Konflik Palestina vs Israel

Media Israel Sebut Jasad Mohammed Sinwar Ditemukan Bersama Komandan Hamas dan 10 Ajudan Shabana

Jasad Mohammed Sinwar dilaporkan ditemukan bersama dengan jenazah Muhammad Shabana, komandan brigade Rafah, di Gaza selatan.

Editor: Faisal Zamzami
RNTV/TangkapLayar
KOMANDAN HAMAS - Mohammed Sinwar (kiri), komandan brigade Khan Younis Hamas dan saudara Yahya al-Sinwar serta Muhammad Shabana (kanan) Komandan brigade Rafah, di Gaza selatan. Media Israel, Minggu (18/5/2025) mengabarkan kalau keduanya sudah gugur. 

Laporan itu juga mengatakan adanya bukti bahwa Komandan Brigade Rafah, yang merupakan sayap militer Hamas, Mohammad Shabana, juga telah tewas dalam serangan itu.

Sementara Israel belum mengonfirmasi soal kabar kematian baik Mohammed Sinwar maupun Shabana.

Namun, Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz mengatakan kepada Komite Pertahanan dan Urusan Luar Negeri pada Minggu, ia percaya adik Yahya Sinwar itu telah terbunuh dalam serangan ke kompleks terowongan itu.

“Tak ada konfirmasi resmi, namun berdasarkan semua indikasinya, Mohammed Sinwar telah dihabisi,” kata Katz, berdasarkan bocoran kepada media Ibrani.

Menyusul terbunuhnya Komandan Militer Hamas Mohammed Deif, Juli lalu, Muhammad Sinwar mengambil alih sayap militer kelompok perlawanan Palestina tersebut.

 
Setelah Yahya Sinwar tewas, Mohammed Sinwar menjadi pemimpin de facto Hamas di Gaza.

 

Baca juga: Israel Klaim Bunuh Pemimpin Hamas Mohammed Sinwar, Jenazahnya Ditemukan di Terowongan Gaza

Siapa sosok Muhammad Sinwar?

Media Amerika Serikat (AS), The American Wall Street Journal pernah melaporkan kalau Mohammed Sinwar, adik dari mantan ketua Gerakan Pembebasan Palestina, Hamas, mendiang Yahya Sinwar, adalah sosok yang membangun kembali gerakan tersebut sepeninggal kakaknya.

 
Rekonstruksi kembali kekuatan Hamas ini dilakukan  dengan merekrut para petempur baru di Jalur Gaza.

 
Laporan menyebut, tujuan rekonstruksi kembali gerakan Hamas ini guna menghadapi Israel dalam taktik perang atrisi (perang gesekan) dalam jangka panjang.

Surat kabar tersebut melaporkan, gerakan Hamas mengalami pukulan hebat pada musim gugur lalu (Oktober 2024) setelah pembunuhan Yahya Sinwar.

"Namun agresi Israel di Jalur Gaza juga menciptakan generasi pejuang baru dan memenuhi Gaza dengan persenjataan yang belum meledak sehingga perlawanan memproduksi ulang menjadi bom yang mereka gunakan di pertempuran yang sedang berlangsung di Jalur Gaza," tulis laporan itu.

Analis militer Israel, pensiunan Mayor Jenderal Israel Amir Afifi, menyatakan program rekrutmen petempur baru Hamas di bawah kepemimpinan Mohammed Sinwar ini membuat laju Hamas dalam membangun kembali kemampuannya lebih cepat dibandingkan laju pemusnahan pejuang Hamas oleh tentara Israel.

"Kepemimpinan Mohammed Sinwar dan pertempuran yang sedang berlangsung  merupakan tantangan baru bagi Israel," kata dia, dilansir Khaberni, Selasa (14/1/2025).

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved