Konflik Palestina vs Israel

Kondisi Terkini RS Indonesia di Gaza Usai Diserang Israel, Layanan Kesehatan Lumpuh Total

Serangan tersebut menimbulkan kerusakan struktural parah di RS Indonesia dan melemahkan layanan kesehatan.

Editor: Faisal Zamzami
dok. MERC-C
RUMAH SAKIT DIKEPUNG - Rumah Sakit Indonesia di Gaza dikepung tentara Israel akibatkan 55 orang terjebak. 

Padahal, RS Indonesia adalah fasilitas medis utama di Gaza utara setelah rumah sakit Kamal Adwan dan Beit Hanoon terpaksa berhenti memberikan layanan perawatan akibat serangan Israel tahun lalu.

"Ada penargetan langsung pada rumah sakit termasuk unit perawatan intensif," kata Direktur RS Indonesia Marwan Al-Sultan dalam sebuah pernyataan.

Dia menambahkan bahwa tidak seorang pun dapat mencapai atau bahkan memasuki RS Indonesia.

Israel telah berulang kali menargetkan rumah sakit selama perang 19 bulan di Gaza.

Kelompok hak asasi manusia dan pakar yang didukung PBB menuduh Israel secara sistematis menghancurkan sistem perawatan kesehatan Gaza.

 Direktur jenderal Kementerian Kesehatan Gaza Munir Al-Bursh mengatakan kepada Al Jazeera Israel menargetkan seorang pasien di dalam RS Indonesia di Gaza tanpa peringatan sebelumnya.

Ia mengatakan militer Israel juga menembaki ICU RS Indonesia di Gaza.

 Kementerian Kesehatan Palestina juga mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa penutupan RS Indonesia berarti tidak ada rumah sakit umum di Gaza Utara.

Layanan kesehatan di sana menjadi lumpuh total karena pasukan Israel sebelumnya juga telah menghancurkan rumah sakit Kamal Adwan dan Beit Hanoon.

Baca juga: Israel Klaim Bunuh Pemimpin Hamas Mohammed Sinwar, Jenazahnya Ditemukan di Terowongan Gaza

Sebelumnya, Dr. Muhammad Abu Salmiya, direktur Rumah Sakit al-Shifa,  mengatakan kepada Al Jazeera pada Minggu bahwa serangan terbaru yang telah berlangsung sejak hari Sabtu – mengindikasikan bahwa serangan Israel terhadap rumah sakit Gaza semakin intensif.

“Tim medis benar-benar menderita dan kami memiliki sedikit tim medis dan staf. Banyak orang membutuhkan perawatan medis lebih banyak,” kata Abu Salmiya melalui telepon dari rumah sakit pada hari Minggu.

"Ribuan orang sakit dan terluka bisa meninggal. Donor darah sangat dibutuhkan," katanya.

Hal ini telah ditegaskan oleh Kementerian Kesehatan Gaza, yang mengonfirmasi bahwa pasukan Israel mengepung fasilitas di Beit Lahiya, seraya menambahkan bahwa “kondisi panik dan kebingungan sedang terjadi”.

Kementerian tersebut kemudian mengatakan bahwa Israel telah menghentikan kedatangan pasien dan staf yang “secara efektif memaksa rumah sakit tersebut berhenti beroperasi”.

"Dengan penutupan Rumah Sakit Indonesia, semua rumah sakit umum di Provinsi Gaza Utara sekarang tidak beroperasi”, katanya.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved