Kisah Pilu Ihwan Sahab, Warga Bekasi yang Tewas Disiksa di Kamboja, Dibuang di Jalan Tanpa Busana

Ihwan Sahab sempat dibuang di jalan raya dalam kondisi tanpa busana setelah disiksa oleh sesama pekerja scamming di Kamboja.

Editor: Faisal Zamzami
ACHMAD NASRUDIN YAHYA/KOMPAS.com
KORBAN TPPO - Subiyantoro (23) menunjukkan foto semasa hidup sang kakak, Ihwan Sahab (28). Ihwan dinyatakan meninggal di Kamboja diduga karena disiksa sesama pekerja scamming. 

SERAMBINEWS.COM - Kisah pilu Ihwan Sahab (28), warga Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, menjadi korban Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) hingga tewas disiksa di Kamboja.

Ihwan Sahab dinyatakan tewas di Kamboja pada Senin (14/4/2025) pagi.

Pihak keluarga menerima kabar korban meninggal setelah dihubungi oleh salah satu staf KBRI di Phnom Penh.

Sebelum meninggal, korban sempat dirawat di rumah sakit setempat sejak 28 Maret 2025. 

Ihwan Sahab sempat dibuang di jalan raya dalam kondisi tanpa busana setelah disiksa oleh sesama pekerja scamming di Kamboja.

Polisi setempat yang menemukan Ihwan kemudian membawa korban ke rumah sakit untuk mendapat penanganan medis.

"Ditemukan dalam keadaan pingsan, enggak pakai busana, terus luka-luka parah begitu," kata adik korban, Subiyantoro (23), saat ditemui di kediamannya, Perumahan Villa Gading Harapan, RT 2/RW 22, Kebalen, Babelan, Kabupaten Bekasi, Kamis (17/4/2025).

Subiyantoro mengetahui informasi ini berdasarkan laporan seorang tenaga medis di Kamboja ketika dirinya melakukan panggilan video.

Kepada Subiyantoro, tenaga medis tersebut menuturkan bahwa polisi setempat menemukan korban tergeletak di jalan raya ketika berpatroli.

 Polisi mengira bahwa Ihwan korban kecelakaan karena sekujur tubuhnya dipenuhi luka.

"Tapi rumah sakit bilang kalau dia masih selamat. Dia hanya koma," jelasnya.

Setelah terbangun dari koma, kondisi Ihwan berangsur membaik.

Korban juga mulai bisa berkomunikasi dengan sang adik lewat panggilan video.

 
Dalam percakapannya, Ihwan mengaku terakhir sadar ketika disiksa oleh 15 pekerja sesama scammer di sebuah ruangan khusus selama dua hari berturut-turut.

"Dia cerita kakak saya itu pas disiksa itu, dia pingsan. Tahu-tahu ada di rumah sakit. Karena perusahaan enggak mau tanggung jawab, dia mau lepas tangan, akhirnya dibuang di jalanan, ditemuin sama polisi lagi patroli," imbuh dia.

Akan tetapi, setelah itu kondisi kesehatan korban perlahan menurun hingga akhirnya pihak rumah sakit menyatakan korban meninggal pada Senin (14/4/2025) pagi.

Pelakunya WNI dan WN China

 Ihwan Sahab (28), pria asal Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, yang tewas di Kamboja diduga disiksa oleh sesama scammer asal Indonesia dan China.

Total, ada 15 orang yang menyiksa korban.

Hal ini disampaikan korban kepada adiknya, Subiyantoro (23), sebelum meninggal pada Senin (14/4/2025) pagi.

"Dia bilang, sekitar 15 orang, orang China, orang Indonesia," kata Subiyantoro saat ditemui di kediamannya, Perumahan Villa Gading Harapan, RT 2/RW 22, Kebalen, Babelan, Kamis (17/4/2025).

Ironisnya, salah satu penyiksa asal Indonesia mengenali korban. Akan tetapi, ia tetap menyiksa korban karena tak mencapai target keuntungan yang ditentukan.

"Ada yang dia kenal juga. Orang Indonesia itu yang keroyok dia, yang eksekusinya itu," jelasnya.

 Kepada Subiyantoro, Ihwan juga membocorkan identitas bosnya yang bernama Alam asal Manado, Sulawesi Utara.

"Saya nanya, 'bosnya orang Indonesia?', 'iya, orang Indonesia'. Orang Manado, dia bilang. Bos Alam, biasanya dipanggil satu perusahaan itu Bos Alam," ungkap Subiyantoro.

Saat ini, jenazah korban masih berada di rumah sakit Kamboja.

Pihak keluarga memutuskan jenazah dimakamkan di Kamboja. Pasalnya, biaya pemulangan jenazah sangat besar, bisa mencapai ratusan juta.

"Saya sepakat dimakamkan di sana saja karena prosesnya cukup lama, dua minggu. Biaya juga besar sekitar ratusan juta, total habis sekitar Rp 200 juta," imbuh dia.

Sebelumnya diberitakan, Ihwan Sahab dinyatakan tewas di Kamboja pada Senin (14/4/2025) pagi.

Pihak keluarga menerima kabar korban meninggal setelah dihubungi oleh salah satu staf KBRI di Phnom Penh.

Sebelum meninggal, korban sempat dirawat di rumah sakit setempat sejak 28 Maret 2025.

Selama perawatan, korban beberapa kali melakukan panggilan video dengan sang adik.

Dalam percakapan tersebut, korban mengaku disiksa selama dua hari oleh 15 pekerja asal China dan Indonesia di sebuah ruangan khusus karena tak memenuhi target yang ditentukan perusahaan.


Sekujur tubuhnya disetrum hingga menimbulkan bekas luka berwarna hitam di bagian badan, kaki, bokong, dan tangan. Kedua matanya juga mengalami luka lebam.

Selain itu, kepalanya turut menjadi sasaran penyiksaan hingga mengalami pendarahan otak karena dihantam benda tumpul oleh para pelaku.

Tak kuat menahan siksaan, korban pun pingsan.

Para pelaku kemudian membuang korban ke jalan raya tanpa mengenakan pakaian.

Polisi setempat yang menemukan korban dalam keadaan sekarat kemudian mengevakuasi ke rumah sakit.

Setelah beberapa hari mendapat penanganan medis, kondisi korban mulai membaik.

Korban pun mulai bisa berkomunikasi.

Akan tetapi, setelah itu kondisi kesehatan korban perlahan menurun hingga akhirnya pihak rumah sakit menyatakan korban meninggal pada Senin pagi.

 

Baca juga: Dandim Aceh Singkil Pimpin Upacara Hari Kesadaran Nasional, Sampaikan Amanat Panglima TNI 

Baca juga: Rekomendasi K-Drama Fantasi Mulai Dari Song Kang, Byeon Woo Seok, hingga Park Shin Hye

Baca juga: Terima Kunjungan Aster Kodam IM dan Kepala Bulog Aceh, Dandim Abdya Laporkan Progres Serapan Gabah

Artikel ini sudah tayang di Kompas.com

 

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved