Konflik Palestina vs Israel

Hasil Otopsi 15 Jenazah Petugas Medis di Gaza yang Dibantai Israel, Ditembak di Kepala dan Dada

Para korban dan kendaraan mereka kemudian ditemukan terkubur di kuburan massal berpasir oleh pasukan Israel. 

Editor: Faisal Zamzami
khaberni/tangkap layar
JENAZAH PARAMEDIS - Jenazah para paramedis Bulan Sabit Merah Palestina yang menjadi korban penembakan Israel pada 23 Maret 2025 di Rafah, Gaza Selatan. Israel mengklaim, mereka menembaki dengan alasan ambulans dan krunya bergerak mencurigakan. Sebuah video yang beredar membantah narasi tersebut. 

SERAMBINEWS.COM - Dokter yang melakukan otopsi terhadap 15 petugas medis dan petugas penyelamat yang sengaja dibunuh oleh unit penyerang Israel di Gaza pada bulan Maret telah mengungkapkan bahwa sebagian besar korban menderita luka tembak di kepala dan dada, serta cedera yang disebabkan oleh bahan peledak.

Temuan ini diperkirakan akan meningkatkan seruan kepada "Israel" untuk memberikan penjelasan lengkap atas pembunuhan bergaya eksekusi terhadap 15 petugas medis di Gaza.

Pembunuhan tersebut memicu kecaman luas bulan lalu setelah terungkap bahwa pasukan pendudukan Israel telah menembaki paramedis dari Bulan Sabit Merah Palestina, Pertahanan Sipil, dan tim afiliasi PBB saat mereka sedang melakukan misi penyelamatan di Gaza selatan.

Para korban dan kendaraan mereka kemudian ditemukan terkubur di kuburan massal berpasir oleh pasukan Israel

Setelah menggali jenazah-jenazah tersebut, Perserikatan Bangsa-Bangsa menyatakan para pekerja tersebut tampaknya telah "dieksekusi satu per satu."

Peluru peledak menembus tubuh korban, kata ahli patologi Gaza

Dr. Ahmed Dhair, ahli patologi forensik yang berbasis di Gaza yang memeriksa 14 dari 15 jenazah, mengatakan, seperti dikutip The Guardian, 

“Kami menemukan luka sayatan, luka tembak, dan cedera yang disebabkan oleh bahan peledak—kebanyakan di dada, perut, punggung, dan kepala.” 

Ia menambahkan bahwa peluru peledak atau peluru “kupu-kupu”—yang dirancang untuk menghancurkan bagian dalam tubuh—juga digunakan.

"Dalam satu kasus, peluru meledak di dada, dan serpihannya berserakan di dalam tubuh. Dalam kasus lain, serpihan peluru ditemukan tertanam di punggung korban," kata Dhair.

"Israel" telah mengakui pembunuhan tersebut, setelah awalnya mengklaim kendaraan tersebut berperilaku "mencurigakan" tanpa lampu—versi yang kemudian dibantah oleh bukti.

"Israel" selanjutnya mengklaim—tanpa menghadirkan bukti publik—bahwa enam korban tak bersenjata adalah anggota Hamas, sebuah klaim yang dibantah oleh Bulan Sabit Merah Palestina.

Baca juga: Israel Tegaskan Akan Tetap di Gaza, Perpanjang Blokade Bantuan meski Gaza Jadi Kuburan Massal

Pengungkapan ini diharapkan dapat memicu tuntutan yang semakin meningkat kepada "Israel" untuk memberikan penjelasan yang transparan tentang apa yang oleh kelompok hak asasi manusia digambarkan sebagai kemungkinan kejahatan perang. "Israel" telah menuduh bahwa kasus tersebut masih dalam penyelidikan.

Terungkap pula minggu ini bahwa Assad al-Nsasrah, salah satu dari dua petugas medis yang selamat dari insiden tersebut dan tidak diketahui keberadaannya, saat ini ditahan oleh Israel.

'Israel' menarik kembali kebohongannya saat rekaman video mengungkap pembunuhan petugas medis Gaza

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved