Berita Aceh Timur

Mualem Menangis di Pelantikan Alfarlaky, Tertibkan HGU Usai Idulfitri

Kita hadiahkan Ulumul Qur’an kepada Sekjen DPP dan sahabat terdekat saya, Kamaruddin Abu Bakar, yang meninggal di Arab Saudi. Muzakir Manaf

Editor: mufti
BIRO ADPIM SETDA ACEH
BERDUKA – Gubernur Aceh, Muzakir Manaf alias Mualem, menyampaikan duka cita mendalam atas berpulangnya Abu Razak. 

Kita hadiahkan Ulumul Qur’an kepada Sekjen DPP dan sahabat terdekat saya, Kamaruddin Abu Bakar, yang meninggal di Arab Saudi. Muzakir Manaf, Gubernur Aceh 

SERAMBINEWS.COM, IDI - Gubernur Aceh Muzakir Manaf atau yang akrab disapa Mualem tak kuasa menahan tangis saat melantik Bupati dan Wakil Bupati Aceh Timur, Iskandar Usman Alfarlaky dan T. Zainal Abidin, di Ruang Rapat Paripurna Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten (DPRK) Aceh Timur, Rabu (19/3/2025).

Momen itu terjadi saat Mualem menyampaikan pidato pelantikan. Ia meneteskan air mata ketika mengenang almarhum Sekjen DPP Partai Aceh, Kamaruddin Abu Bakar (Abu Razak), yang wafat saat menunaikan ibadah umrah di Mekkah. Dalam kesempatan itu, Mualem mengajak seluruh tamu undangan untuk bersama-sama membacakan surah Al-Fatihah untuk almarhum.

"Kita hadiahkan Ulumul Qur’an kepada Sekjen DPP dan sahabat terdekat saya, Kamaruddin Abu Bakar, yang meninggal di Arab Saudi," ucap Mualem dengan suara bergetar. Setelah itu, Mualem membacakan naskah pelantikan dan secara resmi melantik Iskandar Usman Alfarlaky sebagai Bupati Aceh Timur dan T. Zainal Abidin sebagai Wakil Bupati Aceh Timur untuk periode 2025-2030.

Abu Razak meninggal usai shalat Subuh

Sebagaimana diketahui, Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Aceh Kamaruddin Abubakar ini meninggal dunia di Mekkah, Arab Saudi, pada Rabu (19/3/2025) pukul 06.00 Waktu Arab Saudi seusai melaksanakan shalat Subuh.

Keluarga almarhum Abu Razak, Muhammad Hatta menyatakan bahwa mereka mengetahui kabar meninggalnya Abu Razak dari istri almarhum. Menurut mereka, semalam Abu Razak masih melakukan kontak telepon dan menanyakan tentang keadaan rumah.

"Kondisinya sehat. Semalam saya baru menghubungi beliau. Namun, tadi pagi saya mendapat kabar bahwa almarhum telah meninggal dunia. Beliau meninggal usai melaksanakan shalat Subuh di hotel," kata Hatta kepada Serambi.

Hatta menjelaskan bahwa almarhum dan keluarganya berangkat ke tanah suci untuk melaksanakan ibadah umrah selama satu bulan, sejak 3 Maret hingga 3 April 2025. Pada Selasa (18/3/2025) sore, Abu Razak dan rombongan berangkat dari Madinah menuju Mekkah dalam kondisi sehat.

Kemudian, pada pukul 16.00 WIB kemarin, Abu Razak masih menghubungi Hatta dan menanyakan beberapa hal. "Tadi malam pukul 00.00 WIB, beliau juga menelepon saya dan menanyakan kondisi saya serta orang rumah. Sebagai adiknya, saya merasa sangat kehilangan dan kaget saat mendengar kabar meninggalnya beliau," ungkap Hatta.

"Saya tahu kondisinya sehat-sehat saja. Bahkan, saat berada di Madinah, almarhum sempat mengatakan kepada saya bahwa ibadah Arbainnya berjalan lengkap dan lancar," kenangnya.

Selasa pagi, usai melaksanakan shalat Subuh, almarhum sempat berbaring dan mengeluh badannya kurang sehat. "Kami sekeluarga kaget. Beliau sebenarnya ingin pergi ke masjid, tapi karena kondisinya tidak memungkinkan, beliau mengatakan kepada istrinya untuk shalat di kamar. Setelah itu, beliau mengeluh badannya tidak enak dan berbaring di tempat tidur," tutur Hatta. Almarhumah meninggalkan dua orang anak yakni anak pertama laki-laki dan anak kedua perempuan dan masih duduk di bangku Sekolah Menengah Atas (SMA) di Mosa.

Tertibkan HGU 

Saat memberikan sambutan usai pelantikan, Gubernur Aceh Muzakir Manaf menegaskan komitmennya untuk menertibkan lahan Hak Guna Usaha (HGU) perusahaan perkebunan di Aceh Timur. Langkah ini diumumkan dalam pelantikan Bupati dan Wakil Bupati Aceh Timur, Iskandar Usman Alfarlaky dan T. Zainal Abidin, pada Rabu (19/3/2025). "Kami akan mengevaluasi HGU yang tidak aktif atau tidak digunakan. Nantinya, lahan tersebut akan kami plasmakan," ujar Muzakir Manaf, yang akrab disapa Mualem.

Ia juga mengingatkan perusahaan perkebunan agar lebih memperhatikan status HGU mereka. "Jangan salahkan kami jika nanti HGU yang tidak dikelola dengan baik kami alihkan atau kami plasmakan," tegasnya.

Gubernur menyebutkan bahwa penertiban HGU ini akan dilakukan setelah Idulfitri. Untuk itu, pihaknya akan membentuk tim khusus guna mendata seluruh HGU perusahaan perkebunan di Aceh Timur. Langkah ini bertujuan memastikan kepatuhan perusahaan serta mencegah potensi pelanggaran.

Dalam kesempatan yang sama, Mualem juga menanggapi pertanyaan mengenai kemungkinan pengembangan industri di Aceh Timur selain sektor perkebunan dan migas. Ia tidak menutup peluang tersebut, namun menekankan perlunya kajian mendalam terkait jenis industri yang cocok dikembangkan di daerah itu. "Sangat mungkin kita menghadirkan industri lain. Nanti akan kita lihat pabrik apa yang cocok dibangun di Aceh Timur," jelasnya.

Selain itu, ia juga menyorot potensi sektor kelautan di Aceh Timur yang dinilainya sangat besar. Namun, ia menegaskan bahwa pengembangannya membutuhkan investasi besar serta dukungan anggaran yang memadai.

"Kita butuh investor dan dana besar untuk mengembangkan sektor ini. Tidak mungkin mengandalkan keuangan daerah, apalagi di tengah efisiensi anggaran," pungkas Mualem. Seusai prosesi pelantikan dan penyematan tanda jabatan, Mualem menyampaikan harapannya agar pasangan kepala daerah yang baru dilantik dapat menjalankan tugas dengan penuh amanah. Ia menegaskan pentingnya sinergi antara eksekutif dan legislatif demi kemajuan Aceh Timur.

"Saat ini, saudara telah menjadi Bupati dan Wakil Bupati Aceh Timur. Tidak ada lagi nomor satu, dua, atau tiga—yang paling penting adalah Aceh Timur. Saya berpesan agar menjaga koordinasi yang baik dengan unsur Forkopimda, karena dengan sinergi yang kuat, kesuksesan akan lebih mudah diraih," ujar Ketua Umum Partai Aceh tersebut. Dengan pelantikan ini, Iskandar Usman Alfarlaky dan T. Zainal Abidin resmi memimpin Aceh Timur hingga 2030, membawa harapan baru bagi masyarakat di wilayah tersebut.(fa/iw)

 

Doa Sang Ibunda Dalam Setiap Langkah Alfarlaky

Di balik kesuksesan seorang pemimpin, ada doa yang tak henti dipanjatkan oleh ibunya. Begitu pula dengan Iskandar Usman Alfarlaky, yang kini menjabat sebagai Bupati Aceh Timur. Ibunya, Ramlah binti Tgk Basyah (65), adalah sosok yang selalu menyertai langkahnya dengan doa dan ketulusan sejak kecil hingga saat ini.

Ramlah tak pernah menyangka bahwa putranya benar-benar bisa mencapai posisi tertinggi di Aceh Timur. “Kami bukan dari keluarga berada. Dulu saya pernah berpesan kepadanya agar tidak bermimpi terlalu tinggi, takut nanti sulit diwujudkan. Tapi dia tetap bertekad dengan seluruh kemampuannya,” ujar Ramlah dengan mata berkaca-kaca.

Dalam setiap perjuangan Alfarlaky, Ramlah selalu hadir dengan doa dan pengorbanan. Selama masa Pilkada 2024, ia rela bangun tengah malam untuk menunaikan shalat Tahajud, memohon kepada Allah agar langkah anaknya diberkahi dan segala rintangan dijauhkan darinya. Air mata sering mengalir saat ia bermunajat, berharap putranya selalu dalam lindungan-Nya.

Cita-cita sejak kecil

Iskandar Usman Alfarlaky adalah anak kelima dari enam bersaudara. Sejak kecil, ia sudah menunjukkan ketertarikannya pada dunia berbicara. Saat bermain dengan teman-temannya, ia sering berpidato bak seorang orator atau penceramah. “Kadang teman-temannya tertawa karena banyak salah ucap, tapi dia tetap melakukannya setiap hari,” kenang Ramlah sambil tersenyum.

Minatnya terhadap ilmu agama juga sudah terlihat sejak duduk di bangku Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN). Ia selalu hadir dalam berbagai acara keagamaan, meski saat itu hanya sebagai pendengar. Ketika melanjutkan pendidikan ke Madrasah Ulumul Qur'an Yayasan Dayah Bustanul Ulum (MUQ) Langsa, ia terpilih sebagai pembicara dalam safari Ramadhan di berbagai daerah di Aceh.

Demi menyekolahkan anaknya, Ramlah dan suaminya, Usman, rela menempuh perjalanan jauh dengan labi-labi dari Aceh Timur ke Langsa. “Kami sering menjenguknya di MUQ, meski hanya membawa makanan sederhana,” ujar Ramlah mengenang perjuangan mereka.

Perjalanan menuju pemimpin

Setelah lulus dari Bustanul Ulum, Alfarlaky melanjutkan studinya di UIN Ar-Raniry, Banda Aceh. Di sanalah ia semakin aktif, mulai dari berdakwah, menjadi orator, hingga terpilih sebagai presiden mahasiswa. Saat itu, ia hanya menggunakan sepeda ke mana-mana dan jarang pulang karena kondisi Aceh yang masih dilanda konflik. Justru sang ibunda yang sering datang mengantarkan makanan untuknya.

Bagi Ramlah, putranya adalah anak yang sangat berbakti. Setiap keputusan penting selalu diawali dengan meminta restu ibunya, termasuk ketika ia memutuskan untuk maju sebagai calon Bupati Aceh Timur. Dengan penuh haru, Ramlah menceritakan bagaimana Alfarlaky mencium kakinya dan memohon doa sebelum mendaftar sebagai kandidat.

“Saya bangga, meskipun kami dari keluarga sederhana, anak saya bisa melangkah lebih jauh,” ucap Ramlah dengan mata berkaca-kaca. Doanya tak pernah putus, dan kini ia menyaksikan sendiri bagaimana putranya berhasil mengukir jejak sebagai pemimpin Aceh Timur.(*)

 

 

 

 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved