Serambi Ramadhan

Puasa Tanpa Shalat, Apakah Sah dan Diterima?

ada fenomena di tengah masyarakat, yaitu orang yang berpuasa tetapi meninggalkan shalat.

Editor: mufti
TANGKAPAN LAYAR SERAMBINEWS
SERAMBI RAMADHAN - Ketua ISAD Aceh, Tgk Mustafa Husen Woyla SPdI menjadi narasumber dalam program Serambi Ramadhan dengan tema "Puasa Tapi Tidak Shalat: Apakah Sah dan Diterima?", dipandu oleh Host Serambi Indonesia, Sri Anggun Oktaviana dan disiarkan secara langsung melalui kanal Youtube dan Facebook Serambinews.com, Rabu (12/3/2025). 

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Bulan Ramadhan adalah momen istimewa bagi umat Islam untuk meningkatkan kualitas ibadah. Namun, ada fenomena di tengah masyarakat, yaitu orang yang berpuasa tetapi meninggalkan shalat.

Lantas, apakah puasa mereka tetap sah dan diterima di sisi Allah? Ketua Ikatan Sarjana Alumni Dayah (ISAD) Aceh, Tgk Mustafa Husen Woyla SPdI pada Podcast Serambi Ramadhan dengan tema ‘Puasa Tapi Tidak Shalat: Apakah Sah dan Diterima?’ memberikan penjelasan.

Ia menjelaskan, shalat dan puasa merupakan dua rukun Islam yang tak bisa dipisahkan. Dalam hadits Rasulullah SAW disebutkan, Islam dibangun di atas lima dasar yaitu syahadat, shalat, zakat, puasa, dan haji.

Shalat sebagai ibadah yang mendekatkan diri kepada Allah, memiliki posisi yang sangat penting dalam kehidupan seorang muslim. Oleh karena itu, meninggalkan shalat baik dengan sengaja maupun karena malas, tentunya memiliki dampak besar terhadap ibadah lainnya, termasuk puasa.

"Maka, para ulama membedakan hukum puasa seseorang yang tidak shalat dalam dua kondisi. Ialah orang meninggalkan shalat karena mengingkari kewajibannya. Sementara kedua, dia meninggalkan shalat karena malas atau karena lupa," ungkap Tgk Mustafa Husen Woyla, Rabu (12/3/2025).

"Pertama, jika seseorang meninggalkan shalat karena mengingkari kewajiban shalat, maka ia dianggap keluar dari Islam (murtad). Dalam hal ini, puasanya tidak sah, karena keimanan adalah syarat diterimanya ibadah, dan saya yakin Allhamdulillah ini tidak ada di Aceh," jelas Tgk Mustafa.

Kedua, jika seseorang meninggalkan shalat karena malas atau lalai, ia tetap dianggap Muslim, tetapi berdosa besar. Secara fiqih, puasanya tetap sah, namun nilai pahala dan keberkahan puasa tersebut sangat berkurang.

Bahkan, ada pendapat dari Imam Ahmad bin Hanbal yang menyebutkan, meninggalkan kewajiban utama seperti shalat dapat mengurangi atau menghilangkan pahala ibadah lainnya. "Kalau dia meninggalkan shalat karena malas atau karena lupa maka itu ada konsekuensinya," tambahnya.

Rasulullah SAW bersabda: "Sesungguhnya pembeda antara seseorang dengan kesyirikan dan kekufuran adalah meninggalkan shalat." (HR Muslim)

Puasa tanpa shalat, meskipun sah secara fiqih, tidaklah memberikan nilai ibadah yang sempurna. Ibarat sebuah rumah yang dibangun tanpa fondasi yang kokoh, demikianlah ibadah yang tidak didasari dengan shalat yang terjaga.

Shalat adalah pondasi yang mendukung keberhasilan ibadah lainnya. Amalan pertama kali akan diperiksa di yaumil mahsyar kelak adalah shalat. 

Para ulama sepakat bahwa meskipun puasa tetap sah tanpa shalat, namun seseorang yang meninggalkan shalat dengan sengaja atau karena malas akan kehilangan banyak keberkahan dan pahala. Oleh karena itu, sangat penting untuk menjaga shalat agar puasa dan ibadah lainnya diterima oleh Allah SWT. (an)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved