Abu Razak Meninggal

Abu Razak, Mantan Komandan Operasi GAM di Tiro, yang Meninggal dalam Keadaan Berwudu

Istrinya memastikan bahwa suaminya itu sedang dalam keadaan berwudu saat ajal menjemputnya. Inna lillahi wa inna ilaihi rajiun. 

|
Penulis: Yarmen Dinamika | Editor: Faisal Zamzami
Istimewa/Serambinews.com
MENINGGAL DUNIA - Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPP Partai Aceh yang juga Ketua KONI Aceh, Kamaruddin Abu Bakar alias Abu Razak meninggal dunia pada hari ini, Rabu (19/3/2025). 

Laporan Yarmen Dinamika l Banda Aceh 

SERAMBINEWS.COM -  Kamaruddin Abubakar yang lebih dikenal dengan nama Abu Razak atau Abu Radak, meninggal dunia dalam usia 57 tahun lebih beberapa bulan. Pada 1 Mei 2025 nanti umurnya genap 58 tahun.

Abu Razak meninggal di Mekkah,  Arab Saudi, di dalam kamar hotel tempatnya menginap bersama istri dan anak bungsunya, pada Rabu,19 Maret 2025 menjelang shalat subuh waktu Arab Saudi (WAS).

Keluarga kecil ini sedang menunaikan ibadah umrah di Tanah Suci sejak 3 Ramadhan atau bertepatan dengan 3 Maret lalu.

Abu Razak mengambil paket umrah satu bulan penuh. Rencananya,  hingga 3 Syawal ia bersama istri dan anak akan berlebaran Idulfitri di Makkah Almukaramah. 

Namun, takdir berkata lain. Ajal menjempunya ketika Idulfitri belum tiba.

Kematiannya sangat mendadak.

Berdasarkan keterangan istrinya, Rita Satria binti Syarbaini, kepada tim medis yang memeriksa jasad suaminya 30 menit setelah tak lagi bernapas, Abu Razak hanya mengeluh perutnya kembung.

Keluhan itu muncul dua hari (Senin) lalu. Namun, karena tidak berat, Abu Razak masih leluasa bergerak dan beribadah.

Itu pula yang terjadi pada Rabu menjelang subuh tadi.

Abu Razak masuk sendirian ke kamar mandi hotel untuk berwudu karena hendak menunaikan shalat subuh. 

Nanun, begitu keluar dari pintu kamar mandi, tiba-tiba Abu Razak hoyong dan rebah ke lantai kamar hotel.

Di tempat itulah ia memgembuskan napas terakhir disaksikan sang istri.

Baca juga: Sosok Abu Razak, Tokoh Penting Dalam Sejarah GAM hingga Bawa Aceh Masuk 6 Besar Klasemen PON 2024

Istrinya memastikan bahwa suaminya itu sedang dalam keadaan berwudu saat ajal menjemputnya. Inna lillahi wa inna ilaihi rajiun. 

Keluhan sakit Abu Razak, karena terbilang enteng, mungkin hanya dia sampaikan kepada sang istri.

Anak bungsunya, Muhammad Muntazar (16), yang ikut umrah dan tinggal sehotel tidak mendengar kabar ayahnya sakit.

Itu sebab, kepada awak media yang mewancarainya ia katakan, "Ayah tidak sakit apa-apa."

Meninggal di Tanah Suci Mekkah, saat berumrah, dan dibalut wudu menjelang shalat subuh, apalagi di bulan suci Ramadhan, tentulah kematian yang istimewa. 

Di akhir hayatnya, Abu Razak yang murah senyum, mendapatkan semua keistimewaan itu.

Ia juga dimakamkan di Makkah, Tanah Haram, kota paling suci bagi umat Islam.

Ia meninggal  bertepatan dengan 19 Ramadhan 1446 Hijriah dan dimakamkan pada hari yang sama.

Hanya istri dan anaknya, serta peserta umrah yang pergi bersamaan dengannya yang menghadiri pemakaman almarhum.

Anak sulungnya, Naila yang kini duduk di kelas XII (kelas 3) sebuah SMA di Banda Aceh hanya bisa mengirim doa untuk ayahanda tercinta dari kediaman mereka di Peurada, Banda Aceh. 

Rumah itu sejak pagi hingga sore ini dipadati pelayat yang datang dari berbagai penjuru. 

Abang kandung almarhum,  Zainal Abidin Abubakar juga ikut menyambut para pelayat di rumah adik kandungnya itu. Usia mereka hanya terpaut dua tahun.

Baca juga: Abu Razak Meninggal Saat Umrah Satu Bulan di Makkah, Sempat Mengeluh Sakit

Sosok Abu Razak

Abu Razak berasal dari Teupien Raya, Kabupaten Pidie, ProvinsiAceh.

Ia terlahir sebagai anak kelima dari tujuh bersaudara dari pasangan H Abubakar dan Hj Salami.

Hingga akhir hayatnya, Abu Razak menjabat Ketua Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Aceh dan juga Sekretaris Jenderal  DPP Partai Aceh (PA), partai yang ikut dia bidani kelahirannya bersama Muzakir Manaf (Mualem) dkk.

Beliau adalah mantan tokoh pejuang teras Gerakan Aceh Merdeka (GAM).

Ia bergabung dengan GAM dalam usia remaja, 19 tahun dan ikut berlatih di Libya yang saat itu dipimpin Moammar Khadafi.

Setelah tamat berlatih militer di Libya, Abu Razak kembali ke Aceh dan berjuang bersama pejuang  lainnya.

"Abu Razak menjadi Panglima GAM Wilayah Pidie, kemudian setelah rapat negara, beliau diangkat menjadi Komandan Operasi GAM Komando Pusat di Tiro. Beliau menjadi orang kedua setelah panglima tertinggi," terang Munawar Liza Zainal, mantan aktivis GAM yang kemudian pernah terpilih menjadi Wali Kota Sabang, setelah Aceh damai. 

Setelah damai, Abu Razak mendampingi Mualem mendirikan partai lokal terbesar di Aceh, partai Aceh.

Ia juga menjadi Sekretaris Jenderal dan menjadi Anggota Majelis Tuha Peut Partai Aceh. 

"Abu Razak selalu ramah kalau bertemu dengan siapa saja. Mudah diakses dan tidak pernah menutup pintu silaturahmi," itu kesan Munawar Liza mengenai sosok Abu Razak

"Menurut cerita kawan-kawan, dia selalu membantu semampunya setiap orang yang meminta bantuan," tambah Munawar Liza sebagaimana ia nukilkan di Facebooknya hari ini. 

Terakhir bertemu, kata Munawar Liza, Abu Razak dengan santun mengajak semua pihak untuk mendukung kemajuan bagi Aceh. 

"Keramahannya masih seperti dulu," kenang Munawar Liza.

"Tadi pagi saya mendapatkan berita bahwa komandan perjuangan ini, telah berpulang ke rahmatullah. 
Inna lillahi wa inna ilaihi rajiun."

"Semoga Allah memuliakan almarhum, meninggal di tanah suci pada bulan suci. Semoga husnul khatimah dan Allah tempatkan bersama para aulia dah syuhada," demikian Munawar Liza Zainal. (*)

 

Baca juga: Netanyahu Tegaskan Serangan di Gaza Baru Permulaan, Ratusan Tewas Dalam Serangan Mematikan!

Baca juga: Sosok Iwan Sulistiya, Kades di Klaten Bagikan THR Rp457 Juta ke Warganya, Per Orang Dapat Rp200 Ribu

Baca juga: Perkosa Wanita di Depok, Perampok Berkapak Ditangkap Polisi, Korban Sempat Diancam Bunuh

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved