Konflik Palestina vs Israel

Israel Umumkan Rencana Duduki Gaza Selamanya, Netanyahu Sebut Penduduk Palestina Akan Diusir

Tel Aviv juga enggan menjelaskan apakah mereka akan kembali membangun permukiman ilegal seperti saat menduduki Gaza pada 1967-1993.

Editor: Faisal Zamzami
SERAMBINEWS/medsos
ISRAEL KEMBALI MEMBANTAI - Serangan Israel menewaskan sembilan warga Palestina di Gaza utara dalam beberapa jam terakhir dalam apa yang terbaru dalam serangkaian pelanggaran gencatan senjata oleh militer Israel. 

Israel tercatat menduduki Gaza usai perang pada 1967 silam. Israel membangun lebih dari 20 permukiman ilegal selama periode pendudukan tersebut.

Pendudukan Israel pun melahirkan pemberontakan Palestina atau Intifada pada 1987-1993 dan 2000-2005.

Israel akhirnya keluar dari Gaza usai Intifada Kedua pada 2005, namun tetap mengendalikan pergerakan manusia dan barang dari dan menuju wilayah Palestina tersebut.

Baca juga: Selama Gaza Dilanda Kelaparan dan Pembunuhan, Hamas: Gencatan Senjata Tak Penting Lagi

AS Dukung Rencana Israel Ambil Alih Pengiriman Bantuan ke Gaza

 Pemerintah Amerika Serikat (AS) menyuarakan dukungannya untuk rencana Israel mengambil alih pengiriman bantuan ke Jalur Gaza.

Departemen Luar Negeri AS menyebut rencana Israel sebagai "solusi kreatif" untuk penyaluran bantuan.

Masyarakat Jalur Gaza tidak menerima bantuan kemanusiaan apa pun sejak 2 Maret lalu akibat blokade total Israel.

Kendati didesak komunitas internasional, Israel bersikeras tidak mengizinkan bantuan masuk Gaza.

Akan tetapi, pada Minggu (4/5/2025) lalu, kabinet keamanan Israel mengumumkan rencana pengiriman bantuan kemanusiaan ke Gaza.

Pemerintah Israel hendak menyewa jasa kontraktor keamanan asal AS untuk pengiriman bantuan.


Seorang juru bicara Departemen Luar Negeri AS menyebut rencana Tel Aviv ditujukan demi memastikan Hamas tidak terlibat. Israel dan AS berulang kali menuduh Hamas menguasai bantuan kemanusiaan.

"Penjagaan akhirnya datang. Israel tetap aman, Hamas tidak mendapat apa pun, warga Gaza memiliki akses untuk bantuan penting," kata juru bicara tersebut, Senin (5/5/2025), seperti dikutip Anadolu.

"Pemerintahan ini ingin kehidupan yang lebih baik bagi warga Gaza dan solusi kreatif seperti ini adalah bagian dari visi (Presiden AS Donald) Trump yang inspiratif."

Media AS, The Washington Post, melaporkan keterlibatan kontraktor AS dalam pengiriman bantuan akan dimulai pada akhir Mei 2025, berkemungkinan setelah Trump mengunjungi Timur Tengah.

Blokade total Israel telah menimbulkan krisis kemanusiaan di Gaza karena bantuan pangan dan kebutuhan dasar tidak masuk selama dua bulan lebih.

Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved