Harga Emas

Harga Emas Melesat! Dolar Terpukul, Utang AS Membengkak!

“Saat ini, kita melihat adanya konsolidasi harga emas. Pasar sedang beristirahat dan menunggu katalis berikutnya,” ujar Wong.

Penulis: Sri Anggun Oktaviana | Editor: Muhammad Hadi
For Serambinews.com
HARGA EMAS - Harga emas dunia mendekati posisi tertingginya dalam dua minggu pada hari Selasa (27/5/2025). 

Harga Emas Melesat! Didorong Dolar Melemah dan Kekhawatiran Fiskal AS

SERAMBINEWS.COM-Harga emas dunia mendekati posisi tertingginya dalam dua minggu pada hari Selasa (27/5/2025).

Hal ini didorong oleh pelemahan dolar AS dan meningkatnya kekhawatiran pasar terhadap kondisi fiskal Amerika Serikat.

Investor kini menanti data ekonomi lebih lanjut untuk mendapat gambaran yang lebih jelas mengenai arah suku bunga The Fed ke depan.

Dilansir dari kantor berita Reuters (27/5/2025), pada pukul 02.28 GMT, harga emas di pasar spot tercatat  di level 3.339,99 dolar AS per ons.

 Sementara itu, kontrak berjangka emas AS justru turun tipis sebesar 0,8 persen menjadi 3.339,80 dolar AS per ons. Perdagangan di pasar AS dan London pada hari Senin sempat tutup karena hari libur nasional.

Baca juga: Trump Murka! Sebut Putin Benar-benar Gila dan Kritik Keras Zelenskiy

Menurut Kelvin Wong, analis pasar senior wilayah Asia Pasifik dari OANDA, saat ini pasar sedang dalam fase konsolidasi atau penyesuaian harga.

“Saat ini, kita melihat adanya konsolidasi harga emas. Pasar sedang beristirahat dan menunggu katalis berikutnya,” ujar Wong.

Namun, ia menambahkan bahwa kekhawatiran pasar terhadap pelebaran defisit anggaran AS ikut memberikan dukungan terhadap harga emas dan sekaligus melemahkan posisi dolar.

Indeks dolar AS (DXY) tercatat turun 0,3 persen, mendekati level terendah dalam satu bulan terakhir terhadap mata uang utama lainnya.

 Melemahnya dolar membuat emas yang dihargai dalam dolar menjadi lebih murah bagi pembeli dari luar negeri, sehingga meningkatkan permintaan terhadap logam mulia ini.

Baca juga: Harga Emas Tergelincir Setelah Trump Ubah Haluan! Perang Dagang Ditunda, Gejolak Masih Mengintai!

Masalah Anggaran AS Jadi Sorotan

Salah satu faktor yang menekan dolar adalah kabar dari Dewan Perwakilan Rakyat AS yang baru saja meloloskan versi baru dari RUU pemotongan pajak peninggalan era Trump.

RUU ini diperkirakan akan menambah beban utang pemerintah federal sebesar 3,8 triliun dolar AS dalam sepuluh tahun ke depan.

 Saat ini, total utang AS telah mencapai angka 36,2 triliun dolar AS, menurut data dari Kantor Anggaran Kongres.

Di sisi lain, Presiden Donald Trump baru-baru ini menarik kembali ancamannya untuk mengenakan tarif sebesar 50 persen terhadap barang impor dari Uni Eropa bulan depan.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved