Feature

Awan Dahlan Naik Haji di Usia 100 Tahun, Kumpulkan Uang Panen Kopi

Muhammad Dahlan menjadi jamaah haji Aceh tertua di Aceh tahun ini. Saat berangkat, ia sudah genap berusia 100 tahun.

Editor: mufti
Dok Kanwil Kemenag Aceh
NAIK HAJI - Muhammad Dahlan dan istrinya, Dahniar saat berada di rumah mereka, di Tapak Moge Timur, Kecamatan Kute Panang, Aceh Tengah yang akan naik haji tahun ini. 

Muhammad Dahlan menjadi jamaah haji Aceh tertua di Aceh tahun ini. Saat berangkat, ia sudah genap berusia 100 tahun. Awan Dahlan (panggilan kakek dalam bahasa Gayo) beruntung, meskipun di usia senja, ia diberi kesempatan berhaji bersama belahan jiwanya, Dahniar yang kini berusia 95 tahun.

Meskipun sudah berusia satu abad, awan Dahlan masih tampil bugar. Tubuhnya tak ringkih, hanya saja kerutan di wajahnya sudah menandakan usianya. "Yang lupa Bapak ni, ingatannya, kune kase, iso (entah gimana nanti, di sana--Arab),” ucap Danhiar, seperti dikutip Serambi dari laman Aceh.Kemenag.go.id kemarin.

Dahlan dan Dahniar merupakan warga Tapak Moge Timur, Kecamatan Kute Panang, Aceh Tengah. Mereka akan tergabung dalam kloter 3, yang akan berangkat Selasa (20/5/2025) nanti melalui Bandara Sultan Iskandar Muda, Aceh Besar.

Di usianya yang renta, Awan Dahlan masih tampak bugar. Ia mengaku masih rutin ke kebun kopinya. Bahkan, dirinya masih mampu mengendarai sepeda motor saat pergi ke kebun. Berbicara dengannya tidak harus berteriak, ia masih mendengar jelas. Matanya terang, hanya sesekali memakai kacamata untuk membaca.

Namun menurut istrinya, meskipun mulai pelupa, namun kondisi tidak parah, artinya tidak sampai demensia yang membuatnya lupa arah rumah atau kebunnya.  "Paling waktu aja, dia lupa. Mesti, ayo shalat. Kalau udah lama-lama, akhirnya jadi enggak tahu," kata perempuan yang mempunyai 9 orang anak tersebut.

Meski demikian, pasangan sepuh ini mengaku sudah siap untuk berangkat ke tanah suci. Semua persyaratan sudah diselesaikan, bimbingan manasik tidak pernah alpa dihadirinya. Program senam lansia di puskesmas juga diikutinya. "Alhamdulillah, lahir batin (sudah siap)" kata Dahniar.

"Mudah-mudahan, masih sehat. Saya malah kepikiran sama yang dorong-dorong aja, saya pikir. Kan, ramai-ramai juga itu, iya kan?" ungkap Dahlan, membayangkan kondisi ketika di Masjidil Haram nanti.

Saat tim Aceh.Kemenag.go.id berkunjung ke rumahnya pada 29 April 2025 silam, keduanya baru saja pulang dari puskesmas untuk suntik vaksin.  "Ini yang kedua," ujar Dahniar dengan logat Gayo yang khas.

Suntik kedua yang dimaksud adalah vaksin polio. Pemerintah Indonesia menegaskan kewajiban vaksinasi, baik untuk seluruh jamaah maupun petugas haji. Selain vaksin meningitis yang telah menjadi syarat wajib selama ini, mulai tahun ini juga diwajibkan vaksinasi polio.

Selain itu, seluruh jemaah haji juga wajib memenuhi syarat istitaah kesehatan sebelum melunasi biaya perjalanan haji (Bipih). Istitaah kesehatan ini ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri Agama (KMA) Nomor 142 Tahun 2025 tentang Petunjuk Teknis Tata Cara Pengisian Kuota Haji Reguler dan Pelaksanaan Pembayaran Pelunasan Bipih Reguler.

Menurut pengakuan Awan Dahlan, dari hasil pemeriksaan kesehatan, tidak ada penyakit serius yang dideritanya. "Nggak ada, katanya (dokter), Nggak apa-apa," kata Dahlan.

Berhaji dari hasil kopi

Sebenarnya, ini bukanlah perjalanan pertama kali dirinya ke tanah suci. Mereka sudah pernah melaksanakan ibadah umrah sebanyak dua kali, yaitu pada 2017 dan 2019. Namun setelah dua kali bersujud di Baitullah, barulah Dahlan terpikir untuk daftar haji.

"Alhamdulillah bisa mengunjungi ka'bah tiga kali. Berkah umur, Alhamdulillah," ujar kakek 12 bersaudara ini.

Namun modal dua kali umrah itu, membuat mereka sudah memiliki bayangan tentang tanah suci. Sehingga mereka tak khawatir jika hanya berangkat berdua saja. "Dua kali umrah berdua. Alhamdulillah, nggak ada pisah-pisah. Berangkat haji, berdua," timpal Dahniar.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved