Internasional
Kesaksian Budayawan Aceh: Sehatnya Jalan Kaki Malaysia – Thailand dan Ramahnya Warga Lokal
“Penduduk Malaysia dan Thailand sama-sama ramah. Mereka memuliakan tamu,” sambung Cek Midi sambil menghirup kopi di “Aceh Corner” Kuala Lumpur
Laporan Jafar Insya Reubee I Kuala Lumpur
SERAMBINEWS.COM, KUALA LUMPUR – Malaysia dan Thailand adalah negara berjiranan (tetangga) yang sangat baik.
Lalu lintas darat antara kedua negara ini berlangsung sejak pagi hingga larut malam.
Hubungan darat keduanya dapat dilalui melalui beberapa gate (pintu gerbang) sempadan (perbatasan).
Salah gate terpadat adalah Gate Bukit Kayu Hitam (Malaysia) dan Gate Danok (Thailand).
Antara Bukit Kayu Hitam (dekat Kota Changloon, red) ke Danok (daerah Sadao, red) dapat ditempuh dengan berjalan kaki.
Budayawan Aceh Tarmizi A Hamid ditemani mahasiswa asal Aceh di Universitas Utara Malaysia (UUM), Hasan Basri M Nur, melakukan perjalanan darat dengan berjalan kaki dari Malaysia ke Thailand dan sebaliknya.
Baca juga: Penguasa Pro Wong Cilik, Petani Thailand Sejahtera, Mungkinkah Ini Terjadi di Indonesia?
“Mengesankan jalan kaki Malaysia – Thailand dan sebaliknya. Yang penting passport jangan ketinggalan,” kata Tarmizi A Hamid alias Cek Midi kepada koresponden Serambinews.com di Kuala Lumpur, Jafar Insya Reubee, Minggu (11/05/2025).
“Jalan kaki itu menyehatkan. Apalagi di antara dua negara sahabat di Asia Tenggara,” katanya.
“Penduduk Malaysia dan Thailand sama-sama ramah. Mereka memuliakan tamu,” sambung Cek Midi sambil menghirup kopi di “Aceh Corner” Kuala Lumpur.
Dilanjutkan, petugas imigrasi Thailand di Gate Danok langsung menyapa dengan ramah, dan membantu pengisian form digital kedatangan yang mulai diberlakukan pada 1 Mei 2025.
“Kita betul-betul dimuliakan saat tiba di sana. Salut deh atas kerahtamahan mereka,” katanya.
“Tidak hanya di gate sempadan, warga yang kami temui di Danok, Sadao, Nathawee, Mueng Jala, Bandar Pattani, dan lain-lain semua ramah,” terang Cek Midi.
Baca juga: Masyhurnya Nama Aceh Darussalam di Thailand, Cek Midi Undang Pengelola Museum Dunia Melayu ke Aceh
Bahkan, kata Cek Midi, ada anggota dewan bandar Nathawee menyapa kami usai shalat Jumat di sana.
“Demikian juga Pak Geusyik atau dalam Bahasa lokal adalah Tok Nembe, menyapa dan berbincang ramah dengan kami di salah satu kampung dekat Ban Lam Paya,” ungkap Tarmizi.
Aceh Corner di KL
| Dewan HAM PBB Akan Gelar Debat Mendesak Soal Serangan Udara Israel di Qatar | 
				      										 
												      	 | 
				    
|---|
| Ini Usulan Terakhir Trump Untuk Akhiri Perang di Gaza, Begini Tanggapan Hamas dan Israel | 
				      										 
												      	 | 
				    
|---|
| Sisa Rumah Firaun di Bawah Tanah Mesir Beredar Luas Media Sosial, Apa yang Sebenarnya Terjadi? | 
				      										 
												      	 | 
				    
|---|
| Vietnam Tingkatkan Tunjangan Guru 70 Persen Hingga 100 Persen Bagi Guru di Wilayah Tertinggal | 
				      										 
												      	 | 
				    
|---|
| Agni-V Meluncur! Perlombaan Rudal India dan Pakistan Memanas, India Kirim Sinyal Keras ke China? | 
				      										 
												      	 | 
				    
|---|

												      	
												      	
												      	
												      	
												      	
				
			
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.