Berita Tapaktuan

Pemerintah Abai Selama 7 Tahun, Nelayan Sawang Keruk Sendiri TPI Sawang Ba’u

Setelah tujuh tahun menunggu pemerintah, akhirnya nelayan di Sawang Ba’u, Kecamatan Sawang, Kabupaten Aceh Selatan hilang

Editor: mufti
IST
KERUK KOLAM LABUH - Satu unit ekskavator sedang melakukan pengerukan kolam labuh TPI Sawang Ba’u, Kecamatan Sawang, Kabupaten Aceh Selatan yang sudah dangkal pada Selasa (6/5/2025). 

SERAMBINEWS.COM, TAPAKTUAN – Setelah tujuh tahun menunggu pemerintah, akhirnya nelayan di Sawang Ba’u, Kecamatan Sawang, Kabupaten Aceh Selatan hilang kesabaran dan melakukan pengerukan kolam labuh Tempat Pendaratan Ikan (TPI) yang sudah dangkal menggunakan alat berat secara swadaya.

“Sudah tujuh tahun tidak tersentuh perhatian dan kepedulian pemerintah, kondisi kolam labuh terus mengalami kedangkalan hingga kedalaman tinggal lebih kurang satu meter. Akibatnya, proses keluar masuk kapal (boat) terhambat bahkan terdampar,” kata Ketua Pemuda Sawang Ba’u Zakaria, Selasa (6/5/2025).

Ia mengatakan bahwa kapal nelayan sering terdampar di saat air laut surut dan keadaan pelabuhan yang sempit. Sejumlah boat Sawang juga memilih berlabuh di pelabuhan lain. Kondisi ini sangat berdampak menurunnya pendapatan masyarakat yang bergantung hidup dari aktivitas di TPI.

Menurut Zakaria, pihaknya bersama Panglima Laot dan tokoh masyarakat sudah berulang kali mengusulkan perluasan dan pengerukan pelabuhan ke pemerintah. Namun hingga tahun 2025 keluh kesah nelayan, buruh dan pedagang ikan belum ditangani.

“Pemerintah Provinsi Aceh belum terpanggil untuk membangun perluasan pelabuhan dan pengerukan. Padahal TPI Sawang Ba’u menampung ribuan tenaga kerja sekaligus menekan angka pengangguran. Pemerintah terkesan tidak punya hati,” kata Zakaria didampingi sejumlah nelayan di lokasi.

Untuk mengatasi secara darurat, masyarakat nelayan melakukan pengerukan dengan dana swadaya bersama. “Pemilik boat secara swadaya melakukan pengerukan sebagai tindakan darurat, sampai pemerintah terbangun dari ketidak pedulian,” tegas Zakaria.

Sementara panitia pelaksana pengerukan Pelabuhan TPI Sawang Ba’u, Yuliadi Bahar menyebutkan, inisiatif para nelayan dan pemilik boat patut diapresiasi, dalam keadaan hasil tangkapan ikan menurun rela swadaya untuk aktivitas pengerukan kolam labuh pelabuhan.

“Masing-masing boat menyumbang uang untuk operasional alat berat, BBM dan gaji operator. Kami merencanakan pekerjaan pengerukan sampai 10 hari. Dana yang terkumpul tidak mencukupi biaya yang dibutuhkan, habis bagaimana lagi, pemerintah belum tersentuh perhatian,” paparnya.

Disebutkan, pengeluaran operasional alat berat menyerap anggaran sebesar Rp 300.000 per jam. Sementara dana yang terkumpul ditaksir sebanyak Rp 13.700.000 yang bersumber dari 43 boat pukat (katrol). Masing-masing boat dikutip Rp 200.000, kemudian 45 unit boat pancing menyumbang Rp 100.000 dan dari pihak ketiga terkumpul sebesar Rp 600.000.

“Dana inilah yang digunakan untuk mengatasi kedangkalan kolam labuh yang ditargetkan selama 10 hari, dimulai tanggal 4 Mei 2025 kemarin,” pungkasnya.(is)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved