Konflik Rusia vs Ukraina

Korea Utara Akui Kirim Pasukan ke Rusia, Ukraina Desak Sanksi Lebih Keras

Pemerintah Ukraina mendesak komunitas internasional untuk memperketat sanksi terhadap Rusia dan Korea Utara.

Editor: Faisal Zamzami
Korean Central News Agency/Korea News Service via AP
TENTARA - Kim Jong-un saat bertemu dengan tentara Korea Utara saat latihan militer, Rabu (6/4/2024). Presiden Rusia Vladimir Putin akhirnya bersuara soal tentara Korea Utara yang membantu Rusia dalam menghadapi Ukraina di Kursk. 

SERAMBINEWS.COM - Pemerintah Ukraina mendesak komunitas internasional untuk memperketat sanksi terhadap Rusia dan Korea Utara.

Seruan ini disampaikan setelah pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, secara terbuka mengakui pasukannya turut membantu Rusia dalam perang melawan Ukraina.

Kementerian Luar Negeri Ukraina menyebut pengakuan tersebut sebagai bukti nyata dari meningkatnya kerja sama militer antara Moskow dan Pyongyang yang dinilai membahayakan stabilitas global.

“Para mitra internasional memiliki berbagai alat untuk menekan kedua rezim ini, khususnya dalam membatasi akses mereka terhadap teknologi Barat,” demikian pernyataan resmi Kementerian Luar Negeri Ukraina, seperti dikutip dari laman Ukrainian World Congress (UWC), Selasa (29/4/2025).

Dikutip dari laman resminya, UWC mengeklaim diri sebagai organisasi nirlaba internasional yang mewakili lebih dari 25 juta warga Ukraina di 80 negara lebih.


Pengakuan keterlibatan militer Korea Utara dalam perang Ukraina diumumkan oleh Kim Jong Un pada Senin (28/4/2025). 

Ia menyebut pengiriman pasukan Korea Utara ke Rusia merupakan bagian dari implementasi Traktat Kemitraan Strategis Komprehensif antara kedua negara.

Langkah ini mengejutkan banyak pihak, mengingat baik Moskow maupun Pyongyang sebelumnya selalu membantah adanya kerja sama militer langsung terkait konflik di Ukraina.

“Pernyataan ini sangat menunjukkan bahwa kata-kata dari rezim Putin dan Kim Jong Un tidak bisa dipercaya. Mereka telah berbohong sejak awal,” ujar juru bicara Kementerian Luar Negeri Ukraina, Heorhii Tykhyi.

Sementara Presiden Rusia Vladimir Putin juga telah mengonfirmasi kehadiran pasukan Korea Utara dalam konflik tersebut dan bahkan menyampaikan rasa terima kasih atas dukungan tersebut. 

Pernyataan ini memperkuat kekhawatiran bahwa aliansi militer antara Rusia dan Korea Utara telah berkembang ke tahap yang lebih serius.

Pemerintah Ukraina menilai kerja sama militer yang kian erat antara Rusia dan Korea Utara bukan hanya ancaman bagi Ukraina, tetapi juga bagi keamanan Eropa, stabilitas kawasan Indo-Pasifik, dan Semenanjung Korea.

Ukraina juga menyoroti perkembangan teknologi senjata Korea Utara yang diujicobakan di medan perang.

“Ketika Rusia mulai menggunakan rudal balistik Korea Utara lebih dari setahun lalu, akurasinya sangat rendah. Kini, rudal-rudal itu jauh lebih presisi karena telah mereka uji di Ukraina,” kata Tykhyi.

Melihat situasi yang berkembang, Ukraina meminta agar dunia internasional segera mengambil langkah lebih tegas, termasuk memperluas sanksi ekonomi, politik, dan teknologi terhadap kedua negara tersebut. 

Baca juga: Trump Makin Pusing Hadapi Putin, Pertanyakan Keinginan Presiden Rusia Akhiri Perang di Ukraina

Putin Berterima Kasih ke Kim Jong-Un

Presiden Rusia Vladimir Putin akhirnya bersuara soal tentara Korea Utara yang membantu Rusia dalam menghadapi Ukraina di Kursk.

Putin berterima kasih kepada pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un, karena mengerahkan pasukannya untuk membantu perang Rusia melawan Ukraina.

Ia berjanji persahabatan bilateral yang terjalin di medan perang akan terus tumbuh di semua bidang.

Perkataan Putin itu diungkapkan Kremlin lewat pernyataannya pada Senin (28/4/2025).

Seperti dilansir Yonhap, Putin menyampaikan rasa terima kasihnya kepada Kim Jong-un atas peran aktif yang dimainkan tentara Korea Utara dalam perang melawan Ukraina.


Hal itu diungkapkan beberapa jam setelah Pyongyang resmi mengonfirmasi pengerahan pasukannya ke Rusia.

Putin memuji apa yang dia sebut sebagai solidaritas, keadilan, dan persahabatan sejati yang ditunjukkan tentara Korea Utara.

“Kami sangat menghargai ini, dan dengan tulus berterima kasih secara pribadi kepada Ketua Urusan Negara, Kamerad Kim Jong-un, serta seluruh pimpinan dan rakyat Korea Utara,” ucapnya.

Putin juga mengatakan ikatan persahabatan yang kuat, hubungan bertetangga, dan kerja sama antara kedua negara yang ditempa di medan perang, akan terus tumbuh dan berkembang di seluruh bidang.

Dia juga membela mobilisasi pasukan Korea Utara ke Rusia untuk berperang melawan Ukraina, dan menyebutnya sesuai dengan hukum internasional.

Pada kesempatan itu, ia menuduh Ukraina secara sepihak menginvasi wilayah Rusia, dan menyebut Kyiv telah memicu perang.

Ia mengeklaim pengerahan pasukan tersebut sesuai dengan perjanjian kemitraan strategis komprehensif, yang ditandatanganinya dan Kim Jong-un pada Juni lalu di Pyongyang.

Di bawah pakta tersebut, Rusia dan Korea Utara berkomitmen untuk memberikan bantuan militer segera kepada satu sama lain jika salah satu pihak diserang.


Pernyataan Putin tersebut keluar tak lama setelah Moskow dan Pyongyang secara simultan mengonfirmasi bahwa pasukan Korea Utara terlibat dalam pertempuran di Kursk untuk membela Rusia.

Sejak Oktober lalu, lebih dari 10.000 tentara Korea Utara dilaporkan dikerahkan ke Rusia.

Namun saat itu,  baik Moskow maupun Pyongyang, tetap bungkam tentang pergerakan pasukan itu.

Baca juga: Suparta, Terdakwa Kasus Korupsi Timah Rp4,57 Triliun Meninggal di Lapas, Bagaimana Nasib Ganti Rugi?

Baca juga: Hasil Liga Champions: PSG Pijakkan Satu Kaki di Final, Arsenal Tak Mampu Balas Gol Cepat Dembele

Baca juga: Pemkab Aceh Utara Mewajibkan Murid Sekolah Dasar Harus Mampu Hafal Juz 30

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved