Emas Melesat! Harga Tertinggi dalam Dua Minggu di Tengah Guncangan Tarif Trump

Emas Melesat! Harga Tertinggi dalam Dua Minggu di Tengah Guncangan Tarif Trump

SERAMBINEWS.COM-Harga emas melonjak ke level tertinggi dalam dua minggu pada hari Selasa (6/5/2025).

Hal ini karena kekhawatiran investor terhadap rencana tarif baru dari Presiden Amerika Serikat Donald Trump mendorong minat pada logam mulia yang dianggap sebagai aset safe haven atau aset aman.

Selain itu, pasar juga menunggu keputusan penting dari bank sentral AS, Federal Reserve, terkait kebijakan suku bunga yang akan diumumkan dalam minggu ini.

Dilansir dari kantor berita Reuters (6/5/2025), pada pukul 02.24 GMT, harga emas spot naik sebesar 1,4 persen menjadi 3.380,92 dolar AS per ons, setelah sebelumnya sempat menyentuh level tertinggi sejak 22 April di awal sesi perdagangan.

 Sementara itu, harga emas berjangka AS juga mengalami kenaikan sebesar 2 persen menjadi 3.389,90 dolar AS per ons.

"Harga emas mengalami kenaikan kuat pada awal minggu ini, dengan investor kembali ke aset safe haven untuk melindungi diri dari volatilitas portofolio di tengah kekhawatiran tarif baru dari Presiden AS Donald Trump," ujar Yeap Jun Rong, ahli strategi pasar dari IG.

Baca juga: Harga Emas Dunia Meroket ke Titik Tertinggi Usai Data Ekonomi AS Dirilis

Presiden Trump pada hari Minggu mengumumkan rencana penerapan tarif 100 persen terhadap film yang diproduksi di luar negeri, meskipun tidak banyak memberikan rincian tentang bagaimana tarif itu akan diberlakukan.

Kemudian, pada hari Senin, Trump menambahkan bahwa ia juga berencana untuk menerapkan tarif baru di sektor farmasi, yang akan diumumkan dalam dua minggu mendatang.

 Langkah-langkah ini menambah ketidakpastian terhadap arah kebijakan ekonomi AS ke depan.

Sementara itu, perhatian pasar global juga tertuju pada pertemuan kebijakan Federal Reserve yang akan berlangsung minggu ini.

 Investor menanti keputusan suku bunga dan pernyataan dari Ketua The Fed, Jerome Powell, pada hari Rabu, untuk mendapatkan petunjuk apakah suku bunga akan dipertahankan atau mulai diturunkan dalam waktu dekat.

Sejak Desember 2024, The Fed telah mempertahankan suku bunga acuan dalam kisaran 4,25 persen hingga 4,50 persen, salah satu level tertinggi dalam beberapa tahun terakhir.

 Namun, kondisi ekonomi yang mulai menunjukkan tanda-tanda perlambatan mendorong harapan akan adanya pelonggaran kebijakan.

"Setiap sinyal dovish dapat memberikan dukungan lebih lanjut untuk emas, memperkuat momentum kenaikannya yang lebih luas," tambah Rong, mengacu pada kemungkinan The Fed akan mulai menurunkan suku bunga.

Menurut laporan dari Reuters, kemungkinan besar The Fed akan mempertahankan suku bunganya dalam pertemuan kali ini.

Namun, mereka menekankan bahwa pertemuan ini mungkin menjadi yang terakhir dengan keputusan yang begitu jelas, karena kebijakan tarif baru dari Trump mulai menimbulkan ketidakpastian ekonomi.

Dalam catatan analis dari Goldman Sachs, disebutkan bahwa para pejabat The Fed ingin melihat bukti nyata dari kondisi pasar tenaga kerja dan data ekonomi lainnya sebelum mulai menurunkan suku bunga.

Mereka memperkirakan penurunan suku bunga akan dimulai pada bulan Juli, dengan tiga kali pemangkasan masing-masing sebesar 25 basis poin yang diprediksi terjadi pada bulan Juli, September, dan Oktober.

Harga emas biasanya naik saat suku bunga rendah, karena emas tidak memberikan imbal hasil seperti obligasi atau deposito.

Dalam situasi politik dan keuangan yang tidak stabil, logam mulia seperti emas juga banyak dicari sebagai alat lindung nilai.

Selain emas, harga logam mulia lainnya juga mengalami kenaikan. Perak spot naik sebesar 1,5 persen menjadi 32,99 dolar AS per ons, platinum naik sebesar 1,3 persen menjadi 971,24 dolar AS, dan paladium juga naik 0,5 persen menjadi 945,75 dolar AS.

Baca juga: Update Harga Emas di Banda Aceh Hari Ini per Mayam, Edisi 5 Mei 2025, Naik atau Turun?

(Serambinews.com/Sri Anggun Oktaviana)