Konflik Palestina vs Israel

Harga Pangan di Gaza Melonjak Drastis Gara-gara Blokade Israel, Stok Makanan Menipis

Krisis ini muncul setelah Israel memblokade semua bantuan kemanusiaan dan impor bahan pangan ke Jalur Gaza.

Editor: Faisal Zamzami
Wafa
PUING-PUING GAZA - Foto yang diambil dari kantor berita Wafa tanggal 6 Maret 2025 memperlihatkan warga Palestina di antara puing-puing bangunan. Stok makanan di gudang PBB diperkirakan hanya cukup untuk menjaga dapur umum selama kurang dari dua minggu ke depan. 

SERAMBINEWS.COM - Program Pangan Dunia (WFP) PBB mengeluarkan peringatan serius mengenai krisis pangan yang melanda Gaza.

Dalam keterangan resmi yang dirilis, stok makanan di gudang PBB diperkirakan hanya cukup untuk menjaga dapur umum selama kurang dari dua minggu ke depan, Arab News melaporkan.

Krisis ini muncul setelah Israel memblokade semua bantuan kemanusiaan dan impor bahan pangan ke Jalur Gaza.

Selain itu, akses terhadap bahan bakar, obat-obatan dan persediaan penting lainnya juga terhambat.

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menjelaskan pemblokiran ini bertujuan untuk menekan Hamas agar menerima usulan perpanjangan gencatan senjata yang diajukan oleh utusan Presiden AS Donald Trump, Steve Witkoff.

Hamas menolak tawaran tersebut, menganggap proposal itu tidak memenuhi tujuan utama mereka, yaitu pembebasan Palestina.

Pemimpin Hamas, Mahmoud Mardawi, menekankan negosiasi harus segera berlanjut ke fase kedua, yang mencakup penghentian perang secara permanen dan penarikan penuh pasukan Israel dari Gaza.

Lonjakan Harga Pangan
Blokade yang diterapkan Israel telah mengganggu rantai pasokan makanan, menyebabkan kelangkaan pangan dan lonjakan harga.

Menurut laporan WFP, harga tepung dan sayuran di Gaza melonjak lebih dari 100 persen, sementara harga telur meningkat hingga 150 persen.

Belala al-Helou, seorang penjual di Gaza, mengungkapkan bahwa harga pangan terus meningkat.

"Hari ini satu kilo gula harganya 10 shekel, naik lebih dari dua kali lipat harga sebelum perang," ujarnya.

Adly al-Ghandour, seorang pembeli, menambahkan harga telah naik 80 persen, dan jika penyeberangan tetap ditutup, harga bisa melonjak hingga 200 persen.

Tindakan Hamas
 
Dalam upaya untuk mencegah lonjakan harga yang semakin parah, polisi Hamas telah dikerahkan untuk mengawasi pasar.

Mereka memperingatkan pedagang agar tidak menaikkan harga secara sembarangan dan mendesak warga untuk melaporkan pelanggaran.

Jika para pedagang melanggar, polisi Hamas berencana untuk menahan dan menginterogasi mereka, serta menyita perbekalan untuk dijual kembali dengan harga yang lebih terjangkau.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved