Breaking News

Berita Luar Negeri

Sosok Erdogan dan Kekacauan ‘Demokrasi’ Turki, Pemimpin yang Sangat Berkuasa Selama 22 Tahun

Massa pengunjuk rasa telah memblokir jalan-jalan untuk menentang pihak berwenang sementara kerusuhan berlanjut hingga malam keenam di Turki.

Penulis: Agus Ramadhan | Editor: Muhammad Hadi
Anadolu
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan 

Sosok Erdogan dan Kekacauan ‘Demokrasi’ Turki, Pemimpin yang Sangat Berkuasa Selama 22 Tahun

SERAMBINEWS.COM – Turki dilanda kekacauan dengan aksi unjuk rasa yang dilakukan oleh puluhan ribu masa sejak pekan lalu, Rabu (19/3/2025).

Kekacauan itu terjadi setelah penangkapan Wali Kota Istanbul, Ekrem Imamoğlu, yang juga musuh politik Presiden Recep Tayyip Erdoğan, atas tuduhan korupsi.

Imamoglu ditahan pada Rabu (19/3/2025), menghadapi tuduhan korupsi dan membantu kelompok teroris. 

Imamoglu diketahui merupakan lawan politik Erdogan yang akan menghadapi Pemilihan Presiden Tukri pada 2028 mendatang.

Massa pengunjuk rasa telah memblokir jalan-jalan untuk menentang pihak berwenang sementara kerusuhan berlanjut hingga malam keenam di Turki, Senin (24/3/2025).

Aksi unjuk rasa telah menyebar ke lebih dari 55 dari 81 provinsi di Turki.

Para pengunjuk rasa bentrok dengan polisi antihuru-hara yang menggunakan gas air mata dan meriam air.

Meskipun ada larangan berkumpul di jalan di banyak kota, demonstrasi antipemerintah terus berlanjut untuk malam kelima berturut-turut pada hari Minggu dengan bentrokan sengit antara pengunjuk rasa dan polisi anti huru hara.

Pada Senin (24/3/2025), para pengunjuk rasa usia muda menggelar unjuk rasa di dekat pelabuhan Besiktas di Bosphorus di Istanbul sebelum unjuk rasa malam di luar balai kota, yang dijadwalkan pukul 17:30 waktu setempat.

Yerlikaya mengatakan 123 petugas polisi telah terluka selama protes sejauh ini, seraya menambahkan bahwa pemerintah tidak akan membiarkan “teror di jalan”.

Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan menyalahkan partai politik oposisi karena memprovokasi "gerakan kekerasan", saat protes di negara itu berlanjut hingga malam keenam.

Erdogan menyebut demonstrasi tersebut "jahat" dan menyalahkan partai politik oposisi karena "mengganggu kedamaian warga negara kita dengan provokasi".

Erdogan menyerukan agar protes diakhiri dan mengatakan bahwa "alih-alih menanggapi tuduhan", partai-partai oposisi telah "membuat pernyataan paling keji dan melanggar hukum dalam sejarah politik kita selama lima hari terakhir".

Erdogan, Sang Penguasa Turki 22 Tahun

Dari awal yang sederhana, Recep Tayyip Erdogan telah tumbuh menjadi raksasa politik, memimpin Turki selama 22 tahun dan membentuk kembali negaranya lebih dari pemimpin mana pun sejak Mustafa Kemal Ataturk, bapak republik modern yang dihormati.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved