Breaking News

Luar Negeri

India dan Pakistan Terancam Perang Buntut Tragedi Berdarah di Kashmir Tewaskan 26 Wisatawan

Korban dari tragedi berdarah tersebut bukan tentara atau pejabat, melainkan warga sipil yang sedang berlibur di salah satu lembah paling indah India

Editor: Faisal Zamzami
AP
PENEMBAKAN - Tentara India memeriksa lokasi baku tembak antara militan Kashmir dan pasukan keamanan di sebuah pos pemeriksaan di Nagrota, pinggiran Jammu, Kamis (19/11/2020). 

SERAMBINEWS.COM, PAHALGAM - Tragedi berdarah di Kashmir dikhawatirkan akan memicu perang India-Pakistan.

Sebanyak 26 wisatawan terbunuh dalam serangan berdarah di Pahalgam, Selasa (22/4/2025).

Hal itu akan menandai serangan militan paling mematikan di Kashmir sejak 2019.


Korban dari tragedi berdarah tersebut bukan tentara atau pejabat, melainkan warga sipil yang sedang berlibur di salah satu lembah paling indah di India.

Serangan ini pun terkesan brutal dan simbolis, sebuah serangan terencana tidak hanya terhadap nyawa, tetapi juga terhadap rasa normalitas yang rapuh dan telah diupayakan keras oleh negara India di wilayah yang disengketakan itu.

Namun mengingat sejarah Kahsmir yang menegangkan bagi kedua negara, diklaim sepenuhnya oleh India dan Pakistan, tetapi hanya dikuasai sebagian oleh masing-masing, insiden ini akan membuat hubungan mereka semakin panas.

Menurut para ahli, tanggapan India kemungkinan besar akan dibentuk oleh preseden dan tekanan.

Dilansir dari BBC Internasional, Delhi disebut akan segera mengambil serangkaian langkah balasan.

Antara lain menutup perbatasan utama, menangguhkan perjanjian pembagian air yang penting, dan mengusir diplomat.

Menteri Pertahanan India Rajnath Singh telah berjanji memberikan respons keras, berjanji tindakan tidak hanya terhadap pelaku, tetapi juga dalang di balik tindakan jahat di tanah India.

Para analis meyakini akan ada tanggapan militer dari Pakistan, dan mempertanyakan, kapan, seberapa terukur tanggapan itu, dan berapa biayanya.

“Kita akan melihat respons keras, yang menandakan tekad baik bagi khalayak domestik maupun para pelaku di Pakistan. Sejak 2016, terutama setelah 2019, ambang batas untuk pembalasan telah ditetapkan pada serangan lintas batas atau serangan udara,” ujar Sejarawan Militer Srinath Raghavan.

“Akan sulit bagi Pemerintah (India) untuk beraksi di bawah itu sekarang. Pakistan tampaknya akan merespons, sama seperti sebelumnya. Risiko itu, seperti sebelumnya akan menjadi miskalkulasi untuk kedua pihak,” ujarnya.

Raghavan merujuk pada dua perseteruan langsung antara yang diinisiasi India pada 2016 dan 2019.

Pada serangan mematikan Uri, September 2016, 19 tentara India tewas terbunuh, saat India meluncurkan apa yang disebut “serangan bedah”, yang melintasi perbatasan de facto, yang juga dikenal sebagai Garis Kontrol (LoC).

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved