Berita Kutaraja

Sorot Maraknya Kekerasan Aparat terhadap Warga Sipil, Senator Aceh Haji Uma Sentil Proses Rekrutmen

“Sudah dua kasus penembakan yang terjadi di awal tahun ini terhadap warga Aceh. Ini bukan lagi insiden biasa, tapi fenomena,” kata Haji Uma.

Penulis: Yeni Hardika | Editor: Saifullah
YOUTUBE SERAMBINEWS
SERAMBI PODCAST - Anggota DPD RI asal Aceh, H Sudirman, SSos alias Haji Uma saat menjadi narasumber dalam podcast bertajuk 'Haji Uma tentang Advokasi Kasus Penembakan Sales Mobil' yang tayang di YouTube Serambinews, Senin (14/4/2025), dipandu oleh Jurnalis Serambi Indonesia, Yeni Hardika. (YOUTUBE SERAMBINEWS) 

Termasuk kasus penganiyaan terhadap Imam Masykur pada akhir 2023 lalu, di Jakarta yang juga melibatkan oknum militer.

Pernyataan tersebut disampaikan Haji Uma dalam perbincangan bersama Jurnalis Serambinews.com, Yeni Hardika yang ditayangkan secara live di YouTube Serambinews, Senin (14/4/2025).

“Sudah dua kasus penembakan yang terjadi di awal tahun ini terhadap warga Aceh. Ini bukan lagi insiden biasa, tapi fenomena,” katanya.

“Kalau berulang, artinya ada hal yang harus diperbaiki secara sistemik,” ujar Haji Uma dalam podcast bertajuk "Haji Uma tentang Advokasi Kasus Penembakan Sales Mobil".

Sebagai Anggota Komite I DPD RI yang membidangi politik, hukum, dan keamanan, Haji Uma mendorong evaluasi menyeluruh terhadap institusi militer, terutama dalam hal proses rekrutmen dan regulasi internal.

"Proses rekrutmen ini harus benar-benar dilakukan secara jeli dan teliti. Secara psikologis kan dapat membaca perilaku seorang bakal calon anggota militer,” urai dia.

“Yang betul-betul nanti bisa menjadi orang yang mengayomi masyarakat. Ini benar-benar butuh kejelian dari tim seleksi," kata Haji Uma.

Ia juga menekankan pentingnya pengawasan dan kontrol internal yang lebih ketat agar tidak ada ruang bagi anggota militer untuk terlibat dalam tindakan kriminal.

“Rekrutmen itu embrio. Kalau bibitnya unggul, hasilnya juga unggul, ” sebut Senator asal Aceh tersebut.

Selain itu, Haji Uma mengingatkan agar masyarakat tidak terjebak pada opini-opini yang mengaitkan kasus ini dengan konflik masa lalu di Aceh.

Pasalnya, kejadian kekerasan yang dilakukan, baik oleh aparat keamanan maupun personel pertahanan tidak hanya terjadi di Aceh, tapi juga di daerah lain.

Sehingga, persoalan ini merupakan persoalan nasional.

"Kasus ini murni perampokan. Bukan pembunuhan di jalan, menyerbu. Ini perilaku, walaupun sebenarnya jika dibawa ke ranah sosial akan melebar juga," jelas Anggota DPD RI tiga periode tersebut.

"Tapi lihat secara objektif. Kembali ke persoalan dasar, yaitu kesalahan oknum. Arogansi iya, premanisme iya," sambungnya.

Karena itulah, perbaikan dalam pola rekrutmen menurutnya perlu dilakukan.

Sehingga institusi tersebut memiliki personil yang berdedikasi, bermoral, berpendikan dan memegang adat, budaya serta agama.

Disamping itu, Haji Uma juga mengajak seluruh elemen masyarakat, termasuk tokoh-tokoh masyarakat, untuk memberikan masukan dalam rangka perbaikan institusi militer.

Hal itu juga untuk mencegah kasus serupa kembali terjadi di masa depan.(*) 

 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved