Berita Abdya

Bupati Abdya Akan Hidupkan Lagi Pabrik Padi Modern, Juga Nego dengan Bank untuk Modal Usaha Petani

Salah satu upaya Bupati Safaruddin untuk mewujudkan cita-cita tersebut, yakni menghidupkan kembali pabrik padi modern atau Rice Milling Unit (RMU) di

Editor: Mursal Ismail
Serambinews.com/Masrian Mizani
PABRIK PADI MODERN - Bupati Abdya, Dr Safaruddin SSos, MSP,  terus melakukan berbagai langkah untuk mewujudkan cita-cita Presiden Prabowo jadikan Indonesia swasembada pangan.Salah satu upaya Bupati Safaruddin untuk mewujudkan cita-cita tersebut, yakni menghidupkan kembali pabrik padi modern atau Rice Milling Unit (RMU) di Komplek Balai Benih Utama, Kecamatan Tangan-Tangan, Abdya. 

Salah satu upaya Bupati Safaruddin untuk mewujudkan cita-cita tersebut, yakni menghidupkan kembali pabrik padi modern atau Rice Milling Unit (RMU) di Komplek Balai Benih Utama, Kecamatan Tangan-Tangan. 

Laporan Masrian Mizani I Aceh Barat Daya 

SERAMBINEWS.COM, BLANGPIDIE Bupati Abdya, Dr Safaruddin SSos, MSP,  terus melakukan berbagai langkah untuk mewujudkan cita-cita Presiden Prabowo jadikan Indonesia swasembada pangan.

Salah satu upaya Bupati Safaruddin untuk mewujudkan cita-cita tersebut, yakni menghidupkan kembali pabrik padi modern atau Rice Milling Unit (RMU) di Komplek Balai Benih Utama, Kecamatan Tangan-Tangan. 

Selain itu, melakukan intervensi atau negosiasi dengan pihak Perbankan Syariah baik BSI maupun Bank Aceh untuk memberikan modal usaha kepada para petani Abdya.

RMU milik Pemerintah Abdya itu mampu menampung gabah 40 ton per hari.

Bangunan pabrik padi modern tersebut dibangun pada tahun 2019 lalu menggunakan Dana Alokasi Khusus (DAK) dengan nilai anggaran Rp 7,7 miliar lebih.

“Pak Presiden memiliki cita-cita besar ingin menjadikan Indonesia sebagai negara swasembada pangan.

Itu sudah dimulai dengan stabilitas harga gabah yang dibeli oleh Bulog Rp 6.500 per kilogram.

Itu sangat membantu sekali, dan petani juga mengucapkan terima kasih atas kebijakan Pak Presiden,” kata Bupati Abdya Safaruddin, kepada Serambinews.com, Jumat (18/4/2025) di Blangpidie.

Baca juga: Anak Lindas Ayah hingga Tewas, Ini 6 Faktanya: Tabiat Pelaku Aneh, Sering Keluar Masuk RSJ

Sekarang, sebut Safaruddin, serapan gabah kering panen (GKP) dari petani Abdya telah mencapai 2.737,91 ton. Angka ini telah melewati target yang ditetapkan sebesar 2.651,36 ton. 

“Tentu, ke depan harus kita pertahankan, malah kita tingkatkan lagi. 

Salah satunya bagaimana kita mengerakkan para petani sadar bahwa semua pihak harus bersinergi, baik petani dengan penyuluh pertanian dan juga dengan pemerintah untuk mencapai target besar itu,” ujarnya.

Ke depan, kata Safaruddin, gabah hasil panen petani Abdya harus ditampung oleh Bulog.

Malahan, pihak Bulog mengatakan bahwa Abdya perlu punya pabrik operasional untuk penggilingan padi agar jangan dibawa lagi ke kabupaten tetangga.

“Oleh karenanya, Insya Allah pabrik padi pemerintah yang ada di Tangan-Tangan akan kita fungsikan lagi.

Kemarin itu, ada juga salah satu pihak swasta yaitu penggilingan padi Laris menyatakan siap bekerja sama dengan pemerintah dalam penggilingan gabah,” ujarnya.

Baca juga: Lakukan Pelecehan terhadap Staf Wanita, Turis Israel Dikeroyok Penjaga Tempat Hiburan di Thailand

Terkait pengoperasian RMU di Kecamatan Tangan-Tangan, kata Safaruddin, saat ini pemerintah sedang melakukan telaah termasuk dilihat kesiapan teknisnya. 

“Sudah saya minta di telaah dulu, kalau sudah siap, Insya Allah segera kita operasionalkan.

Apakah pengelolaannya itu dilakukan oleh BUMD atau bukan, nanti kita lihat. Jika pun dikelola pihak kegita, harus ada bagi hasil yang menguntungkan agar ada mendapatkan pendapatan baru bagi daerah,” ujarnya.

Dalam meningkatkan sektor pertanian, kata Safaruddin, ia juga ingin melakukan intervensi atau negosiasi dengan pihak Perbankan Syariah baik BSI maupun Bank Aceh untuk memberikan modal usaha kepada para petani.

“Jangan nanti petani mencari modal usaha dari tengkulak, sehingga gabahnya tidak dijual ke Bulog, karena modal yang mereka dapatkan dari tengkulak, sehingga harga gabah tidak sesuai dengan kebijakan pemerintah,” tuturnya.

Selain itu, sebut Safaruddin, beberapa irigasi juga rusak setelah banjir, sehingga perlu diperbaiki agar air bisa mengaliri lahan pertanian.

Baca juga: Tampar Anak Kelas 2 SD, Anggota DPRA Mawardi Basyah Kini Berurusan dengan Pengadilan

“Apalagi sekarang petani kita ada yang sedang menabur benih dan ada juga menanam padi. 

Maka kerusakan irigasi ini juga sudah mulai kita perbaiki, karena ini adalah tanggung jawab pemerintah untuk mencarikan solusi untuk memudahkan petani turun ke sawah,” pungkas Safaruddin. (*)

 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved