Kajian Islam

10 Malam Pertama Bulan Zulhijjah Penuh Kemuliaan, Jangan Lewatkan Tanpa Memperbanyak Ibadah

Zulhijjah adalah salah satu bulan yang diistimewakan dan termasuk bagian dari empat bulan haram atau أشهر الحرم.

Penulis: Jamaluddin | Editor: Mursal Ismail
For Serambinews.com
PENGAJAR DI DAYAH ULEE TITI - Tgk Nikmal Maula SPdI, salah seorang teungku (pengajar) di Dayah Ulee Titi, Kecamatan Ingin Jaya, Aceh Besar. 

Zulhijjah adalah salah satu bulan yang diistimewakan dan termasuk bagian dari empat bulan haram atau أشهر الحرم.

SERAMBINEWS.COM - Zulhijjah adalah bulan terakhir dalam kalender Islam dan Zulhijjah termasuk أشهر معلومات atau bulan yang dimaklumkan.

Zulhijjah adalah salah satu bulan yang diistimewakan dan termasuk bagian dari empat bulan haram atau أشهر الحرم.

Selain Zuhijjah, tiga bulan lain yang masuk bulan haram adalah Zulqa'dah, Muharram, dan Rajab.

Banyak keistimewaan dari bulan haram.

Di antaranya:

Pertama, ibadah yang dilakukan akan dilipatgandakan pahalanya.

Baca juga: Puasa Sunah 10 Hari Zulhijjah 2025 Sudah Dimulai, Ini Niat dan 6 Keutamaannya

Karena itu, kita dianjurkan agar memperbanyak ibadah pada bulan-bulan haram seperti bulan Zulhijjah yang sedang kita lalui saat ini.

Kedua, maksiat yang dilakukan akan dilipatgandakan dosanya.

Makanya, kita harus berhati-hati agar tidak jatuh ke dalam dosa.

Lantas, apa saja keistimewaan dari bulan Zulhijjah terutama pada sepuluh malam pertama di bulan terakhir tahun Hijriah ini?

Terkait hal itu, berikut ini penjelasan Tgk Nikmal Maula SPdI, salah seorang teungku (pengajar) di Dayah Ulee Titi, Kecamatan Ingin Jaya, Aceh Besar.

Menurutnya, saat ini kita masih berada pada sepuluh malam pertama bulan Zulhijjah.

Baca juga: Bacaan Doa Awal Bulan Zulhijjah, 4 Amalan Dianjurkan untuk Dikerjakan

Nabi bersabda tentang 10 hari bulan Zulhijjah bahwa “10 hari itu adalah hari-hari yang terbaik untuk beribadah dan beribadah pada malamnya setara dengan Lailatul Qadar.”

 

ما من أيام أفضل عند الله من عشر ذي الحجة ولا ليال أفضل من ليالهن

Artinya: “Tidak ada hari-hari yang lebih utama di sisi Allah daripada 10 hari pertama bulan Zulhijjah dan tidak ada malam-malam yang lebih utama dari pada malam-malamnya.”

Allah bersumpah dalam Al-Qur’an:

 

والفجر (1) وليال عشر (2)

Artinya: Demi fajar, dan malam yang 10. (QS. Alfajr:10)

Menurut Tgk Nikmal Maula, para ulama berbeda pendapat tentang waktu fajar yang dimaksudkan dalam ayat tersebut.

Baca juga: Niat Puasa Arafah 9 Zulhijjah 1446 H 2025, Keutamaannya Menghapus Dosa Setahun

“Ada ulama yang berpendapat bahwa waktu fajar yang dimaksud dalam ayat tersebut adalah fajar setiap hari.

Dan, ada yang berpendapat bahwa fajar yang dimaksud dalam ayat itu adalah awal bulan Muharram.

Kemudian, ada yang berpendapat bahwa itu maksudnya fajar hari pertama bulan Zulhijjah, karena berkaitan dengan malam-malam yang 10,” jelas Tgk Nikmal Maula yang merupakan putra sulung dari Abu Dr Tgk H Sulfanwandi Hasan MA dan Ummi Hj Erliyanti Yusuf SE.

Seperti diketahui, Dr Tgk H Sulfanwandi Hasan MA merupakan Pimpinan Dayah Raudhatul Qur’an, Tungkop, Kecamatan Darussalam, Aceh Besar, sekaligus dosen Fakultas Syariah dan Hukum UIN Ar-Raniry, Banda Aceh.

Di samping itu, sebut Tgk Nikmal Maula, ada juga riwayat lain tentang 10 malam tersebut.

Pertama, yang dimaksud dengan 10 malam itu adalah 10 akhir Ramadhan.

Baca juga: Keutamaan Puasa Zulhijjah Tarwiyah dan Arafah Ibadah Sunnah Sambut Idul Adha

Kedua, apa pula yang menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan 10 malam tersebut adalah 10 pertama Muharram.

“Adapun pendapat kuat dan sahih terkait ayat tersebut adalah 10 awal malam pada bulan Zulhijjah. Wallahu a'lam.

Yang jelas, ketika Allah bersumpah dengan dua waktu ini yaitu fajar dan 10 malam tersebut, pasti ada rahasia tertentu di dalamnya,” jelas Tgk Nikmal Maula yang merupakan alumni Dayah Ulee Titi, Kecamatan Ingin Jaya, Aceh Besar, sekaligus lulusan Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Darussalamah, Teupin Raya, Pidie.

Maka, apa pesan Rasulullah mengenai Zulhijjah?

Terkait hal ini, Tgk Nikmal Maula yang kini tercatat sebagai mahasiswa pascasarjana UIN Ar-Raniry, Banda Aceh, menjelaskan, apabila masuk 10 awal bulan Zulhijjah, maka bersungguh-sungguhlah pada ketaatan.

“Artinya, tingkatkan ibadah kita dibanding hari-hari sebelumnya.

Sebab, 10 hari di bulan Zulhijjah tersebut dimuliakan oleh Allah.

Kalau pada hari-hari biasa, ibadah kita hanya yang wajib-wajib saja atau ditambah dengan sunat rawatib, maka jika masuk 10 malam pertama bulan Zulhijjah, silakan ditambah dengan ibadah-ibadah sunat lainnya,” saran Tgk Nikmal Maula yang juga menjadi pengajar di Dayah Raudhatul Qur’an, Tungkop, Kecamatan Darussalam, Aceh Besar.

Lalu, apa saja ibadah yang bisa kita lakukan pada 10 hari awal bulan Zulhijjah?

Pria kelahiran Banda Aceh, 26 Januari 2000 ini menjelaskan, banyak ibadah yang bisa kita lakukan pada 10 hari awal bulan Zulhijjah.

Di antaranya, sebut Tgk Nikmal Maula, hidupkan malamnya dengan beribadah kepada Allah, shalat Tahajud bagi yang mampu, shalat Hajat, shalat Tasbih, bahkan perbanyak mengucapkan لا اله الا الله dan kalimah-kalimah tayyibah yaitu سبحان الله والحمد لله ولا اله الا الله والله اكبر

Hal ini sebagai syiar dan menguatkan iman serta mengesakan Allah.

Apalagi di malam dan Hari Arafah, ia mengajak untuk memperbanyak zikir yaitu:

 

لا اله الا الله وحده لا شريك له، له الملك وله الحمد وهو على كل شيئ قدير.

Sebagaimana sabda Nabi saw:

 

خير الدعاء دعاء يوم عرفة وخير ما قلتُ أنا والنبيون من قبلي لا اله الا الله وحده لا شريك له، له الملك وله الحمد وهو على كل شيئ قدير

 

Doa yang paling baik adalah doa pada Hari Arafah, dan doa yang paling utama yang Nabi ucapkan serta Nabi-Nabi sebelumnya adalah:

 

لا اله الا الله وحده لا شريك له، له الملك وله الحمد وهو على كل شيئ قدير

 

Selain itu, lanjut Tgk Nikmal Maula, mengisi hari-hari 10 awal bulan Zulhijjah dengan berpuasa.

“Jika tidak mampu pada awal Zulhijjah, maka laksanakanlah puasa pada hari Tarwiyah (8 Zulhijjah) dan Hari Arafah (9 Zulhijjah).

Mana kala kita melakukan puasa Arafah, maka Allah akan memberikan ampunan 2 tahun, setahun ke belakang dan setahun ke depan,” jelas Tgk Nikmal Maula yang juga mutawif (pembimbing) pada travel umrah PT Al Azhar Laris, Banda Aceh.

Di samping itu, sambung Tgk Nikmal Maula, lakukan kebaikan-kebaikan sosial lain yang bermanfaat untuk umat, masyarakat, dan agama seperti berinfak, sedekah, zakat, dan lain-lain.

“Menyembelih hewan kurban dan melaksanakan haji juga merupakan ibadahan yang bisa kita lakukan di 10 awal bulan Zulhijjah,” timpalnya dalam kajian rutin di Dayah Raudhatul Qur’an, dua malam lalu.

Berdasarkan penjelasan-penjelasan tersebut, tambahnya, dapat disimpulkan bahwa Zulhijjah adalah waktu yang sangat-sangat istimewa untuk memperbanyak amal ibadah, terutama ibadah shalat wajib, puasa sunat, takbir, tahmid, tahlil, sedekah, dan silaturrahim.

Sebab, semuanya akan mendapatkan pahala yang berlipat ganda dari Allah Swt dan sarana untuk mendekatkan diri kita kepada Sang Pencipta.

“Semoga Allah Swt mudahkan kita untuk beribadah kepada-Nya, serta kita doakan agar saudara-saudara kita yang melaksanakan ibadah haji tahun ini diberikan kemudahan dan kelancaran dalam ibadah, sempurna rukun dan ibadahnya,” tutup Tgk Nikmal Maula. (*)

 

 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved