Mihrab

Hati Yang Merindukan Baitullah: Dari Dalil Ilahi hingga Nilai Sosial di Tanah Haramain

Tgk Akmal menuturkan bahwa perasaan ingin kembali ke Baitullah dapat dianalogikan dengan kerinduan seorang perantau terhadap kampung halamannya.

Penulis: Agus Ramadhan | Editor: Ansari Hasyim
FOR SERAMBINEWS.COM
Pimpinan LPI Al Anshar Aceh Besar, Tgk H Akmal Abzal 

Hati Yang Merindukan Baitullah: Dari Dalil Ilahi hingga Nilai Sosial di Tanah Haramain

SERAMBINEWS.COM - Keinginan untuk mengunjungi Baitullah adalah kerinduan universal yang hidup dalam hati setiap Muslim.

Namun, kemampuan fisik dan keterbatasan ekonomi sering menjadi penghalang dalam mewujudkan niat suci tersebut. 

Pimpinan LPI Al Anshar Aceh Besar, Tgk H Akmal Abzal, mengungkapkan bahwa kerinduan kepada Baitullah bukan sekadar romantisme spiritual, melainkan bersandar pada dasar yuridis, historis, dan sosial kultural yang kuat.

Pertama-tama bersumber dari perintah Allah SWT dalam Al-Qur’an.

Dalam QS Ali Imran ayat 97 dijelaskan bahwa haji ke Baitullah adalah kewajiban bagi yang mampu.

Selain itu, QS Al-Baqarah ayat 158 menyebutkan Safa dan Marwah sebagai bagian dari syiar agama Allah.

Kedua dalil ini menunjukan kemulian baitullah sangat nyata, disana terdapat maqam Ibrahim, Hijir Ismail, Hajarul Aswad bahkan bukit Safa dan Marwa.

“Tempat-tempat ini merupakan objek incaran para jamaah guna mengekpresikan pinta, asa dan doa kepada pemilik baitullah yaitu Allah SWT,” ujar Tgk Amal, Kamis (29/5/2025).

Kemudian secara historis, kerinduan kepada Baitullah juga berakar dari sejarah umat manusia.

Tgk Akmal menuturkan bahwa perasaan ingin kembali ke Baitullah dapat dianalogikan dengan kerinduan seorang perantau terhadap kampung halamannya.

Mekkah diyakini sebagai tempat berkumpulnya kembali Nabi Adam dan Hawa setelah diturunkan dari surga, tepatnya di Jabal Rahmah.

Lebih jauh, sejarah kenabian mencatat pembangunan Ka’bah oleh Nabi Ibrahim dan Ismail AS, sebagai awal mula Baitullah yang kita kenal kini.

Nabi Muhammad SAW pun merupakan keturunan langsung dari Nabi Ismail, menjadikan kota Mekkah sebagai pusat peradaban dan spiritualitas Islam.

“Baitullah yang terletak di Mekkah adalah kota yang dirindukan umat sejagad. Kerinduan itu membuktikan bahwa perindu baitullah adalah manusia sehat alias normal dan natural. Betapa tidak, historis masa lalu telah diabadikan Allah SWT dalam QS Al Baqarah 36,” terang Tgk Akmal.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved