Haji 2025

Haji Mabrur dan Hari Arafah, Apa Rahasia dan Keagungannya? Ini Penjelasan Pimpinan Raudhatul Qur’an

Bila seseorang mempunyai kemudahan untuk melaksanakan haji lebih dari satu kali, maka itu sudah dianggap sebagai sunat.

Penulis: Jamaluddin | Editor: Nur Nihayati
ISTIMEWA
PIMPINAN RAUDHATUL QUR’AN - Pimpinan Dayah Raudhatul Qur’an, Tungkop, Kecamatan Darussalam, Aceh Besar, Dr Tgk H Sulfanwandi Hasan MA. Tgk Sulfanwandi menjelaskan sejumlah keistimewaan bulan Zulhijjah 

Al-Hafiz Ibnu Rajab ra berkata: “Ayat itu menyebutkan bahwa ada enam macam ketakwaan, dan barang siapa menyempurnakannya maka ia sudah menyempurnakan ketakwaan.

Pertama: beriman kepada enam rukun iman.

Kedua: memberi harta kesayangan kepada kerabat, anak yatim, orang miskin, musafir, orang yang meminta, dan memerdekakan budak.

Ketiga: mendirikan shalat.

Keempat: menunaikan zakat.

Kelima: memenuhi janji.

Keenam: sabar dalam kesulitan, kesusahan, dan di kala perang.”

 

Semua itu, lanjut Tgk Sulfanwandi, wajib bagi jamaah haji.

Sebab, hajinya tidak sah tanpa iman, serta hajinya tidak sempurna dan diterima tanpa mendirikan shalat dan menunaikan zakat.

Karena rukun Islam itu saling berkaitan, maka iman dan Islam tidaklah sempurna sehingga keduanya sudah ditunaikan.

Dan, tidak sempurna ketakwaan haji kecuali dengan menunaikan janji-janji dalam perjanjian dan persekutuan serta rukun-rukun yang diwajibkan dalam perjalanan haji.

Pembimbing ibadah haji pada Kelompok Bimbingan Ibadah Haji dan Umrah (KBIHU) Raudhatul Qur’an, Tungkop, Kecamatan Darussalam, Aceh Besar ini mengatakan, memberikan harta yang dicintainya kepada orang yang Allah cintai untuk diberikan harta tersebut, dan masih harus bersabar terhadap musibah yang menimpanya dalam perjalanan, itulah ciri-ciri orang yang bertaqwa.

“Maka barangsiapa yang melaksanakan haji tanpa mendirikan shalat, apalagi hajinya sunat, maka ia seperti orang yang berusaha mendapatkan satu dirham, lalu menghambur-hamburkan modal yang jumlahnya beribu-ribu dirham,” ungkap Tgk Sulfanwandi yang juga dosen Fakultas Syariah dan Hukum UIN Ar-Raniry, Darussalam, Banda Aceh ini.

Salah satu makna haji mabrur, sebut Tgk Sulfanwandi, adalah bersikap baik kepada manusia, berbuat baik kepada mereka, dan memiliki adab yang baik terhadap mereka.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved