil di Gaza dan Israel.
Pada Sabtu hari ini, Hamas sebelumnya telah membebaskan enam sandera Israel. Enam sandera yang dibebaskan termasuk tiga pria Israel yang diculik dari festival musik Nova.
Sedangkan seorang lainnya yang ditangkap saat mengunjungi keluarganya di Israel selatan pada serangan 7 Oktober 2023.
Sementara dua sandera lainnya telah ditahan Hamas selama hampir satu dekade setelah memasuki Gaza secara mandiri.
Lima sandera diserahkan dalam seremoni publik yang mendapat kecaman dari Israel, PBB, dan Palang Merah.
Mereka dibawa keluar oleh pejuang Hamas bersenjata di hadapan ratusan warga Palestina sebelum akhirnya diserahkan kepada Palang Merah.
Baca juga: Ledakan Bus di Tel Aviv Ada Kejanggalan, Rencana Palsu Israel untuk Menghancurkan Tepi Barat?
Salah satu sandera, Omer Shem Tov, bahkan terlihat mencium kepala dua anggota Hamas dan melambaikan tangan ke arah kerumunan saat dibebaskan.
Sandera terakhir, Hisham Al-Sayed, seorang warga Israel keturunan Badui yang didiagnosis skizofrenia, dibebaskan kemudian.
Sebagai bagian dari pertukaran, Israel dijadwalkan membebaskan 620 tahanan Palestina pada Sabtu malam.
Di antara mereka, 151 menjalani hukuman seumur hidup atau hukuman berat lainnya, dengan sekitar 100 orang akan dideportasi ke negara lain.
Selain itu, terdapat 18 anak-anak berusia 15-17 tahun dan satu perempuan yang ditahan selama perang saat ini.
Hamas juga berencana menyerahkan empat jenazah tambahan pekan depan untuk menyelesaikan tahap pertama kesepakatan ini.
Jika rencana ini berjalan, kelompok tersebut masih menahan sekitar 60 sandera, dengan sekitar setengahnya diyakini masih hidup.
Namun dengan penundaan yang diputuskan Netanyahu, belum diketahui bagaimana selanjutnya kesepakatan gencatan senjata Israel-Hamas.
Baca juga: Jang Wonyoung: Cantik, Berbakat, dan Penuh Motivasi: Mencoba Hal-hal Baru itu Sangat Memotivasi Saya
Baca juga: Ikhsan Kembali Pimpin PD Pemuda Muhammadiyah Abdya
Baca juga: VIDEO - Aceh Tamiang Optimis Capai Target Swasembada Pangan
Israel Sengaja Buat Warga Gaza Mati Kelaparan agar Hamas Menyerah atas Perintah Netanyahu |
![]() |
---|
Viral di Medsos, Warga Israel Kesakitan Tertimpa Kulkas Rampasan dari Warga Palestina |
![]() |
---|
Truk Bantuan Terguling di Gaza Timpa Pencari Bantuan, 20 Warga Palestina Tewas |
![]() |
---|
PBB: Ambisi Netanyahu Perluas Operasi Militer Demi Duduki Seluruh Gaza Akan Datangkan Bencana |
![]() |
---|
Trump Sebut Netanyahu Tak Becus Urus Bantuan, AS Siap Ambil Alih Misi Kemanusiaan di Gaza |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.