Opini
20 Tahun Gempa Nias: Mengukir Sejarah, Menyelamatkan Arsip
Akhirnya, saya menemukan solusi: jalur darat menuju Pelabuhan Sibolga, lalu menyeberang ke Nias dengan kapal. Bersama tim dari Kementerian Kesehatan d
Dari Nias, kita belajar bahwa bencana tak hanya meruntuhkan bangunan, tetapi juga mengguncang ingatan. Jika peristiwa ini tidak didokumentasikan dengan baik, bagaimana kita bisa menggunakannya sebagai referensi mitigasi bencana di masa depan? Sejarah bencana tidak boleh hanya menjadi kisah yang diceritakan dari mulut ke mulut tanpa bukti nyata dalam arsip.
Lembaga kearsipan harus berperan lebih aktif dalam mengumpulkan dan menyimpan dokumentasi peristiwa bencana. Ini bukan hanya soal administrasi, tetapi juga tanggung jawab sejarah. Setiap peristiwa besar harus diabadikan, tidak hanya untuk kepentingan akademik, tetapi juga sebagai panduan kebijakan dan perencanaan mitigasi di masa depan.
Sejarah bukan sekadar kenangan. Ia adalah pelajaran bagi masa depan. Dan tugas kita, sebagai penjaga sejarah, adalah memastikan bahwa ingatan itu tidak hilang, agar generasi mendatang bisa belajar dari masa lalu dan lebih siap menghadapi kemungkinan bencana yang akan datang.
*) Penulis adalah Muhammad Ihwan, S.Sos., M.Si., Kepala Balai Arsip Statis dan Tsunami (BAST) ANRI Aceh
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.