Feature
Pengusaha asal Bireuen, Harapan Besar Iskandar dengan Konsep Jet Pribadi Komersial
Iskandar merupakan seorang pengusaha yang lahir pada 7 April 1983 di Bireuen, Aceh. Saat ini, dia menjabat sebagai pendiri sekaligus CEO Indonesia Air
Meski telah mengumumkan rencana operasional dan membentuk tim berpengalaman dari maskapai ternama seperti Singapore Airlines dan Emirates, Indonesia Airlines belum mengantongi izin operasional dari Kementerian Perhubungan.
Maskapai penerbangan komersial baru, Indonesia Airlines Group (INA), resmi beroperasi di Indonesia. Maskapai ini siap meramaikan industri penerbangan nasional dengan layanan penerbangan domestik dan internasional. Meski menggunakan nama "Indonesia", maskapai ini sebenarnya didirikan oleh perusahaan asal Singapura, Calypte Holding Pte. Ltd.
Indonesia Airlines disebut-sebut secara resmi terdaftar pada 7 Maret 2025. Namun, di balik kepemilikannya, Indonesia Airlines ternyata dimiliki oleh seorang pengusaha asal Indonesia bernama Iskandar. Lantas, siapa itu Iskandar pemilik maskapai Indonesia Airlines yang akan mengudara di Tanah Air?
Diketahui, Calypte Holding Pte. Ltd merupakan perusahaan yang bergerak di bidang energi terbarukan, penerbangan, dan pertanian. “Kami mempersembahkan maskapai penerbangan komersial berjadwal dengan layanan premium di bawah merek Indonesia Airlines," ujar Chief Executive Officer Indonesia Airlines Iskandar, seperti diberitakan Kompas.com, Minggu (9/3/2025).
"Kami menggabungkan kemewahan perjalanan jet pribadi dengan kenyamanan penerbangan komersial, menawarkan perjalanan yang benar-benar tak tertandingi bagi penumpang,” lanjutnya.
Iskandar merupakan seorang pengusaha yang lahir pada 7 April 1983 di Bireuen, Aceh. Saat ini, dia menjabat sebagai pendiri sekaligus CEO Indonesia Airlines dan Kepala Eksekutif Calypte Holding.
Iskandar diketahui menempuh pendidikan di Universitas Syiah Kuala (USK), Banda Aceh. Dia mulai berkarier di Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi (BRR) Aceh-Nias.
Pada 2006-2009, dia sempat bergabung dengan PLN sebelum beralih ke bidang perbankan dan asuransi. Lalu, Iskandar tertarik ke bidang kelistrikan. Dia mulai mengembangkan bisnisnya pada 2015.
Perusahaan kelistrikan miliknya sempat berdiri dua tahun, tetapi gagal bertahan. Pada 2022, Iskandar mendirikan Calypte Holding bersama rekannya dari Singapura. Perusahaan ini berkembang dengan tiga bidang utama, yaitu energi terbarukan, pertanian, dan aviasi. Pada bidang aviasi, Calypte Holding membuat perusahaan PT Indonesia Airlines Group untuk mengelola maskapai Indonesia Airlines di Indonesia.
Menurut Iskandar, maskapai Indonesia Airlines akan beroperasi di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten. Maskapai ini telah melalui studi kelayakan secara komprehensif dengan konsultan aviasi dari Singapura dan Amerika Serikat (AS). "Berdasarkan perencanaan bisnis dan hasil studi kelayakan yang telah disusun, Indonesia Airlines hanya akan berfokus pada penerbangan internasional," ujarnya, dikutip dari Kontan, Minggu. Rencananya, maskapai ini akan melayani penerbangan di 48 kota tujuan dari 30 negara dalam lima tahun pertama operasionalnya. Dalam tahap awal operasional, Indonesia Airlines akan mengoperasikan 20 pesawat yang terdiri dari:
10 unit pesawat berbadan ramping, seperti Airbus A321neo atau A321LR.
10 unit pesawat berbadan lebar, seperti Airbus A350-900 dan Boeing 787-9.
Indonesia Airlines mengusung konsep layanan premium dan fasilitas kelas dunia yang biasanya hanya diperuntukkan bagi penyewaan jet pribadi. Iskandar menuturkan, Indonesia Airlines berisikan tim yang berpengalaman di berbagai maskapai besar dunia.
Misalnya, direktur operasionalnya berasal dari Singapore Airlines dengan pengalaman lebih dari 40 tahun dan salah satu pilot pertama yang menerbangkan pesawat Airbus A380.
Kemudian, direktur komersial akan diisi oleh sosok berpengalaman dari berbagai maskapai besar, seperti Emirates dan Asiana Airlines. Sementara itu, departemen operasi penerbangan akan dipimpin salah satu pilot terbaik Indonesia yang pernah bekerja di maskapai asing.
Posisi direktur produk dan layanan akan diisi sosok ahli dari Brunei Darussalam yang telah bekerja di Royal Brunei dan Emirates selama 25 tahun. Untuk memberikan layanan kabin terbaik, Indonesia Airlines merekrut manajer awak kabin dari British Airways yang juga bagian dari Komite Korporasi Pramugari Eropa (EBAA) serta wakil manajer awak kabin dari Emirates.
Belum kantongi izin
Maskapai Indonesia Airlines hingga kini belum memperoleh izin operasional dari Kementerian Perhubungan (Kemenhub). Hal ini karena mereka belum mengajukan izin operasional. Pernyataan ini disampaikan oleh Mokhammad Khusnu, Plt. Kepala Bagian Kerja Sama Internasional, Humas, dan Umum Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kemenhub dalam siaran pers yang dikeluarkan pada Senin (10/3/2025). Menurut Khusnu, meskipun informasi mengenai Indonesia Airlines beredar luas di media, hingga saat ini Kemenhub belum menerima permohonan perizinan terkait pendirian ataupun operasional maskapai tersebut. "Sampai saat ini, kami belum menerima pengajuan perizinan ataupun permohonan terkait pendirian dan operasional perusahaan angkutan udara niaga berjadwal tersebut," ujar Khusnu dalam keterangannya, Senin (10/3/2025).(kompas.com)
features
Pengusaha asal Bireuen
CEO Indonesia Airlines
Indonesia Airlines
Singapore Airlines
Emirates
Iskandar CEO Indonesia Airlines
Kisah Diaspora Aceh di Bali, Dedi Ramlan Alumnus SMA Sigli yang Kini Jadi Konsultan Kebun Binatang |
![]() |
---|
Tragedi di Tikungan Lhoong, Scoopy Kontra Brio Pemuda Simeulue Meninggal Sahabatnya Kritis |
![]() |
---|
Maya Safira, Pimpin Perhimpunan Alumni Jerman Aceh |
![]() |
---|
Razia Pelat BL di Sumut, Di Tengah Geurutee Wagub Aceh Hentikan Truk Pelat Luar Lalu Beri Uang Makan |
![]() |
---|
Kiprah Bunda Salma, Suara Perempuan Aceh dari Parlemen untuk Rakyat Kecil |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.