Konflik Palestina vs Israel

Kondisi Sandera Israel Nyaris Tewas Dibombardir Zionis, Diselamatkan Al-Qassam ke Terowongan Hamas

Dalam video yang dirilis Brigade Al-Qassam, sandera bernama Maxim Herkin itu terlihat menderita luka parah di wajah dan lengan kirinya.

Editor: Faisal Zamzami
Tangkap layar Palestine Chronicle
SANDERA ISRAEL - Brigade Al-Qassam, sayap militer Gerakan Perlawanan Palestina Hamas, merilis video baru yang menunjukkan seorang tahanan Israel yang mengatakan dia telah dibom dua kali sejak Israel melanggar perjanjian gencatan senjata hampir dua bulan lalu. 

"Tolong bantu kami. Saya mohon. Jangan berdiam diri di rumah. Jangan biarkan pemerintah memaksakan situasi ini kepada Anda," ujarnya.

"(Pembebasan mereka) ini dapat terjadi dengan bantuan Anda. Tanpa Anda, tidak ada harapan," imbuhnya.

Ia mengatakan ini adalah perang psikologis, bukan sekedar klaim militer seperti apa yang dipromosikan oleh Netanyahu.

"Netanyahu akan berkata lagi, 'Ini adalah perang psikologis,' tetapi perang psikologis yang sebenarnya ada di dalam diri saya, situasi yang saya alami," katanya.

Ia menyimpulkan bahwa video tersebut mungkin merupakan momen terakhir yang akan dilihat keluarganya, dan mungkin itu satu-satunya yang tersisa darinya bagi orang tua dan anak-anaknya. 

Sementara itu, Brigade Qassam mengakhiri video tersebut dengan sebuah pesan yang berbunyi, "Mereka tidak akan dibebaskan kecuali melalui kesepakatan. Waktu hampir habis."

Video tersebut muncul saat kabinet keamanan Israel bersiap menyetujui keputusan untuk memperluas operasi militer di Jalur Gaza, meskipun adanya penentangan di dalam Israel.

Selama perayaan Hari Kemerdekaan, Netanyahu menegaskan ia akan melanjutkan perang hingga kembalinya semua tawanan, baik yang hidup maupun yang mati, dan hingga Hamas dihancurkan. 

Sementara itu, Kepala Staf tentara Israel Eyal Zamir mengatakan tentara siap mengaktifkan kekuatan di Jalur Gaza.

Mediator Qatar dan Mesir masih berupaya untuk menengahi perbedaan pandangan antara Israel dan Hamas untuk mencapai perjanjian gencatan senjata tahap kedua.

Sebelumnya, sencatan senjata tahap pertama disetujui pada 19 Januari 2025, yang berlangsung selama 42 hari dan berhasil membebaskan 33 sandera Israel dan ribuan warga Palestina.

Namun, di tengah upaya pembicaraan untuk tahap kedua, Israel melanggar perjanjian tersebut dengan kembali meluncurkan serangan ke Jalur Gaza mulai 18 Maret 2025.

Baca juga: Hasil Final Liga Champions Asia: Al Ahli Cetak Sejarah Usai Juara, Tumbangkan Penakluk Klub Ronaldo

Baca juga: Penyebab Pembatalan Mutasi Letjen Kunto jadi Staf Khusus KSAD, Ini Penjelasan Kapuspen TNI

Baca juga: Asrama Haji Siapkan 500 Tempat Tidur, Terapkan Layanan Terpadu untuk Jamaah

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved