Idul Fitri 1446 H

Bolehkah Puasa Syawal 6 Hari Menunaikannya Senin dan Kamis Saja? Begini Penjelasan Buya Yahya

Buya Yahya menjelaskan, menurut mazhab Imam Syafi'i puasa sunnah syawal sangat dikukuhkan dikerjakan pada tanggal 2 syawal dan dikerjakan berurutan se

Penulis: Yeni Hardika | Editor: Mursal Ismail
SERAMBINEWS.COM/SYAMSUL AZMAN
Buya Yahya di sebuah ruangan dalam Kompleks Masjid Haji Keuchik Leumiek beberapa waktu lalu. Dalam satu kajiannya, Dai kondang Tanah Air, Buya Yahya, mengatakan dalam Mazhab Syafi'i, puasa Syawal tidak wajib dilakukan berturut-turut, meskipun lebih utama untuk menyelesaikannya segera. (SERAMBINEWS.COM/SYAMSUL AZMAN) 

Diketahui, pada hari Senin dan Kamis, umat muslim dianjurkan untuk mengamalkan ibadah puasa sunnah atau yang biasa disebut dengan puasa Senin Kamis.

Lantas, apa boleh demikian?

Bolehkah memilih hari-hari khusus untuk mengerjakan puasa syawal, atau mengerjakan puasa sunnah tidak berurutan selama 6 hari?

Baca juga: Bagaimana Hukum Menikahi Sepupu Sendiri Dalam Islam? Ketertarikan Kerap Muncul Saat Momen Lebaran

Persoalan ini rupanya sudah pernah disinggung oleh Buya Yahya dalam sebuah kajiannya yang diunggah di YouTube Al-Bahjah TV.

Lantas bagaimanakah penjelasan Buya Yahya? Simak selengkapnya dalam artikel yang dirangkum Serambinews.com berikut.

Ketentuan mengerjakan puasa sunnah syawal

Dalam sebuah video yang diunggah pada 14 Juni 2017 di YouTube Al Bahjah TV, Buya Yahya telah memberikan penjelasannya mengenai ketentuan dalam mengerjakan ibadah puasa sunnah syawal.

Dijelaskan Buya Yahya dalam video itu, menurut mazhab Imam syafi'i, mengerjakan puasa sunnah syawal tidak harus berurutan atau berturut-turut selama 6 hari.

"Menurut mazhab kita Imam Syafi'i, 6 itu tidak harus berurutan," ujar pendakwah bernama lengkap Prof. Yahya Zainul Ma'arif, LC, MA, Ph.D tersebut, dikutip dari tayangan video YouTube Al Bahjah TV.

Baca juga: Apakah Puasa Syawal Harus Berturut-turut Dilakukan Selama 6 Hari? Ternyata Lebih Utama Begini

Berikut tayangan video penjelasan lengkap Buya Yahya soal puasa syawal harus atau tidak dikerjakan berurutan selama 6 hari.

Akan tetapi, lanjut Buya Yahya, jika ada yang mau mengerjakannya secara berurutan langsung selama 6 hari, itu lebih baik.

Sebab apabila ditunda-tunda, dikhawatirkan menjadi lupa sampai bulan Syawal berlalu.

Pada akhirnya, kesempatan untuk mengerjakan puasa sunnah syawal di tahun itu juga berlalu.

"Memang lebih utama segera diselesaikan. Karena apa? Menunda amal baik takut nanti tidak ada kesempatan lagi," sebut Buya Yahya.

Lebih lanjut Buya Yahya menerangkan, bagi yang berpuasa sunnah syawal secara tidak berurutan, pahala puasanya tetap sama dengan yang menunaikannya selama 6 hari berturut-turut.

Bahkan, jika ada seseorang yang berpuasa, namun saat bersilaturrahmi ia disuguhkan makanan, boleh baginya untuk menunda dahulu puasa tersebut.

Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved