Gempa Myanmar

Korban Tewas Gempa Myanmar Capai 3.000 Jiwa, Indonesia Kirim Ragam Bantuan hingga Kerahkan KRI

Bantuan yang dikirim mencakup tenaga SAR, tim medis darurat (Emergency Medical Team) untuk memberikan pertolongan pertama, serta bantuan logistik...

Penulis: Agus Ramadhan | Editor: Eddy Fitriadi
Tribunnews.com/Abdi Ryanda
KORBAN GEMPA MYANMAR - Pemerintah Indonesia memberikan bantuan logistik untuk para korban gempa di Myanmar yang menewaskan ribuan orang saat apel kesiapan tim kemanusiaam di Base Ops Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Minggu (31/3/2025). Korban Tewas Gempa Myanmar Capai 3.000 Jiwa, Indonesia Kirim Ragam Bantuan hingga Kerahkan KRI. 

SERAMBINEWS.COM – Myanmar tengah menghadapi krisis kemanusiaan besar setelah gempa bumi dahsyat berkekuatan 7,7 magnitudo mengguncang negara tersebut pada 28 Maret 2025 lalu.

Hingga update terakhir pada Rabu (3/4/2025) malam, jumlah korban tewas telah melampaui 3.000 jiwa, sementara ribuan lainnya mengalami luka-luka dan masih banyak yang dilaporkan hilang.

“Jumlah korban tewas akibat gempa bumi di Myanmar telah melampaui 3.000,” televisi pemerintah China melaporkan dengan mengutip angka statistik resmi.

Junta Militer Myanmar telah mengumumkan gencatan senjata sementara dalam kampanyenya melawan pasukan oposisi bersenjata setelah gempa bumi dahsyat minggu lalu.

Dalam perkembangan terakhir, pemerintah militer Myanmar, dalam sebuah pernyataan di MRTV yang pada Selasa (2/4/2025) malam, mengumumkan gencatan senjata sepihak selama 20 hari.

Kepala pemerintahan militer Myanmar, Jenderal Senior Min Aung Hlaing, sebelumnya mengatakan militer telah menghentikan serangan, tetapi khawatir pemberontak berencana memanfaatkan bencana tersebut untuk menyerang lagi.

Namun, pada tanggal 1 April, aliansi pemberontak besar di Myanmar mengumumkan gencatan senjata sepihak untuk mendukung upaya kemanusiaan, menurut Reuters.

Sementara itu, lembaga-lembaga bantuan telah memperbarui skala kehancuran dan krisis kesehatan yang terus meningkat di Myanmar tengah, dengan rumah sakit kewalahan, obat-obatan terbatas, dan risiko penyakit yang ditularkan melalui air meningkat.

Direktur Komite Penyelamatan Internasional di Myanmar, Mohamed Riyas, mengatakan kebutuhan kemanusiaan sangat mendesak.

"Mungkin diperlukan waktu berminggu-minggu untuk memahami sepenuhnya seberapa besar kehancuran yang disebabkan oleh gempa bumi ini karena komunikasi terputus dan transportasi terganggu."

"Masyarakat membutuhkan perawatan medis yang mendesak, air minum bersih, tempat berteduh, makanan, dan kebutuhan pokok lainnya,”

“Penyediaan layanan perawatan kesehatan yang menyelamatkan nyawa sangatlah penting," tegas pejabat tersebut.

Di kota Mandalay, sekitar 500 bangunan runtuh total dan 800 lainnya hancur sebagian, menurut Mikhael De Souza, koordinator lapangan di Myanmar untuk badan bantuan medis MSF.

"Banyak orang masih hidup di alam terbuka dalam kondisi yang buruk. Kekurangan air menimbulkan masalah kelangsungan hidup yang serius," katanya.

Di negara tetangga Thailand, jumlah korban tewas akibat gempa bumi telah meningkat menjadi 22, sementara upaya pencarian korban di reruntuhan gedung 30 lantai yang sedang dibangun di ibu kota Bangkok memasuki hari kelima.

Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved