Opini

Menerima Uluran Tangan dari Negara Paling Berbahaya

Ketiganya tampil mewakili karakter masing-masing:  Trump mencerminkan  wajah kepala  negara paling berbahaya di dunia;

Editor: Ansari Hasyim
SERAMBINEWS.COM/FOR SERAMBINEWS
Teuku Taufiqulhadi, mantan Reporter Perang, dan menulis disertasi tentang Perang Suriah. 

Kini era telah berubah total. Semua pemimpin penentang AS di jazirah Arab sudah hilang satu per satu. Setelah Saddam disusul Gadhafi dan terakhir Assad. Amerika kini menjadi pemilik tunggal jazirah Arab. Trump tidak ada musuh lagi, jika pun ada maka pasti ia sendiri, pribadi yang sering berubah-ubah.

Maka kalau perang tidak dimulai dari Assad, lantas bagaimana  nasib al-Sharaa dan Dataran Tinggi Golan menyusul kehancuran semua penentang Amerika?

Jika al-Shara menerima bantuan AS tapi dapat menangguhkan normalisasi hubungan dengan Israel, maka jelas al-Sharaa ini akan dipandang sebagai  pendatang baru dari Timur Tengah yang ulet dan cerdik.

Tapi bila menerima anjuran untuk menormalisasi hubungan dengan Israel, sementara Dataran Tinggi Golan tetap di tangan Israel, dapat diduga, al-Sharaa ini sangat berbahaya. Ia mampu berkhianat kepada bangsanya dan kepada bangsa Arab dengan menjual wilyahnya kepada Israel, musuh bebuyutan bangsa Arab, agar ia bisa bertahan hidup.

 *) Penulis adalah penulis buku "Satu Kota Tiga Tuhan, Deskripsi Jurnalistik di Yerussalem".

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved