Berita Luar Negeri
Militer AS Bombardir Yaman Dalam 24 Jam, Ada 52 Serangan di 4 Provinsi, Warga Sipil Jadi Korban
Serangan itu membuat jumlah keseluruhan agresi udara Amerika terhadap negara yang sudah miskin itu menjadi sekitar 52 dalam 24 jam terakhir.
Penulis: Agus Ramadhan | Editor: Muhammad Hadi
Militer AS Bombardir Yaman Dalam 24 Jam, Ada 52 Serangan di 4 Provinsi, Warga Sipil Jadi Korban
SERAMBINEWS.COM – Militer Amerika Serikat telah melancarkan 52 serangan udara di beberapa provinsi di seluruh Yaman dalam waktu kurang dari satu hari.
Militer AS mengintensifkan agresinya terhadap Yaman dalam apa yang para ahli sebut sebagai upaya yang merugikan diri sendiri untuk menghentikan operasi pro-Palestina di Sana'a.
Menurut sumber Yaman, pesawat tempur AS melakukan 11 serangan udara di provinsi Sana'a pada hari Selasa (8/4/2025), khususnya menargetkan distrik Bani Hushaysh dan Sanhan.
Kampanye pengeboman meluas lebih jauh ke timur, dengan 13 serangan dilaporkan di provinsi Ma'rib, termasuk distrik Majzar dan Jawba.
Selain itu, empat serangan udara dilancarkan terhadap Pulau Kamaran di lepas pantai provinsi al-Hudaydah di Yaman barat.
Beberapa jam kemudian, sumber-sumber Yaman melaporkan serangan baru pada Rabu (9/4/2025) dini hari.
Sumber tersebut mengatakan serangan militer AS menargetkan ibu kota Sana'a dan provinsi tengah Ibb di antara tempat-tempat lainnya.
Di ibu kota, delapan serangan udara baru dilaporkan, meskipun belum ada korban langsung yang dikonfirmasi.
Serangan tersebut diyakini telah menghantam infrastruktur penting, yang selanjutnya mengganggu kehidupan warga sipil di kota tersebut.
Di Ibb, tiga serangan udara dilaporkan menargetkan jaringan komunikasi dalam apa yang tampak sebagai upaya untuk membongkar situs sipil dan memutuskan jalur koordinasi internal.
Serangan tersebut menandai salah satu pemboman terberat yang dilakukan dalam sehari oleh pasukan Amerika dalam beberapa minggu terakhir.
AS mengklaim serangannya ditujukan untuk melemahkan kemampuan militer Angkatan Bersenjata Yaman, khususnya unit rudal dan pesawat tak berawak.
Namun, jumlah korban paling parah dilaporkan terjadi di provinsi barat al-Hudaydah, di mana enam warga sipil, termasuk dua anak-anak dan seorang wanita, dipastikan tewas.
Setidaknya 16 orang lainnya juga terluka, banyak di antaranya dalam kondisi kritis.
Sementara itu, tim penyelamat masih berupaya menyingkirkan puing-puing dan mencari korban selamat setelah pengeboman.
Kelompok hak asasi manusia mengatakan penargetan al-Hudaydah, kota berpenduduk padat yang juga berfungsi sebagai pelabuhan utama dan jalur kehidupan kemanusiaan Yaman, telah menimbulkan kekhawatiran serius atas terus terkikisnya keselamatan warga sipil dan aliran bantuan penting ke negara tersebut.
Serangan itu membuat jumlah keseluruhan agresi udara Amerika terhadap negara yang sudah miskin itu menjadi sekitar 52 dalam 24 jam terakhir.
Meskipun Amerika Serikat sendiri menolak untuk menunjukkan tujuan utama eskalasi terhadap Yaman yang dimulai bulan lalu,
agresi tersebut secara luas dipandang sebagai kelanjutan dari kebijakan regional Washington yang lebih luas dalam mendukung rezim Israel dan perang genosida brutalnya di Jalur Gaza yang terkepung.
Sebagai bentuk solidaritas dengan Gaza, Angkatan Bersenjata Yaman telah menyerang target-target Israel dan yang terkait dengan Israel serta aset-aset militer Amerika di Laut Merah dan sekitarnya dalam berbagai kesempatan.
Pejabat Yaman menggambarkan operasi tersebut sebagai respons sah terhadap genosida, dukungan AS terhadapnya, dan serangan Amerika terhadap Yaman sendiri.
Meskipun memiliki kekuatan senjata yang besar, Pentagon gagal mencegah operasi rudal dan pesawat tak berawak Yaman.
CNN menggambarkan kampanye agresi Amerika sebagai dorongan yang sangat mahal yang gagal menghalangi Yaman, yang bahkan mengancam akan memperluas lingkup serangan balasannya.
Brigadir Jenderal Yahya Saree, juru bicara pasukan, sementara itu, telah memperingatkan bahwa serangan itu tidak akan dibiarkan begitu saja.
Aset angkatan laut Amerika telah menjadi sasaran balasan Yaman yang intens baik sebagai respons terhadap petualangan militer Washington maupun keterlibatannya dalam genosida Israel.
Meskipun memiliki kekuatan senjata yang besar, Pentagon gagal mencegah operasi rudal dan pesawat tak berawak Yaman.
(Serambinews.com/Agus Ramadhan)
Putin Telepon Xi Jinping dan 3 Kepala Negara Lainnya, Minta Rapatkan Barisan, Apa yang Terjadi? |
![]() |
---|
Duta Besar Gadungan Tipu Puluhan Perusahaan Dunia, Pelaku Ngaku dari Negara Ini: Punya Kantor Dubes |
![]() |
---|
Demo 'Turun Anwar' di Kuala Lumpur Besok, Polisi Tutup 15 Ruas Jalan |
![]() |
---|
Pejabat Thailand Pakai Ijazah Palsu Saat Mendaftar ke KPU, Terancam Dilengserkan: Penjara 10 Tahun |
![]() |
---|
Serang Korea Utara Pakai Pesawat Tak Berawak, Jenderal Korea Selatan Ditangkap |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.