Breaking News

Mihrab

Fenomena Haji di Tanah Suci, Tgk Umar Rafsanjani: Pulang Hanya Bawa Stempel dan Cerita Transaksi

Menurutnya, praktik-praktik tersebut telah menggeser esensi ibadah haji dari perjalanan spiritual menjadi kegiatan yang sarat kepentingan ekonomi. 

Penulis: Agus Ramadhan | Editor: Ansari Hasyim
SERAMBINEWS.COM/ZAINAL ARIFIN M NUR
Tgk Umar Rafsanjani 

“Akhirnya, pelaksanaan haji pun kehilangan ruh. Ibadah menjadi rutinitas fisik, bukan refleksi jiwa,” ujarnya.

Meski demikian, tidak semua jamaah larut dalam gelombang komersialisasi ini. 

Masih ada segelintir jamaah yang menjaga niat dan fokus sepenuhnya pada ibadah. 

Mereka lebih memilih berdiam di Masjidil Haram, mengisi waktu dengan zikir dan munajat, menjauhi hiruk-pikuk duniawi.

“Wajah mereka bersinar, langkah mereka ringan, dan air mata mereka jujur. Inilah sosok-sosok yang benar-benar pulang dengan hati yang baru dan jiwa yang suci,” imbuh Tgk. Umar.

Musim haji, pada akhirnya, menjadi cermin bagi setiap Muslim. Ia menunjukkan siapa kita sebenarnya, seorang hamba yang datang untuk bersujud atau pedagang yang menyaru dalam balutan ihram.

“Tapi ingatlah, tidak semua yang pulang dari haji membawa pahala. Sebagian hanya membawa stempel paspor dan cerita transaksi. Semoga kita termasuk dalam golongan yang meraih haji mabrur,” pungkasnya. (ar)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved