Sejarah Aceh

Sejarah Aceh Hari Ini – Tragedi Simpang KKA 3 Mei 1999, Tembakan Membabibuta oleh Aparat ke Warga

Meski negara telah mengakui tragedi Simpang KKA sebagai pelanggaran HAM berat, namun lembar duka tersebut tak akan pernah dilupakan oleh masyarakat.

Penulis: Agus Ramadhan | Editor: Muhammad Hadi
DOK. SERAMBI INDONESIA
Kliping koran Harian Serambi Indonesia edisi Selasa 4 Mei 1999. 

Sebab kabar tersebut, massa kemudian berkumpul di Desa Cot Murong pada Minggu malam.

Denah lokasi peristiwa pilu di Simpang KKA Aceh Utara, Senin 3 Mei 1999. Denah karya almarhum M Sampe Edward Sipahutar ini dimuat di halaman 1 Harian Serambi Indonesia edisi Selasa 4 Mei 1999.
Denah lokasi peristiwa pilu di Simpang KKA Aceh Utara, Senin 3 Mei 1999. Denah karya almarhum M Sampe Edward Sipahutar ini dimuat di halaman 1 Harian Serambi Indonesia edisi Selasa 4 Mei 1999. (DOK. SERAMBI INDONESIA)

Sebagian lainnya berkumpul di Jalan Medan – Banda Aceh di kawasan Desa Cot Murong dan Paloh Lada hingga Senin 3 Mei 1999 siang.

Massa memeriksa setiap kendaraan yang lewat, termasuk wanita yang berjilbab.

Pemeriksaan yang dilakukan oleh massa menurut keterangan untuk mencari prajurit TNI yang hilang tersebut.

Jika ada TNI yang lewat akan diminta turun.

Tapi sejauh proses pencarian itu, belum ada yang ditemukan oleh warga.

Dilaporkan, kerumunan masyarakat semakin bertambah ramai hingga siang harinya.

Formasi kerumunan yang dibentuk pada saat itu ialah kaum wanita dan anak-anak di barisan depan.

Sedangkan segerombolan kaum pria berada dibelakangnya.

Pada pukul 11.00 WIB Senin (3/5/2020), terlihat enam truk yang mengangkut rombongan massa dilaporkan datang dan berkumpul di Lapangan Bola Kaki Krueng Geukueh.

Tepatnya persis di antara pabrik pupuk PT AAF dan PT PIM.

Rombongan itu bergabung dengan warga Krueng Geukueh sekitarnya hingga mencapai ribuan jumlahnya.

Mereka kemudian bergerak menuju simpang PT KKA, dan dihadang oleh pasukan tentara dari Yonif 113 yang sudah berada di sana.

Tidak terjadi bentrok antara masyarakat dan aparat yang menggendong senjata di bahunya kala itu.

Massa diminta bubar oleh satuan Yonif 113.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved