Konflik Palestina vs Israel

Sisa 59 Sandera yang Masih Ditawan Hamas, Israel Makin Murka

Pada 19 Januari, perjanjian gencatan senjata yang rapuh antara Israel dan Hamas mulai berlaku, dengan fase pertama berakhir setelah 42 hari.

Editor: Faisal Zamzami
Telegram/Brigade Al-Qassam
PEMBEBASAN SANDERA - Foto ini diambil dari publikasi Telegram Brigade Al-Qassam (sayap militer gerakan Hamas) pada Minggu (23/2/2025), memperlihatkan anggota Brigade Al-Qassam memamerkan senjata selama pertukaran tahanan gelombang ke-7 di Jalur Gaza pada Sabtu (22/2/2025). Pada Selasa (4/3/2025) Hamas menolak tuntutan Israel untuk demiliterisasi penuh di Jalur Gaza. 

Militer mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa sebagai bagian dari serangan baru, mereka menyerang puluhan militan dan lokasi militan pada hari Rabu, termasuk pusat komando batalion Hamas.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan serangan udara hari Selasa di Gaza hanyalah “permulaan” dan bahwa semua negosiasi gencatan senjata akan dilakukan “di bawah tembakan.”

Dalam pernyataan rekaman yang disiarkan di televisi nasional, Netanyahu mengatakan Israel akan terus maju hingga mewujudkan semua tujuan perangnya -- menghancurkan Hamas dan membebaskan semua sandera yang ditahan oleh kelompok militan tersebut.

“Pembebasan sebelumnya membuktikan bahwa tekanan militer merupakan syarat yang diperlukan untuk membebaskan sandera,” katanya.

Perang di Gaza, yang dihentikan pada bulan Januari oleh perjanjian gencatan senjata yang dimediasi internasional antara Israel dan Hamas, telah menjadi salah satu konflik paling mematikan bagi pekerja kemanusiaan, menurut PBB.

Jorge Moreira da Silva, kepala Kantor PBB untuk Layanan Proyek, menolak mengatakan siapa yang melakukan serangan di kota Deir al-Balah, tetapi mengatakan bahan peledak itu "dijatuhkan atau ditembakkan" dan ledakan itu bukan kecelakaan atau terkait dengan aktivitas pembersihan ranjau.

Ia tidak menyebutkan kewarganegaraan korban tewas dan luka-luka. Badan PBB, yang dikenal sebagai UNOPS, melaksanakan proyek infrastruktur dan pembangunan di seluruh dunia.

Militer Israel, yang telah melancarkan gelombang serangan udara besar-besaran di seluruh Gaza sejak Selasa pagi, membantah laporan sebelumnya bahwa mereka telah menargetkan kompleks PBB.

Namun Moreira da Silva mengatakan serangan telah terjadi di dekat kompleks tersebut pada hari Senin dan langsung terjadi pada hari Selasa dan Rabu, saat staf tersebut tewas. Ia mengatakan badan tersebut telah menghubungi militer Israel setelah serangan pertama dan mengonfirmasi bahwa mereka mengetahui lokasi fasilitas tersebut.

“Israel tahu ini adalah premis PBB, bahwa orang-orang tinggal, tinggal, dan bekerja di sana,” katanya.

Setelah serangan pada hari Rabu, korban luka dilarikan ke Rumah Sakit Syuhada Al-Aqsa di pusat kota Deir al-Balah. Seorang pria dibawa masuk dengan selimut yang dipegang oleh petugas medis. Seorang lainnya terbaring di ranjang rumah sakit, lututnya diperban. Rompi pelindung berwarna biru dengan tulisan "PBB" diletakkan di ranjang di dekatnya.

Baca juga: Wow! Kuota Mudik Gratis dari Pemerintah Aceh Habis dalam Hitungan Jam

Baca juga: Warga Lampanah Tunong Temukan Mayat Mengapung di Krueng Aceh, Diduga Korban Tenggelam

Baca juga: Janganlah Pamer Kekayaan Dihadapan Rakyat Yang Sedang Kelaparan

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved