Berita Nasional

Pengusaha Mulai Kurangi Ukuran Tempe Imbas Kenaikan Harga Kedelai, Produsen Khawatirkan Hal Ini

Sejumlah pengusaha tempe mulai mengurangi ukuran produk mereka sebagai langkah bertahan di tengah lonjakan biaya bahan baku.

Penulis: Agus Ramadhan | Editor: Muhammad Hadi
SERAMBI/M ANSHAR
Pekerja menyelesaikan pesanan tahu di salah satu pabrik tahu di kawasan Geuce, Banda Aceh, Jumat (28/8). Perang dagang mengakibatkan naiknya harga jual kedelai impor. Pengusaha terpaksa mengecilkan ukuran tahu/tempe yang dijual ke konsumen. 

Mereka terpaksa mengurangi produksi dengan keuntungan yang semakin menipis agar tidak gulung tikar.

Seperti dirasakan pengrajin tahu bernama Adrian Hendri Prayoga di Desa Sugihwaras, Kecamatan Wonomulyo, Polman.

Menurut Adrian, kenaikan harga kedelai yang menjadi bahan baku utama pembuatan tahu dan tempe terjadi pascalebaran Idul Fitri kemarin. 

Harga kedelai perlahan melejit menjadi Rp 10.700 per Kilogram (Kg) dari harga awal Rp 9.600 per Kg.

Harga terbaru saat ini sudah tembus Rp 16.500 per Kg berdasarkan data Dinas Perdagangan Polman.

"Kalau dibilang rugi tidak juga, hanya keuntungan memang semakin menipis, jadi terpaksa kita mengurangi saja produksi demi mempertahankan langganan," kata Adrian kepada wartawan, Selasa (22/4/2025), dikutip dari TribunSulbar.

"Ada kenaikan harga kedelai habis lebaran kemarin, dari harga Rp 9.600 naik menjadi Rp 10.700 per Kg," lanjutnya.

Adrian mengaku tidak mengetahui secara pasti pemicu naiknya harga kedelai. 

Dia menduga kenaikan harga dampak perang tarif dagang dilancarkan pemerintah AS sebab pengrajin tahu dan tempe masih bergantung pada kedelai impor.

"Mungkin masalah di luar negeri, perang tarif dagang, Amerika, atau mungkin di sana stoknya memang lagi tidak ada," katanya lagi.

Adrian menyebut selama ini sangat bergantung sama kedelai impor, lantaran produksi kedelai lokal hanya sedikit.

Dia mengaku tidak dapat berbuat banyak untuk menyiasati kenaikan harga kedelai ini. 

Menurutnya, opsi mengurangi produksi jauh lebih baik ketimbang ikut menaikkan harga jual atau mengurangi ukuran tahu dan tempe.

Adrian berharap pemerintah dapat melakukan upaya antisipasi apabila kenaikan harga ini terus terjadi. 

(Serambinews.com/Agus Ramadhan)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved