Berita Kutaraja

Skenario Simulasi Bencana Gempa dan Tsunami di SMAN 6 Banda Aceh, Siswa Bocor Kepala Sigap Ditangani

Dalam simulasi tersebut, diskenariokan bahwa dampak dari gempa bumi yang mengguncang SMAN 6 Banda Aceh menyebabkan sejumlah siswa bocor kepala.

|
Penulis: Saifullah | Editor: Saifullah
Dok Forum PRB Aceh
SIMULASI BENCANA - Petugas kesehatan sigap memberi perawatan medis kepada siswa yang diskenariokan bocor kepala saat simulasi gempa bumi dan tsunami di SMAN 6 Banda Aceh, Sabtu (26/4/2025). 

Laporan Saifullah | Banda Aceh

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH – Forum Pengurangan Risiko Bencana (Forum PRB) Aceh menggelar simulasi bencana gempa bumi dan tsunami di SMAN 6 Banda Aceh, Sabtu (26/4/2025).

Dalam simulasi tersebut, diskenariokan bahwa dampak dari gempa bumi yang mengguncang SMAN 6 Banda Aceh menyebabkan sejumlah siswa bocor kepala.

Petugas kesehatan pun sigap memberikan perawatan medis kepada para korban yang mengalami luka tersebut.

Simulasi gempa bumi dan stunami itu dilakukan pada pukul 10 00 WIB, diawali dengan bunyi sirine sebagai tanda gempa terjadi. 

Para guru dan siswa yang sedang melaksanakan proses belajar mengajar langsung melindungi kepala dan mencari sudut-sudut di sekolah yang dianggap lebih aman. 

Beberapa menit kemudian, terlihat adanya siswa yang diarahkan oleh guru untuk melakukan evakuasi siswa yang terluka ke lokasi titik kumpul yang dianggap aman oleh sekolah.

Ketua Forum Pengurangan Risiko Bencana (Forum PRB) Aceh, Muhammad Hasan, SSi, MSi mengatakan, simulasi itu dilakukan dalam rangka mensukseskan Hari Kesiapsigaan Bencana (HKB) 2025 yang jatuh pada 26 April 2025.

Selain di SMAN 6 Banda Aceh yang berlokasi di Lamjabat, beber Hasan Bangka--sapaan akrab Ketua F-PRB Aceh--simulasi juga berlangsung di SD 71 Banda Aceh Mibo secara mandiri. 

Sementara itu, Khairurazi, MPd selaku Kepala SMAN 6 Banda Aceh mengatakan, bahwa simulasi ini merupakan inisiatif kepala sekolah dan jajarannya dengan mengundang Forum PRB Aceh untuk memfasilitasinya. 

Kegiatan ini, ungkap dia, bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan kesiapsiagaan bencana di kalangan siswa dan guru, serta mempromosikan budaya keselamatan dan pengurangan risiko bencana di sekolah.

“Harapannya bahwa kami bisa meminimalisir risiko dan menyelamatkan siswa-siswi kami bila suatu ketika terjadi gempa atau lainnya,” Khairurazi.(*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved