Harganya Naik, SMKN 1 Simpang Jernih Kembangkan Budidaya Nilam sebagai Proyek Unggulan Agribisnis

“Minyak nilam Aceh saat ini banyak diminati pasar luar negeri. Ini alasan kami memilih tanaman ini sebagai proyek pembelajaran kewirausahaan,” jelas Ramzan.

Laporan Maulidi Alfata | Aceh Timur

SERAMBINEWS.COM, IDI – Harga minyak nilam yang terus stabil dan cenderung meningkat di pasar lokal maupun internasional mendorong SMK Negeri 1 Simpang Jernih, Kabupaten Aceh Timur, untuk membudidayakan tanaman nilam sebagai proyek unggulan berbasis kewirausahaan.

Kepala SMKN 1 Simpang Jernih, Ramzan, mengatakan bahwa budidaya nilam ini dilaksanakan di lahan seluas satu hektare milik sekolah dan menjadi bagian dari kegiatan produktif siswa jurusan Agribisnis Tanaman.

“Tanaman nilam ini dibudidayakan oleh siswa dan guru Keahlian Agribisnis dengan dukungan penuh dari sekolah. Proyek ini menjadi sarana pembelajaran kewirausahaan berbasis potensi lokal,” ujar Ramzan dalam keterangannya, Rabu (7/5/2025).

Saat ini, sebagian besar tanaman nilam sudah berusia dua bulan, dan sisanya baru ditanam dua pekan lalu.

Menurut Ramzan, masa panen tanaman nilam biasanya mencapai usia delapan bulan, di mana daunnya kemudian disuling menjadi minyak atsiri bernilai ekonomi tinggi.

Manfaat dan Potensi Ekonomi Minyak Nilam Aceh, minyak nilam dikenal sebagai salah satu komoditas ekspor unggulan dari Aceh.

Aromanya yang khas dan daya tahannya menjadikannya bahan dasar utama dalam industri parfum, antiseptik, aromaterapi, hingga kosmetik.

Baca juga: Harga Minyak Nilam di Abdya Anjlok, Sempat Sentuh Rp 2 Juta/Kg, Kini sudah di Bawah 1 Juta Per Kilo

“Minyak nilam Aceh saat ini banyak diminati pasar luar negeri. Ini alasan kami memilih tanaman ini sebagai proyek pembelajaran kewirausahaan,” jelas Ramzan.

Ia juga menambahkan bahwa budidaya nilam tergolong praktis karena tidak memerlukan pupuk intensif.

Meski lahan sekolah hanya satu hektare, SMKN 1 Simpang Jernih berencana bekerja sama dengan masyarakat untuk memperluas area tanam melalui sistem pinjam pakai lahan.

“Langkah ini kami harap bisa memberi peluang ekonomi baru bagi masyarakat sekitar,” tambah Ramzan.

Sekretaris MKKS SMK Provinsi Aceh, Antoni Samad ST MSi mengapresiasi inisiatif sekolah.

Menurutnya, minyak nilam Aceh, termasuk yang digunakan dalam parfum lokal seperti Nilem, memiliki daya jual tinggi—hingga Rp 180.000 di Aceh dan bisa mencapai Rp 1,8 juta di pasar internasional.