Berita Bireuen

DPRA Tinjau Kolam Labuh PPI Peudada Bireuen yang Mangkrak, Nelayan Minta Segera Lanjut Dibangun

Kedatangan wakil rakyat ini meninjau lokasi kolam labuh boat atau kapal tangkap ikan nelayan yang belum selesai dibangun alias mangkrak di Gampong Mat

Penulis: Yusmandin Idris | Editor: Mursal Ismail
For Serambinews.com
TINJAU KOLAM LABUH - Ketua dan anggota Komisi II DPR Aceh serta staf, Sabtu (19/4/2025). meninjau lokasi kolam labuh di kawasan PPI Peudada. 

Kedatangan wakil rakyat ini meninjau lokasi kolam labuh boat atau kapal tangkap ikan nelayan yang belum selesai dibangun alias mangkrak di Gampong Matang Pasi dan Calok, Kecamatan Peudada, Kabupaten Bireuen

Laporan Yusmandin Idris I Bireuen 

SERAMBINEWS.COM, BIREUEN -  Sejumlah Anggota DPRA, Sabtu (19/4/202/) datang ke Bireuen

Kedatangan wakil rakyat ini meninjau lokasi kolam labuh boat atau kapal tangkap ikan nelayan yang belum selesai dibangun alias mangkrak di Gampong Matang Pasi dan Calok, Kecamatan Peudada, Kabupaten Bireuen

Kunjungan lapangan menyikapi keluhan masyarakat nelayan setempat dan melihat atas kondisi selama ini. 

Tim DPRA didampingi Koordinator PPI Peudada, Darwati SP, juga meninjau kawasan Pelabuhan Pendaratan Ikan (PPI) Peudada, juga ke lokasi kolam labuh ke utara PPI tersebut

Keterangan diperoleh Serambinews.com, kunjungan itu dipimpin Ketua Komisi II DPRA Khairil Syahrial ST, MAP bersama Wakil Ketua Komisi II Muhammad Iqbal.

Kemudian para anggota Rahmuddin, Fuadri SSi, M Natsir, H Tantawi, SIP MAP, Syamsuri AMK, dan Tgk Muhammad, juga staf Komisi II.

Baca juga: Jadi Narasumber Peneliti Cina, Bupati Bireuen Jabarkan Soal Otsus hingga Hubungan Parlok dan Parnas 

Ketua Komisi II DPR Aceh, Khairil Syahrial di lokasi mengatakan kunjungan mereka menyikapi keluhan atas kondisi mulut Kuala Peudada sudah dangkal, sehingga menghambat nelayan keluar/masuk mencari ikan ke laut.

"Nelayan pada mengeluh karena banyak boat yang tidak bisa masuk ke kuala karena dangkal. Maka sebagai solusinya perlu dibangun kolam labuh sebagai tempat sandaran boat nelayan setelah pulang melaut," ujarnya.

Tindak lanjut dari kunjungan tersebut kata Ketua Komisi II, kedatangan ke lokasi  untuk melihat kondisinya terlebih dahulu, mendengar langsung keluhan masyarakat, selanjutnya dibawa ke dalam rapat kerja DPR Aceh.

Koordinator PPI Peudada, Darwati SP yang mendampingi kunjungan tim Komisi II DPR Aceh menyampaikan keseluruhan permasalahan yang ada di PPI Peudada.

Oleh karena itu dengan hadirnya ketua dan anggota Komisi II DPR Aceh dapat melihat secara dekat kondisi lapangan.

"Semoga ada titik terang kelanjutan pembangunan kawasan PPI untuk jangka panjang guna kemudahan aktifitas masyarakat nelayan berlabuh di PPI Peudada," harapnya.

Baca juga: Trennya Meningkat, Begini Cara Buat SKCK Secara Online di Polresta Banda Aceh

Abu Laot Lhok Peudada, Muhammad Karim (55) didampinggi H Nasir (55) mengharapkan kepada tim Komisi II DPR Aceh untuk dapat membantu melanjutkan pembangunan kolam labuh boat atau kapal pukat nelayan PPI Peudada.

Beberapa tahun lalu sebagian telah dibangun, namun hingga kini belum ada kelanjutan.

"Kami sangat berharap kepada keseriusan Pemerintah Aceh untuk menuntaskan pembangunan kolam labuh PPI Peudada," harapnya.

Menurutnya dengan adanya kolam labuh, keselamatan nelayan terjamin.

Selama ini katanya,  semua boat nelayan bersandar di pinggir Krueng Peudada yang sangat berbahaya, kesulitan keluar dan masuk kuala karena mulut Kuala dangkal mengakibatkan boat kandas rusak dihantam ombak.

Nantinya dapat disandarkan ke lokasi ini. Begitu juga apabila terjadi cuaca ekstrim perairan, boat atau kapal nelayan Peudada dan sekitarnya yang sedang berlayar mencari ikan, dapat singgah berlindung ke kolam labuh.

Baca juga: Polresta Banda Aceh Razia Surat-surat, Knalpot hingga Senjata Api, 19 Motor Diamankan Tengah Malam

Abu Laot juga mengatakan dampak luapan air bah (banjir) aliran Krueng Peudada dalam tahun 2025 ini sudah empat boat nelayan rusak dihantam kayu dan tenggelam terseret banjir.

Dua boat becak masing-masing milik Musliadi Yakop (40)  warga  Gampong Calok, putus tali boat hilang dibawa arus bah.

Kemudian satu lagi  milik Amri (35) penduduk Gampong Meunasah Pulo, kondisi bodi bot berlubang terkena hantaman kayu besar.

Selain itu, satu kapal pukat langga mini milik Pawang Mayor (40) penduduk Gampong Blang Kubu Peudada, karam atau tenggelam terbawa arus banjir. 

"Begitu juga kapal pukat panggang  milik Razali (40), warga Gampong Meunasah Pulo, juga pukat pecah terkena kayu dan diterjang banjir," terang Muhammad Karim. (*)

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved