Minyak Goreng
PT Flora Agung akan Bangun Pabrik Minyak Goreng di Aceh
Ia menyampaikan rencana pembangunan pabrik minyak goreng di Aceh, dan berharap peletakan batu pertama dapat dilakukan dalam waktu dekat.
Penulis: Rianza Alfandi | Editor: Ansari Hasyim
Laporan Rianza Alfandi | Banda Aceh
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH – Direktur Utama PT Flora Agung, Ivansyah, menyampaikan ketertarikannya terhadap potensi besar Aceh, khususnya dalam pembangunan industri hilir kelapa sawit, salah satunya pembangunan pabrik minyak goreng.
“Aceh adalah satu-satunya provinsi di Sumatera yang belum memiliki pabrik refinery atau pengolahan CPO menjadi minyak goreng. Padahal Aceh adalah produsen sawit. Ini ironi yang harus kita ubah bersama,” ungkap Ivansyah.
Wacana itu disampaikan dalam pertemuan bersama Pemerintah Aceh, di Hotel Kyriad Muraya, Banda Aceh, Rabu (30/4/2025).
Ia menyampaikan rencana pembangunan pabrik minyak goreng di Aceh, dan berharap peletakan batu pertama dapat dilakukan dalam waktu dekat.
“Harapan kami, masyarakat Aceh bisa menikmati produk lokal tanpa harus bergantung dari luar daerah. Investasi ini nilainya tidak kecil, dan tentu kami butuh dukungan dari pemerintah daerah dan perbankan lokal,” ujarnya.
Menurut Ivansyah, Gubernur Aceh H. Muzakir Manaf telah memberi sinyal dukungan penuh terhadap rencana investasi ini.
“Saya sudah sampaikan ke Pak Gubernur, dan beliau menjamin proyek ini akan berjalan. Mudah-mudahan tahun ini bisa dimulai,” tambahnya.
PT Flora Agung merupakan perusahaan mitra pemerintah dalam distribusi minyak goreng subsidi (Minyakita), serta dipercaya Bulog dalam distribusi beras dan program ketahanan pangan di sejumlah daerah.
Ivansyah berharap peran tersebut dapat diperluas di Aceh melalui kerja sama strategis dalam pengendalian inflasi dan produksi pangan lokal.
“Mudah-mudahan dalam lima tahun ke depan, dengan dukungan semua pihak, kita bisa wujudkan cita-cita ini. Potensi Aceh sangat besar, tinggal bagaimana kita menyatukan langkah,” pungkasnya.
Diketahui, dalam pertemuan dengan PT Flora Agung, Pemerintah Aceh yang diwakili oleh Asisten I Sekretaris Daerah (Sekda) Aceh, Azwardi, memaparkan secara komprehensif terkait potensi sektor agribisnis, peternakan, dan kawasan industri.
Menurutnya, pertemuan ini menjadi bagian penting dari strategi Pemerintah Aceh dalam menjalin kemitraan dengan dunia usaha nasional.
“Kami percaya bahwa pembangunan Aceh yang inklusif hanya bisa dicapai melalui kolaborasi yang erat antara pemerintah dan sektor swasta,” ujarnya.
Azwardi menjelaskan, Aceh memiliki luas areal perkebunan mencapai 1,17 juta hektar dengan 22 komoditas unggulan. Di antaranya kelapa sawit, kopi arabika dan robusta, karet, nilam, dan pala.
Komoditas kelapa sawit menjadi yang paling dominan, dengan produksi Crude Palm Oil (CPO) mencapai lebih dari 808 ribu ton pada 2023 dari 73 pabrik yang tersebar di 12 kabupaten/kota.
Namun demikian, nilai tambah dari industri hilir sawit di Aceh dinilai masih sangat minim. Untuk itu, Pemerintah Aceh telah menyiapkan lahan dan skema pembangunan pabrik mini CPO serta pabrik turunan seperti minyak goreng, terutama di Nagan Raya dan Subulussalam.
“Dengan adanya pabrik, diharapkan stabilitas harga lebih terjaga, petani sejahtera, dan pusat pertumbuhan ekonomi baru muncul di daerah-daerah penghasil komoditi dimaksud,” jelasnya.(*)
Harga Minyak Goreng Curah dan Telur Ayam Ras Bertahan, Kacang Kedelai Bergerak Naik |
![]() |
---|
Harga Minyak Goreng Curah Terus Bergerak Naik, Dampak dari Kenaikan Harga TBS dan CPO |
![]() |
---|
Harga Minyak Goreng Curah Kelapa Sawit Terus Turun Dampak dari Turunnya Harga CPO dan TBS |
![]() |
---|
Polres Aceh Timur Gelar Pasar Murah, 400 Minyak Goreng Kemasan Ludes Terjual |
![]() |
---|
Tata Niaga Minyak Goreng Curah Dikembalikan ke Sistem Normal, Harga Eceran Mulai Stabil |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.